31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

PP-IPK Bentrok, Peran Intel Dituding Lemah

Foto: Fadli/PM Personil Sabhara dan Brimob Poldasu langsung turun ke lokasi bentrok PP vs IPK di berbagai lokasi Medan, Minggu (31/1/2016).
Foto: Fadli/PM
Personil Sabhara dan Brimob Poldasu langsung turun ke lokasi bentrok PP vs IPK di berbagai lokasi Medan, Minggu (31/1/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bentrok dua Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di sejumlah kawsan di Kota Medan, Sabtu (30/1) petang kemarin, membuktikan kalau Kepolisian tidak profesional dan lemahnya intelijen. Apalagi, massa kedua OKP tak terkendali dan bersikap seenaknya membuat resah masyarakat serta mengganggu situasi Kamtibmas di daerah tersebut.

“Bentrokan dua OKP ini akibat tidak berwibawanya Kapolresta Medan maupun Kapolda Sumut. Sehingga kedua massa OKP tidak terkendali dan bersikap seenaknya membuat resah masyarakat serta mengganggu situasi kamtibmas di daerah tersebut,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Minggu (31/1).

Menurut Neta, dari kronologis yang ada, bentrokan ini terjadi akibat aparat kepolisian membiarkan salah satu kelompok OKP melakukan konvoi tanpa ada pengawalan aparat keamanan. Padahal semua orang di Sumut tahu persis bahwa antara PP dan IPK adalah musuh bebuyutan, yang selalu bertikai sejak lama. Tapi kenapa Kapolresta Medan dan Kapolda Sumut membiarkan salah satu OKP itu konvoi tanpa pengawalan aparat.

“Apakah kepolisian tidak tahu jika OKP itu akan bergerak. Lalu dimana intelijen kepolisian dan apa kerja mereka jika tidak mampu mendeteksi manuver yang akan dilakukan OKP tersebut,” ujar Neta.

Padahal, konvoi itu melibatkan 160 orang, 10 mobil, dan 60 sepeda motor, dan mulai bergerak pukul 15.15 WIB dari kawasan Jalan Krakatau menuju Jalan Pelajar. Konvoi ini juga melintas di Jalan MH Thamrin di dekat markas MPW PP Sumut. Disinilah terjadi bentrokan hingga gelombang massa terpecah ke Jalan Asia, Jalan Sutrisno, Jalan Pandu, Jalan Semarang dan Jalan Surabaya.

Sejumlah mobil dihancurkan dan sepeda motor dibakar. Ironisnya, lanjut Neta, tidak ada polisi yang mengendalikan situasi, padahal kekacauan ini terjadi di pusat bisnis Kota Medan. Kantor MPW PP Sumut diserang dan dilempar bom molotov hingga terbakar. Setelah situasi kacau baru terlihat Wakapolda Sumut Brigjen Adhi P turun ke lokasi.

Menurut Neta, kedua OKP itu memang sering bentrokan, tapi tidak sebesar itu, meski demikian tetap saja sangat meresahkan masyarkat.

Kasus ini menjadi gambaran betapa tidak amannya Kota Medan. Apalagi jika setiap kali terjadi bentrokan terjadi kerusakan, akibatnya investor dan wisatawan pun takut datang ke Medan.

“Maka sangat disayangkan kenapa bentrokan demi bentrokan dibiarkan terjadi. Sepertinya Kapolresta Medan maupun Kapolda Sumut tidak mampu mengendalikan kedua OKP ini, dan menunjukkan mereka tidak punya wibawa. Seharusnya mereka mampu bertindak tegas menyapu bersih oknum-oknum OKP yang menjadi biang bentrokan,” demikian Neta.

Karenanya, menurut Neta, Kapolri harus segera mencopot Kapolretsa Medan dan Kapolda Sumut, mengganti dengan perwira yang mampu menjaga Kamtibmas Kota Medan dengan kondusif.

“Apalagi Kapolri Jenderal Badroeddin Haiti pernah jadi Kapolda Sumut tentu dia tahu persis dimana kelemahan Kapolresta Medan dan Kapolda Sumut hingga bentrokan antara PP dan IPK terjadi dan membuat satu orang tewas dan sejumlah lainnya luka, dua sepeda motor dibakar dan tiga mobil dirusak,” pungkasnya.

Foto: Fadli/PM Personil Sabhara dan Brimob Poldasu langsung turun ke lokasi bentrok PP vs IPK di berbagai lokasi Medan, Minggu (31/1/2016).
Foto: Fadli/PM
Personil Sabhara dan Brimob Poldasu langsung turun ke lokasi bentrok PP vs IPK di berbagai lokasi Medan, Minggu (31/1/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bentrok dua Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di sejumlah kawsan di Kota Medan, Sabtu (30/1) petang kemarin, membuktikan kalau Kepolisian tidak profesional dan lemahnya intelijen. Apalagi, massa kedua OKP tak terkendali dan bersikap seenaknya membuat resah masyarakat serta mengganggu situasi Kamtibmas di daerah tersebut.

“Bentrokan dua OKP ini akibat tidak berwibawanya Kapolresta Medan maupun Kapolda Sumut. Sehingga kedua massa OKP tidak terkendali dan bersikap seenaknya membuat resah masyarakat serta mengganggu situasi kamtibmas di daerah tersebut,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Minggu (31/1).

Menurut Neta, dari kronologis yang ada, bentrokan ini terjadi akibat aparat kepolisian membiarkan salah satu kelompok OKP melakukan konvoi tanpa ada pengawalan aparat keamanan. Padahal semua orang di Sumut tahu persis bahwa antara PP dan IPK adalah musuh bebuyutan, yang selalu bertikai sejak lama. Tapi kenapa Kapolresta Medan dan Kapolda Sumut membiarkan salah satu OKP itu konvoi tanpa pengawalan aparat.

“Apakah kepolisian tidak tahu jika OKP itu akan bergerak. Lalu dimana intelijen kepolisian dan apa kerja mereka jika tidak mampu mendeteksi manuver yang akan dilakukan OKP tersebut,” ujar Neta.

Padahal, konvoi itu melibatkan 160 orang, 10 mobil, dan 60 sepeda motor, dan mulai bergerak pukul 15.15 WIB dari kawasan Jalan Krakatau menuju Jalan Pelajar. Konvoi ini juga melintas di Jalan MH Thamrin di dekat markas MPW PP Sumut. Disinilah terjadi bentrokan hingga gelombang massa terpecah ke Jalan Asia, Jalan Sutrisno, Jalan Pandu, Jalan Semarang dan Jalan Surabaya.

Sejumlah mobil dihancurkan dan sepeda motor dibakar. Ironisnya, lanjut Neta, tidak ada polisi yang mengendalikan situasi, padahal kekacauan ini terjadi di pusat bisnis Kota Medan. Kantor MPW PP Sumut diserang dan dilempar bom molotov hingga terbakar. Setelah situasi kacau baru terlihat Wakapolda Sumut Brigjen Adhi P turun ke lokasi.

Menurut Neta, kedua OKP itu memang sering bentrokan, tapi tidak sebesar itu, meski demikian tetap saja sangat meresahkan masyarkat.

Kasus ini menjadi gambaran betapa tidak amannya Kota Medan. Apalagi jika setiap kali terjadi bentrokan terjadi kerusakan, akibatnya investor dan wisatawan pun takut datang ke Medan.

“Maka sangat disayangkan kenapa bentrokan demi bentrokan dibiarkan terjadi. Sepertinya Kapolresta Medan maupun Kapolda Sumut tidak mampu mengendalikan kedua OKP ini, dan menunjukkan mereka tidak punya wibawa. Seharusnya mereka mampu bertindak tegas menyapu bersih oknum-oknum OKP yang menjadi biang bentrokan,” demikian Neta.

Karenanya, menurut Neta, Kapolri harus segera mencopot Kapolretsa Medan dan Kapolda Sumut, mengganti dengan perwira yang mampu menjaga Kamtibmas Kota Medan dengan kondusif.

“Apalagi Kapolri Jenderal Badroeddin Haiti pernah jadi Kapolda Sumut tentu dia tahu persis dimana kelemahan Kapolresta Medan dan Kapolda Sumut hingga bentrokan antara PP dan IPK terjadi dan membuat satu orang tewas dan sejumlah lainnya luka, dua sepeda motor dibakar dan tiga mobil dirusak,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/