27.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Wow… Biaya Renovasi Istana Buckingham Telan Rp6 Triliun

Foto: AP/Alastair Grant Para turis di bagian depan Istana Buckingham, kediaman resmi Ratu Inggris di London, Juni 2016.
Foto: AP/Alastair Grant
Para turis di bagian depan Istana Buckingham, kediaman resmi Ratu Inggris di London, Juni 2016.

LONDON, SUMUTPOS.CO – Renovasi Istana Buckingham di London, kediaman utama Ratu Elizabeth, diperkirakan akan menelan biaya ratusan juta dolar. Untuk pekerjaan itu, pemerintah berencana menggunakan pajak yang dibayar rakyat. Keputusan itu telah memicu kemarahan para pengkritik, yang mengatakan monarki itu seharusnya membayar pengeluarannya sendiri di saat negara sedang melakukan penghematan nasional.

Istana masih menarik ribuan turis, terutama pada saat pergantian penjaga, yang membuat pengunjung berebut mendapatkan foto terbaik dari bangunan bersejarah itu atau bahkan mendapatkan foto Ratu Elizabeth sendiri.

Dari luar, istana berusia 300 tahun itu tampak kokoh menjadi tempat tinggal kerajaan tertua di dunia. Namun di baliknya, para pejabat istana mengatakan bangunan sudah mulai hancur. Ketel-ketel uap telah berusia lebih dari 30 tahun, dan diperkirakan 160 kilometer kabel listrik dipasang tahun 1960an. Pipa-pipa dibuat dari tembaga dan besi tempa. Semua itu perlu diganti, dan biayanya diperkirakan sekitar US$460 juta (Rp 6,2 triliun).

Pemerintah Inggris telah menyetujui penggunaan dana publik. Namun banyak anggota legislatif, seperti Paul Monaghan dari Partai Nasional Skotlandia mempertanyakan mengapa rakyat harus membayar.

“Estimasi-estimasi menunjukkan bahwa nilai bersih kerajaan adalah sekitar $84 miliar. Kekayaan pribadi Ratu sekitar $650 juta. Jadi saya kira yang harus membayar adalah kerajaan, bukan rakyat,” ujarnya.

Pemerintah beralasan bahwa perawatan Istana Buckingham penting untuk Inggris.

Pemimpin-pemimpin negara yang berkunjung biasanya diberi upacara sambutan penuh oleh Ratu. Awal bulan ini, dia menyambut Presiden Kolombia Juan Manuel Santos.

Istana Buckingham juga menarik ratusan ribu turis. Banyak pengunjung mengatakan kepada VOA mereka terkejut mendengar masalah-masalah di istana.

“Mengingat langkah penghematan yang terjadi di seluruh negeri, saya kira sulit membebani wajib pajak dan rakyat untuk itu,” ujar seorang pria.

“Saya rasa hal itu seharusnya datang dari kedua belah pihak,” ujar turis yang lain. “Jika pemerintah yang membayar, uang kembalinya juga akan besar. Turis akan datang dan (istana) merupakan tempat yang akan dan ingin terus didatangi turis.”

Renovasi akan dilakukan dalam beberapa tahap, jadi Ratu tidak perlu pindah. Dan dengan adanya 775 kamar, seharusnya ada tempat baginya untuk menghindari suara konstruksi.

Pihak berwenang mengatakan jika rencana renovasi berjalan, istana tidak akan memerlukan renovasi sampai 2067. Pada saat itu, Pangeran William, yang ada dalam urutan kedua untuk naik tahta, akan berusia 85 tahun. (voa)

Foto: AP/Alastair Grant Para turis di bagian depan Istana Buckingham, kediaman resmi Ratu Inggris di London, Juni 2016.
Foto: AP/Alastair Grant
Para turis di bagian depan Istana Buckingham, kediaman resmi Ratu Inggris di London, Juni 2016.

LONDON, SUMUTPOS.CO – Renovasi Istana Buckingham di London, kediaman utama Ratu Elizabeth, diperkirakan akan menelan biaya ratusan juta dolar. Untuk pekerjaan itu, pemerintah berencana menggunakan pajak yang dibayar rakyat. Keputusan itu telah memicu kemarahan para pengkritik, yang mengatakan monarki itu seharusnya membayar pengeluarannya sendiri di saat negara sedang melakukan penghematan nasional.

Istana masih menarik ribuan turis, terutama pada saat pergantian penjaga, yang membuat pengunjung berebut mendapatkan foto terbaik dari bangunan bersejarah itu atau bahkan mendapatkan foto Ratu Elizabeth sendiri.

Dari luar, istana berusia 300 tahun itu tampak kokoh menjadi tempat tinggal kerajaan tertua di dunia. Namun di baliknya, para pejabat istana mengatakan bangunan sudah mulai hancur. Ketel-ketel uap telah berusia lebih dari 30 tahun, dan diperkirakan 160 kilometer kabel listrik dipasang tahun 1960an. Pipa-pipa dibuat dari tembaga dan besi tempa. Semua itu perlu diganti, dan biayanya diperkirakan sekitar US$460 juta (Rp 6,2 triliun).

Pemerintah Inggris telah menyetujui penggunaan dana publik. Namun banyak anggota legislatif, seperti Paul Monaghan dari Partai Nasional Skotlandia mempertanyakan mengapa rakyat harus membayar.

“Estimasi-estimasi menunjukkan bahwa nilai bersih kerajaan adalah sekitar $84 miliar. Kekayaan pribadi Ratu sekitar $650 juta. Jadi saya kira yang harus membayar adalah kerajaan, bukan rakyat,” ujarnya.

Pemerintah beralasan bahwa perawatan Istana Buckingham penting untuk Inggris.

Pemimpin-pemimpin negara yang berkunjung biasanya diberi upacara sambutan penuh oleh Ratu. Awal bulan ini, dia menyambut Presiden Kolombia Juan Manuel Santos.

Istana Buckingham juga menarik ratusan ribu turis. Banyak pengunjung mengatakan kepada VOA mereka terkejut mendengar masalah-masalah di istana.

“Mengingat langkah penghematan yang terjadi di seluruh negeri, saya kira sulit membebani wajib pajak dan rakyat untuk itu,” ujar seorang pria.

“Saya rasa hal itu seharusnya datang dari kedua belah pihak,” ujar turis yang lain. “Jika pemerintah yang membayar, uang kembalinya juga akan besar. Turis akan datang dan (istana) merupakan tempat yang akan dan ingin terus didatangi turis.”

Renovasi akan dilakukan dalam beberapa tahap, jadi Ratu tidak perlu pindah. Dan dengan adanya 775 kamar, seharusnya ada tempat baginya untuk menghindari suara konstruksi.

Pihak berwenang mengatakan jika rencana renovasi berjalan, istana tidak akan memerlukan renovasi sampai 2067. Pada saat itu, Pangeran William, yang ada dalam urutan kedua untuk naik tahta, akan berusia 85 tahun. (voa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/