30 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Hati Menyatu, Kandung Jantung Cuma Satu

Bayi kembar siam perempuan, Natalia dan Natasia asal Kutai Kartanegara.
Bayi kembar siam perempuan, Natalia dan Natasia asal Kutai Kartanegara.

SAMARINDA, SUMUTPOS.CO – Bayi kembar siam perempuan, Natalia dan Natasia asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akan dirujuk ke RS Dr Sutomo di Surabaya, Jawa Timur. Dalam perawatan medis RS Dirgahayu Samarinda, keduanya dalam kondisi sehat.

“Alhamdulillah dalam kondisi sehat. Keduanya memiliki sistem metabolik berbeda dan organnya masing-masing ada kecuali dempet pada dada dan perut,” kata Juru Bicara Tim Dokter RS Dirgahayu, dr Dadik Agus SpB SpBA, dalam keterangan pers di Ruang Perawatan Gemma RS Dirgahayu, Kamis (19/12).

Dadik menerangkan, dalam kasus siam Natalia dan Natasia, tim medis berharap keduanya bisa sukses menjalani operasi bedah, yang rencananya akan dilakukan di RS Dr Sutomo, Surabaya.

“Pada kasus ini, kami berharap keduanya bisa survive, selamat, karena dalam evaluasi kami sampai saat ini, keduanya memiliki 2 jantung yang terpisah, masing-masing memiliki jantung,” ujar Dadik.

“Dari gambaran scan yang kita lakukan, kemungkinan besar sekat kandung jantungnya hanya satu. Jantung masing-masing tapi kandung jantungnya satu,” tambahnya.

Selain persoalan jantung, siam Natalia dan Natasia juga memiliki kelainan liver sehingga memerlukan disiplin ilmu kedokteran yang lebih spesifik sehingga diharuskan untuk dirujuk ke Surabaya.

“Kemungkinan besar liver jadi satu, belum terpisah. Antisipasi kita, saat ini memerlukan keahlian khusus selain bedah anak dan anastesi anak, juga bedah Throrak, bedah jantung untuk naik operasi dimulai dari dadanya. Kemugkinan besar nanti pemisahan liver untuk tahu arah pembuluh darahnya,” ungkapnya

“Dari scan yang kita lakukan juga kemungkinan besar usus terpisah dengan satu tali pusar sehingga juga memerlukan dokter bedah plastik. Di Kaltim, belum memiliki bedah plastik dan bedah jantung,” terang Dadik.

Namun demikian, lanjut Dadik, tidak menutup kemungkinan nantinya akan dilakukan tindakan operasi darurat apabila dikemudian waktu, salah satu dari kembar siam itu meninggal dunia.

“Setiap saat, operasi emergency dilakukan saat salah satunya meninggal. Terpaksa harus kita lepaskan dari yang masih hidup,” tutupnya.

Dalam kesempatan itu, selain dr Dadik Agus SpB SpBA, juga hadir Direktur RS Dirgahayu dr Yohanes Ribut M.Kes dan Wakil Direktur dr Lukas, dr Manturio SpA serta ayah kandung Natalia dan Natasia, Lukman Ompu (33).

Sementara Direktur RS Dirgahayu dr Yohanes Ribut menambahkan, hingga saat ini pelayanan medis kepada Natalia dan Natasia, masih dalam tanggungan Jamsostek. Belum ada satupun instansi berwenang pemerintahan di Pemkab Kutai Kartanegara yang datang mendiskusikan pembiayaan rencana operasi Natalia dan Natasia.

“Belum, belum ada yang datang dari pemerintahan,” tegas Yohanes.

Natalia dan Natasia, lahir pada Sabtu (14/12) lalu, merupakan anak perempuan dari pasangan orangtua Lukman Ompu (33) dan Arta Maruli Hutabarat (22), yang tinggal di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara.

Sejak lahir, keduanya memiliki berat 6 kilogram dalam kondisi sehat namun memiliki kelainan dempet pada dada hingga perutnya. (net/bbs)

Bayi kembar siam perempuan, Natalia dan Natasia asal Kutai Kartanegara.
Bayi kembar siam perempuan, Natalia dan Natasia asal Kutai Kartanegara.

SAMARINDA, SUMUTPOS.CO – Bayi kembar siam perempuan, Natalia dan Natasia asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akan dirujuk ke RS Dr Sutomo di Surabaya, Jawa Timur. Dalam perawatan medis RS Dirgahayu Samarinda, keduanya dalam kondisi sehat.

“Alhamdulillah dalam kondisi sehat. Keduanya memiliki sistem metabolik berbeda dan organnya masing-masing ada kecuali dempet pada dada dan perut,” kata Juru Bicara Tim Dokter RS Dirgahayu, dr Dadik Agus SpB SpBA, dalam keterangan pers di Ruang Perawatan Gemma RS Dirgahayu, Kamis (19/12).

Dadik menerangkan, dalam kasus siam Natalia dan Natasia, tim medis berharap keduanya bisa sukses menjalani operasi bedah, yang rencananya akan dilakukan di RS Dr Sutomo, Surabaya.

“Pada kasus ini, kami berharap keduanya bisa survive, selamat, karena dalam evaluasi kami sampai saat ini, keduanya memiliki 2 jantung yang terpisah, masing-masing memiliki jantung,” ujar Dadik.

“Dari gambaran scan yang kita lakukan, kemungkinan besar sekat kandung jantungnya hanya satu. Jantung masing-masing tapi kandung jantungnya satu,” tambahnya.

Selain persoalan jantung, siam Natalia dan Natasia juga memiliki kelainan liver sehingga memerlukan disiplin ilmu kedokteran yang lebih spesifik sehingga diharuskan untuk dirujuk ke Surabaya.

“Kemungkinan besar liver jadi satu, belum terpisah. Antisipasi kita, saat ini memerlukan keahlian khusus selain bedah anak dan anastesi anak, juga bedah Throrak, bedah jantung untuk naik operasi dimulai dari dadanya. Kemugkinan besar nanti pemisahan liver untuk tahu arah pembuluh darahnya,” ungkapnya

“Dari scan yang kita lakukan juga kemungkinan besar usus terpisah dengan satu tali pusar sehingga juga memerlukan dokter bedah plastik. Di Kaltim, belum memiliki bedah plastik dan bedah jantung,” terang Dadik.

Namun demikian, lanjut Dadik, tidak menutup kemungkinan nantinya akan dilakukan tindakan operasi darurat apabila dikemudian waktu, salah satu dari kembar siam itu meninggal dunia.

“Setiap saat, operasi emergency dilakukan saat salah satunya meninggal. Terpaksa harus kita lepaskan dari yang masih hidup,” tutupnya.

Dalam kesempatan itu, selain dr Dadik Agus SpB SpBA, juga hadir Direktur RS Dirgahayu dr Yohanes Ribut M.Kes dan Wakil Direktur dr Lukas, dr Manturio SpA serta ayah kandung Natalia dan Natasia, Lukman Ompu (33).

Sementara Direktur RS Dirgahayu dr Yohanes Ribut menambahkan, hingga saat ini pelayanan medis kepada Natalia dan Natasia, masih dalam tanggungan Jamsostek. Belum ada satupun instansi berwenang pemerintahan di Pemkab Kutai Kartanegara yang datang mendiskusikan pembiayaan rencana operasi Natalia dan Natasia.

“Belum, belum ada yang datang dari pemerintahan,” tegas Yohanes.

Natalia dan Natasia, lahir pada Sabtu (14/12) lalu, merupakan anak perempuan dari pasangan orangtua Lukman Ompu (33) dan Arta Maruli Hutabarat (22), yang tinggal di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara.

Sejak lahir, keduanya memiliki berat 6 kilogram dalam kondisi sehat namun memiliki kelainan dempet pada dada hingga perutnya. (net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/