31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Sepekan Lebih Beroperasi, Pasien Isolasi di KM Bukit Raya Masih Sepi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak difungsikan sebagai tempat isolasi terapung khusus untuk pasien Covid-19 di Kota Medan pada Jumat (20/8) lalu, jumlah pasien Covid-19 yang menjalani isolasi pada Kapal Motor (KM) Bukit Raya di Pelabuhan Belawan, masih sepi, bahkan jauh dari harapan.

ISOTER: Pemko Medan bekerjasama dengan Kemenhub dan PT Pelni menjadikan KM Bukit Raya sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter) bagi warga Kota Medan yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG).

Pasalnya, setelah beroperasi lebih dari 10 hari, jumlah pasien yang tergolong pasien dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga pasien dengan gejala ringan yang pernah dan sedang menjalani isolasi di Kapal milik PT Pelni itu masih di bawah 50 orang.

Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Kesehatan enggan menyebutkan berapa jumlah pasti pasien yang sudah dan sedang menjalani Isolasi di KM Bukit Raya. “Belum sampai lah kalau 50 orang yang isolasi di Kapal Bukit Raya. Kalau berapa jumlah pastinya saya kurang tahu, nanti saya lihat datanya lagi ya. Nanti saya bagi datanya,” ucap Plt Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Mardohar Tambunan kepada Sumut Pos, Senin (30/8) petang.

Mardohar mengakui, wajar saja bila saat ini tidak banyak masyarakat yang bersedia menjalani isolasi di KM Bukit Raya. Berbeda dengan 2 lokasi isolasi yang dikelola Pemko Medan, yakni eks Hotel Soechi dan Gedung P4TK, dan lokasi isolasi Asrama Haji, tingkat keterisiannya langsung di atas 50 persen begitu beroperasi lebih dari satu minggu.

Menurut Mardohar, tidak mudah meyakinkan masyarakat untuk mau menjalani isolasi di dalam kapal.”Ya wajar lah kalau Kapal Bukit Raya yang isolasi gak sebanyak Hotel Soechi dan gedung P4TK. Gak mudah meyakinkan masyarakat untuk isolasi di kapal. Masih ada masyarakat yang merasa terkungkung saat isolasi di kapal, padahal kan tidak begitu. Malah berdasarkan pengalaman di tempat lain, yang isolasi di kapal justru lebih cepat pemulihannya,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi PKS DPRD Medan, Rudiyanto Simangunsong mengaku sangat menyayangkan tidak maksimalnya KM Bukit Raya sebagai tempat isoter bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG. Namun begitu, ia mengaku tetap mengapresiasi kebijakan Wali Kota Medan yang menyiapkan KM Bukit Raya sebagai lokasi Isoter di Medan Utara.

“Sebenarnya sayang sekali kalau tidak maksimal, mengingat Hotel Soechi dan Gedung P4TK banyak di isi para pasien. Begitu pun, saya tetap apresiasi saudara Wali Kota yang berkenan memperjuangkan datangnya KM Bukit Raya ke Pelabuhan Belawan untuk jadi Isoter,” kata Rudiyanto kepada Sumut Pos, Selasa (31/8).

Ketua Komisi I DPRD Medan meminta Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 Kota Medan untuk melakukan evaluasi terkait apa-apa saja yang menjadi kendala. Sehingga, tidak banyak masyarakat Kota Medan, khususnya Medan Utara yang mau menjalani isolasi di KM Bukit Raya.

Apalagi, kata Rudiyanto, warga Medan Utara dan khususnya Medan Belawan, memang memiliki kultur yang sudah sangat dekat dengan keberadaan laut. Harus, tidak sulit bagi Pemko Medan untuk membawa warga Medan Utara yang positif Covid-19 agar mau isolasi di Kapal Bukit Raya.

“Berbeda misalnya dengan warga Medan Selatan dan wilayah lainnya yang tidak ‘akrab’ dengan suasana laut. Tapi kalau warga Medan Utara apalagi Belawan, harusnya tidak sulit. Jelas ini ada yang salah, untuk itu harus di evaluasi Pemko Medan,” terangnya.

Selain itu, lanjut Rudiyanto, sudah saatnya bagi Pemko Medan untuk memikirkan alternatif tempat isolasi di Kawasan Medan Utara. Harapannya, Pemko Medan dapat menyediakan gedung tempat Isolasi Pasien Covid-19 di Medan Utara, bukan lagi kapal seperti KM Bukit Raya.

“Jadi selain dievaluasi bagaimana caranya agar warga mau diisolasi di KM Bukit Raya, Pemko juga sudah saatnya mencari gedung tempat isolasi di Medan Utara. Karena kalau sudah begini, yang kita lihat masyarakat lebih mau di isolasi di dalam gedung dari pada di kapal. Lihat saja Hotel Soechi dan P4TK, banyak masyarakat mau di isolasi disana,” pungkasnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak difungsikan sebagai tempat isolasi terapung khusus untuk pasien Covid-19 di Kota Medan pada Jumat (20/8) lalu, jumlah pasien Covid-19 yang menjalani isolasi pada Kapal Motor (KM) Bukit Raya di Pelabuhan Belawan, masih sepi, bahkan jauh dari harapan.

ISOTER: Pemko Medan bekerjasama dengan Kemenhub dan PT Pelni menjadikan KM Bukit Raya sebagai tempat isolasi terpusat (Isoter) bagi warga Kota Medan yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG).

Pasalnya, setelah beroperasi lebih dari 10 hari, jumlah pasien yang tergolong pasien dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga pasien dengan gejala ringan yang pernah dan sedang menjalani isolasi di Kapal milik PT Pelni itu masih di bawah 50 orang.

Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Kesehatan enggan menyebutkan berapa jumlah pasti pasien yang sudah dan sedang menjalani Isolasi di KM Bukit Raya. “Belum sampai lah kalau 50 orang yang isolasi di Kapal Bukit Raya. Kalau berapa jumlah pastinya saya kurang tahu, nanti saya lihat datanya lagi ya. Nanti saya bagi datanya,” ucap Plt Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Mardohar Tambunan kepada Sumut Pos, Senin (30/8) petang.

Mardohar mengakui, wajar saja bila saat ini tidak banyak masyarakat yang bersedia menjalani isolasi di KM Bukit Raya. Berbeda dengan 2 lokasi isolasi yang dikelola Pemko Medan, yakni eks Hotel Soechi dan Gedung P4TK, dan lokasi isolasi Asrama Haji, tingkat keterisiannya langsung di atas 50 persen begitu beroperasi lebih dari satu minggu.

Menurut Mardohar, tidak mudah meyakinkan masyarakat untuk mau menjalani isolasi di dalam kapal.”Ya wajar lah kalau Kapal Bukit Raya yang isolasi gak sebanyak Hotel Soechi dan gedung P4TK. Gak mudah meyakinkan masyarakat untuk isolasi di kapal. Masih ada masyarakat yang merasa terkungkung saat isolasi di kapal, padahal kan tidak begitu. Malah berdasarkan pengalaman di tempat lain, yang isolasi di kapal justru lebih cepat pemulihannya,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Ketua Fraksi PKS DPRD Medan, Rudiyanto Simangunsong mengaku sangat menyayangkan tidak maksimalnya KM Bukit Raya sebagai tempat isoter bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG. Namun begitu, ia mengaku tetap mengapresiasi kebijakan Wali Kota Medan yang menyiapkan KM Bukit Raya sebagai lokasi Isoter di Medan Utara.

“Sebenarnya sayang sekali kalau tidak maksimal, mengingat Hotel Soechi dan Gedung P4TK banyak di isi para pasien. Begitu pun, saya tetap apresiasi saudara Wali Kota yang berkenan memperjuangkan datangnya KM Bukit Raya ke Pelabuhan Belawan untuk jadi Isoter,” kata Rudiyanto kepada Sumut Pos, Selasa (31/8).

Ketua Komisi I DPRD Medan meminta Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 Kota Medan untuk melakukan evaluasi terkait apa-apa saja yang menjadi kendala. Sehingga, tidak banyak masyarakat Kota Medan, khususnya Medan Utara yang mau menjalani isolasi di KM Bukit Raya.

Apalagi, kata Rudiyanto, warga Medan Utara dan khususnya Medan Belawan, memang memiliki kultur yang sudah sangat dekat dengan keberadaan laut. Harus, tidak sulit bagi Pemko Medan untuk membawa warga Medan Utara yang positif Covid-19 agar mau isolasi di Kapal Bukit Raya.

“Berbeda misalnya dengan warga Medan Selatan dan wilayah lainnya yang tidak ‘akrab’ dengan suasana laut. Tapi kalau warga Medan Utara apalagi Belawan, harusnya tidak sulit. Jelas ini ada yang salah, untuk itu harus di evaluasi Pemko Medan,” terangnya.

Selain itu, lanjut Rudiyanto, sudah saatnya bagi Pemko Medan untuk memikirkan alternatif tempat isolasi di Kawasan Medan Utara. Harapannya, Pemko Medan dapat menyediakan gedung tempat Isolasi Pasien Covid-19 di Medan Utara, bukan lagi kapal seperti KM Bukit Raya.

“Jadi selain dievaluasi bagaimana caranya agar warga mau diisolasi di KM Bukit Raya, Pemko juga sudah saatnya mencari gedung tempat isolasi di Medan Utara. Karena kalau sudah begini, yang kita lihat masyarakat lebih mau di isolasi di dalam gedung dari pada di kapal. Lihat saja Hotel Soechi dan P4TK, banyak masyarakat mau di isolasi disana,” pungkasnya. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/