25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Persoalan Air PDAM Masih Dikeluhkan Pelanggan, Paling Banyak Keluhan dari Medan Tembung


SUTAN SIREGAR/SUMUT POSPDAM TIRTANADI:
Beberapa kendaraan melintas di depan kantor PDAM Tirtanadi Jalan Sisingamangaraja Medan.

MEDAN, SUMAUTPOS.CO – Masyarakat di beberapa tempat masih mengeluhkan pelayanan, khususnya ketersediaan air dari PDAM Tirtanadi. Karena itu, perusahaan ini diminta mencari terobosan agar persoalan yang muncul di masyarakat, terkait penyediaan air bersih bisa diatasi.

Hal itu disampaikan Anggota DPRD Sumut HM Nezar Djoeli kepada wartawan, Rabu (31/10). Menurutnya sampai saat ini keluhan masyarakat terhadap pelayanan perusahaan daerah tersebut kerap ia terima dari para konstituennya di sejumlah kecamatan. Khususnya Kecamatan Medan Tembung, pelanggan mengeluh karena air lebih sering mati.

“PDAM Tirtanadi memang kita lihat masih memiliki sekelumit persoalan yang membutuhkan sebuah terobosan dalam menyelesaikan berbagai kendalanya. Antara lain soal pencatatan meteran yang pada masa lalu menyebabkan membludaknya tagihan-tagihan air di rakyat,” ujar Nezar.

Karena kondisi itu seperti tidak ada solusi jelas dari perusahaan, maka tidak sedikit yang mempermasalahkannya hingga menjadi pertikaian antara pelanggan dan PDAM Tirtanadi sebagai penyedia air bersih.

Padahal katanya, sudah seharusnya ada perubahan metode ke arah yang lebih canggih dan modern serta dapat dipercaya. “Apalagi soal biaya rekening air yang tidak sesuai antara perkiraan pemakaian dengan jumlah hitungan di meteran,” katanya.

Dirinya menyebutkan bahwa seringkali pengaduan yang ia terima dari masyarakat adalah air bercampur angin yang lewat dari merteran dan terecatat sebagai pemakaian setiap harinya. Ditambah lagi dengan kebijakan menaikkan tarif dengan alasan peningkatan pelayanan. Meskipun menurutnya setelah tarif naik, tetap saja persoalan ketersediaan air di sejumlah tempat, tetap tidak berubah, tetap byarpet.

“Tentu masyarakat resah dan marah. Karena yang keluar itu angin, tetapi tetap tercata di meteran sebagai pemakaian. Kan kasihan pelanggan, sudah bayar mahal tetapi kualitasnya masih buruk,” kata dia yang mencontohkan kondisi pelayanan air yang buruk di Kecamatan Medan Tembung.

Dengan begitu, dirinya berharap PDAM Tirtanadi bisa turun langsung ke pelanggan satu persatu, menerima keluhan dan ditanggapi. Sebab katanya, kondisi masyarakat yang membutuhkan air bersih perlu diprioritaskan. Sehingga peningkatan kapasitas ataupun lainnya, sejalan dengan pelayanan yang diberikan kepada rakyat.

“Memang ada yang sudah lancer airnya sekarang setelah kita desak ke PDAM untuk diperbaiki. Tetapi itu mungkin hanya sebagian kecil saja dari banyak tempat. Jadi masih banyak lagi yang harus diselesaikan PDAM Tirtanadi ini,” pungkasnya seraya menegaskan bahwa kelancaran air merupakan hal mutlak yang seharusnya sudah dijalankan perusahaan plat merah itu. (bal/ila)


SUTAN SIREGAR/SUMUT POSPDAM TIRTANADI:
Beberapa kendaraan melintas di depan kantor PDAM Tirtanadi Jalan Sisingamangaraja Medan.

MEDAN, SUMAUTPOS.CO – Masyarakat di beberapa tempat masih mengeluhkan pelayanan, khususnya ketersediaan air dari PDAM Tirtanadi. Karena itu, perusahaan ini diminta mencari terobosan agar persoalan yang muncul di masyarakat, terkait penyediaan air bersih bisa diatasi.

Hal itu disampaikan Anggota DPRD Sumut HM Nezar Djoeli kepada wartawan, Rabu (31/10). Menurutnya sampai saat ini keluhan masyarakat terhadap pelayanan perusahaan daerah tersebut kerap ia terima dari para konstituennya di sejumlah kecamatan. Khususnya Kecamatan Medan Tembung, pelanggan mengeluh karena air lebih sering mati.

“PDAM Tirtanadi memang kita lihat masih memiliki sekelumit persoalan yang membutuhkan sebuah terobosan dalam menyelesaikan berbagai kendalanya. Antara lain soal pencatatan meteran yang pada masa lalu menyebabkan membludaknya tagihan-tagihan air di rakyat,” ujar Nezar.

Karena kondisi itu seperti tidak ada solusi jelas dari perusahaan, maka tidak sedikit yang mempermasalahkannya hingga menjadi pertikaian antara pelanggan dan PDAM Tirtanadi sebagai penyedia air bersih.

Padahal katanya, sudah seharusnya ada perubahan metode ke arah yang lebih canggih dan modern serta dapat dipercaya. “Apalagi soal biaya rekening air yang tidak sesuai antara perkiraan pemakaian dengan jumlah hitungan di meteran,” katanya.

Dirinya menyebutkan bahwa seringkali pengaduan yang ia terima dari masyarakat adalah air bercampur angin yang lewat dari merteran dan terecatat sebagai pemakaian setiap harinya. Ditambah lagi dengan kebijakan menaikkan tarif dengan alasan peningkatan pelayanan. Meskipun menurutnya setelah tarif naik, tetap saja persoalan ketersediaan air di sejumlah tempat, tetap tidak berubah, tetap byarpet.

“Tentu masyarakat resah dan marah. Karena yang keluar itu angin, tetapi tetap tercata di meteran sebagai pemakaian. Kan kasihan pelanggan, sudah bayar mahal tetapi kualitasnya masih buruk,” kata dia yang mencontohkan kondisi pelayanan air yang buruk di Kecamatan Medan Tembung.

Dengan begitu, dirinya berharap PDAM Tirtanadi bisa turun langsung ke pelanggan satu persatu, menerima keluhan dan ditanggapi. Sebab katanya, kondisi masyarakat yang membutuhkan air bersih perlu diprioritaskan. Sehingga peningkatan kapasitas ataupun lainnya, sejalan dengan pelayanan yang diberikan kepada rakyat.

“Memang ada yang sudah lancer airnya sekarang setelah kita desak ke PDAM untuk diperbaiki. Tetapi itu mungkin hanya sebagian kecil saja dari banyak tempat. Jadi masih banyak lagi yang harus diselesaikan PDAM Tirtanadi ini,” pungkasnya seraya menegaskan bahwa kelancaran air merupakan hal mutlak yang seharusnya sudah dijalankan perusahaan plat merah itu. (bal/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/