30.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

UU Kepemudaan Berlaku, OKP Persiapkan Diri

Wali Kota Medan Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-84

Peringatan hari Sumpah Pemuda ke 84 tahun bertema dengan Sumpah Pemuda, kita mantapkan kemandirian, kreativitas, dan identitas kebangsaan menuju komunitas ASEAN 2015. Sejalan itu, Undang-undang kepemudaan juga diterapkan pada tahun 2013 sebagai dukungan identitas kebangsaan.

Pernyataan komitmen penerapan UU Kepemudaan disampaikan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM saat membacakan pidato Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Andi A Malarangeng dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda ke-84 tahun, Senin (29/10) di halaman Kantor Wali Kota Medan.

HORMAT: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM menghormat bendera  upacara peringatan Sumpah Pemuda -84  halaman Kantor Wali Kota Medan (kanan).  //Redianto/sumut pos
HORMAT: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM menghormat bendera dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda ke-84 di halaman Kantor Wali Kota Medan (kanan). //Redianto/sumut pos

Hadir dalam upacara peringatan itu, Wakil Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi, Sekda Ir Syaiful Bahri, perwakilan pelajar SMU, Pramuka, KNPI Kota Medan, para PNS serta pimpinan SKPD Pemko Medan.

Dalam teks pidato yang dibacakan Rahudman itu, Menpora mengamanatkan, berbagai elemen dan unsur organisasi kepemudaan (OKP) agar mempersiapkan diri terhadap pelaksanaan UU Kepemudaan yang diberlakukan secara penuh tahun 2013. Hal ini penting disampaikan agar berbagai elemen dan unsur kepemudaan bisa menyesuaikan diri dengan baik. Kemudian dapat dijalankan dalam kehidupan bermasyarakat serta bernegara.

“Praktek pelaksanaan UU Kepemudaan sangat berarti karena diharapkan menjadi pedoman bersama dalam peri kehidupan berpolitik, bersosial, berekonomi dan berbudaya dan sebagai bagian dari satu landasan hukum dan etik dalam kehidupan kepemudaan di Indonesia,” ucapnya.

Para pegawai turut menghormat saat pengibaran sang saka merah putih  upacara peringatan Sumpah Pemuda, Senin (29/10)
Para pegawai turut menghormat saat pengibaran sang saka merah putih dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda, Senin (29/10)

Dia mengatakan, pada 2015 memasuki era komunitas ASEAN, yang meliputi komunitas keamanan, ekonomi dan sosial budaya. Mau tidak mau mengharuskan bangsa Indonesia mampu bekerja sama secara terbuka dalam mengelola arus barang, jasa maupun orang dan menuntut kesiapan agar bekerja sama dengan berbagai komunitas dari berbagai negara ASEAN.

Menurut dia, dalam hal tersebut perlu antisipasi tantangan kerja sama komunitas secara lebih kreatif dan bertanggung jawab. Disinilah letak peran pemuda dalam mengembangkan kreativitas agar bisa sejalan dengan tuntutan nilai-nilai baru komunitas internasional yang meliputi sekitar 600 juta orang se-ASEAN.

Masih dalam teks pidato tersebut, Rahudman menyampaikan, nilai-nilai baru yang perlu diantisipasi antara lain berkaitan dengan sistem komunikasi, pengelolaan struktur kerja sama, pengakuan terhadap perbedaan budaya dan gaya hidup.
“Berdasarkan etik emansipatif dan kesederajatan, kita terbuka terhadap globalisasi, tapi prinsip kita adalah identitas kebangsaan Indonesia harus berkembang dalam pergaulan antar bangsa,” paparnya.

Dia menambahkan, kreativitas tidak muncul begitu saja, sehingga perlu adanya perjuangan dan didapatkan dalam berbagai usaha yang jujur, berdisiplin tinggi serta kerja keras yang tak mengenal lelah, kreativitas yang handal perlu didukung oleh ilmu pengetahuan yang memadai.

Lebih lanjut, Rahudman membacakan imbauan Menpora para pemuda diajak untuk tidak mengenal lelah mengumpulkan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, mengembangkan kreativitas setinggi-tingginya yang kelak dapat dihargai dan berharga bagi masyarakat dunia.

“Kreativitas penting dalam menjalin kerja sama komunitas regional, karena kreativitas membuka peluang bagi kita berfikir dan mengerjakan hal-hal baru, dan kami tidak tahu hal-hal baru apa saja yang dapat dikerjakan di masa depan, hal ini dipercayakan sepenuhnya kepada generasi muda untuk membangun generasinya secara lebih canggih berdaya guna,” ingatkannya. (gus)

Perbanyak Aktivitas Postif untuk Gali Kreativitas

Sumpah pemuda ke-84 merupakan momentum bagi pemuda memperbanyak aktivitas positif demi menggali  kreativitas. Kegiatan yang dilakukan bisa melalui dengan mengisi kekuatan jiwa yang orientasi spirutal ibadah, dan menanamkan dalam diri agar berjiwa patriot, sehingga kuat dan siap dalam bentuk tantangan apa pun.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Medan, Salman Alfarisi. Dalam paparannya, bila jiwa sudah diisi dengan kegiatan ibadah keagamaan, maka pikiran positif terus terukir. Hasilnya, kreativitas bisa datang seiring kebutuhannya.

Menurut dia, kehadiran kreativitas tentunya datang tak secara tiba-tiba, melainkan melalui sebuah pergerakan dalam wadah pembinaan pemuda untuk selalu melakukan aktivitas positif sesuai dengan kreativitasnya. Hal lainnya, aksi negatif seperti geng motor, tawuran dan narkoba bisa terkikis dari pikiran pemuda. “Peringatan Sumpah Pemuda, Pemko Medan harus meningkatkan kepedulian untuk melakukan pengawasan dan pembelajaran terhadap pemuda, sehingga tak terjadi hal-hal yang negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain,” ungkapnya.

Politisi dari PKS Kota Medan itu berpendapat, pemberlakukan Undang-undung Kepemudaan yang diterapkan pada tahun 2013, perlu dibahas dan disosialisasikan mulai sekarang. Sehingga pada penerapannya tahun 2013 tak membuat pemuda khususnya organisas kepemudaan terkejut atas adanya peraturan tersebut.

Apalagi, paparnya bila dalam UU Kepemudaan tersebut bisa membelenggu kreativitas positif pemuda, tentunya inilah yang sebenar-benarnya ditolak. Kemudian, peraturan pemerintah juga perlu diketahui para pemuda di Kota Medan ini.
“Semestinya sudah ada pembahasannya di Kota Medan yang difasilitasi oleh Pemko Medan khususnya,” ingatkannya.

Tak hanya itu, Salman juga mengkritik kebijakan Pemko Medan mengenai pergeseran slogan kota yang dulunya, Kota Medan kota religius atau Kota Medan kota pendidik dan pelajar. Kini, Kota Medan sudah dikelilingi saranan hiburan.
“Inilah yang seharusnya menjadi perhatian Pemko Medan dan bisa mengembalikan Kota Medan benar-benar kota nyaman untuk menimba ilmu,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengingatkan kepada para Pemuda di Kota Medan untuk lebih mengedepankan kegiatan positif dan kepentingan banyak orang, disamping kegiatan pribadi untuk mengejar masa depan menjadi fokus utama.  “Dengan banyak melakukan kegiatan positif dan hasilnya berguna bagi banyak orang, itulah bukti kreativitas pemuda diuji, yang akan melahirkan pujian,” sebutnya. (gus)

Wali Kota Medan Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-84

Peringatan hari Sumpah Pemuda ke 84 tahun bertema dengan Sumpah Pemuda, kita mantapkan kemandirian, kreativitas, dan identitas kebangsaan menuju komunitas ASEAN 2015. Sejalan itu, Undang-undang kepemudaan juga diterapkan pada tahun 2013 sebagai dukungan identitas kebangsaan.

Pernyataan komitmen penerapan UU Kepemudaan disampaikan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM saat membacakan pidato Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Andi A Malarangeng dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda ke-84 tahun, Senin (29/10) di halaman Kantor Wali Kota Medan.

HORMAT: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM menghormat bendera  upacara peringatan Sumpah Pemuda -84  halaman Kantor Wali Kota Medan (kanan).  //Redianto/sumut pos
HORMAT: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM menghormat bendera dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda ke-84 di halaman Kantor Wali Kota Medan (kanan). //Redianto/sumut pos

Hadir dalam upacara peringatan itu, Wakil Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi, Sekda Ir Syaiful Bahri, perwakilan pelajar SMU, Pramuka, KNPI Kota Medan, para PNS serta pimpinan SKPD Pemko Medan.

Dalam teks pidato yang dibacakan Rahudman itu, Menpora mengamanatkan, berbagai elemen dan unsur organisasi kepemudaan (OKP) agar mempersiapkan diri terhadap pelaksanaan UU Kepemudaan yang diberlakukan secara penuh tahun 2013. Hal ini penting disampaikan agar berbagai elemen dan unsur kepemudaan bisa menyesuaikan diri dengan baik. Kemudian dapat dijalankan dalam kehidupan bermasyarakat serta bernegara.

“Praktek pelaksanaan UU Kepemudaan sangat berarti karena diharapkan menjadi pedoman bersama dalam peri kehidupan berpolitik, bersosial, berekonomi dan berbudaya dan sebagai bagian dari satu landasan hukum dan etik dalam kehidupan kepemudaan di Indonesia,” ucapnya.

Para pegawai turut menghormat saat pengibaran sang saka merah putih  upacara peringatan Sumpah Pemuda, Senin (29/10)
Para pegawai turut menghormat saat pengibaran sang saka merah putih dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda, Senin (29/10)

Dia mengatakan, pada 2015 memasuki era komunitas ASEAN, yang meliputi komunitas keamanan, ekonomi dan sosial budaya. Mau tidak mau mengharuskan bangsa Indonesia mampu bekerja sama secara terbuka dalam mengelola arus barang, jasa maupun orang dan menuntut kesiapan agar bekerja sama dengan berbagai komunitas dari berbagai negara ASEAN.

Menurut dia, dalam hal tersebut perlu antisipasi tantangan kerja sama komunitas secara lebih kreatif dan bertanggung jawab. Disinilah letak peran pemuda dalam mengembangkan kreativitas agar bisa sejalan dengan tuntutan nilai-nilai baru komunitas internasional yang meliputi sekitar 600 juta orang se-ASEAN.

Masih dalam teks pidato tersebut, Rahudman menyampaikan, nilai-nilai baru yang perlu diantisipasi antara lain berkaitan dengan sistem komunikasi, pengelolaan struktur kerja sama, pengakuan terhadap perbedaan budaya dan gaya hidup.
“Berdasarkan etik emansipatif dan kesederajatan, kita terbuka terhadap globalisasi, tapi prinsip kita adalah identitas kebangsaan Indonesia harus berkembang dalam pergaulan antar bangsa,” paparnya.

Dia menambahkan, kreativitas tidak muncul begitu saja, sehingga perlu adanya perjuangan dan didapatkan dalam berbagai usaha yang jujur, berdisiplin tinggi serta kerja keras yang tak mengenal lelah, kreativitas yang handal perlu didukung oleh ilmu pengetahuan yang memadai.

Lebih lanjut, Rahudman membacakan imbauan Menpora para pemuda diajak untuk tidak mengenal lelah mengumpulkan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, mengembangkan kreativitas setinggi-tingginya yang kelak dapat dihargai dan berharga bagi masyarakat dunia.

“Kreativitas penting dalam menjalin kerja sama komunitas regional, karena kreativitas membuka peluang bagi kita berfikir dan mengerjakan hal-hal baru, dan kami tidak tahu hal-hal baru apa saja yang dapat dikerjakan di masa depan, hal ini dipercayakan sepenuhnya kepada generasi muda untuk membangun generasinya secara lebih canggih berdaya guna,” ingatkannya. (gus)

Perbanyak Aktivitas Postif untuk Gali Kreativitas

Sumpah pemuda ke-84 merupakan momentum bagi pemuda memperbanyak aktivitas positif demi menggali  kreativitas. Kegiatan yang dilakukan bisa melalui dengan mengisi kekuatan jiwa yang orientasi spirutal ibadah, dan menanamkan dalam diri agar berjiwa patriot, sehingga kuat dan siap dalam bentuk tantangan apa pun.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Medan, Salman Alfarisi. Dalam paparannya, bila jiwa sudah diisi dengan kegiatan ibadah keagamaan, maka pikiran positif terus terukir. Hasilnya, kreativitas bisa datang seiring kebutuhannya.

Menurut dia, kehadiran kreativitas tentunya datang tak secara tiba-tiba, melainkan melalui sebuah pergerakan dalam wadah pembinaan pemuda untuk selalu melakukan aktivitas positif sesuai dengan kreativitasnya. Hal lainnya, aksi negatif seperti geng motor, tawuran dan narkoba bisa terkikis dari pikiran pemuda. “Peringatan Sumpah Pemuda, Pemko Medan harus meningkatkan kepedulian untuk melakukan pengawasan dan pembelajaran terhadap pemuda, sehingga tak terjadi hal-hal yang negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain,” ungkapnya.

Politisi dari PKS Kota Medan itu berpendapat, pemberlakukan Undang-undung Kepemudaan yang diterapkan pada tahun 2013, perlu dibahas dan disosialisasikan mulai sekarang. Sehingga pada penerapannya tahun 2013 tak membuat pemuda khususnya organisas kepemudaan terkejut atas adanya peraturan tersebut.

Apalagi, paparnya bila dalam UU Kepemudaan tersebut bisa membelenggu kreativitas positif pemuda, tentunya inilah yang sebenar-benarnya ditolak. Kemudian, peraturan pemerintah juga perlu diketahui para pemuda di Kota Medan ini.
“Semestinya sudah ada pembahasannya di Kota Medan yang difasilitasi oleh Pemko Medan khususnya,” ingatkannya.

Tak hanya itu, Salman juga mengkritik kebijakan Pemko Medan mengenai pergeseran slogan kota yang dulunya, Kota Medan kota religius atau Kota Medan kota pendidik dan pelajar. Kini, Kota Medan sudah dikelilingi saranan hiburan.
“Inilah yang seharusnya menjadi perhatian Pemko Medan dan bisa mengembalikan Kota Medan benar-benar kota nyaman untuk menimba ilmu,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengingatkan kepada para Pemuda di Kota Medan untuk lebih mengedepankan kegiatan positif dan kepentingan banyak orang, disamping kegiatan pribadi untuk mengejar masa depan menjadi fokus utama.  “Dengan banyak melakukan kegiatan positif dan hasilnya berguna bagi banyak orang, itulah bukti kreativitas pemuda diuji, yang akan melahirkan pujian,” sebutnya. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/