25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Impikan Batam jadi Pusat Transhipment

Pelabuhan Tanjungsauh direncanakan memiliki terminal kargo seluas 1.000 hektar yang disambung dengan jalur darat atau jembatan sepanjang 7 kilometer dari Terminal Kabil. “Masa Batam kalah dengan kawasan FTZ Iskadar Developmen Region di Malaysia yang baru beberapa tahun. Jadi perlu upaya nyata mewujudkan Batam sebagai pusat transhipment,” ujar Rida. Rida juga menekankan, status FTZ untuk Batam tidak boleh lagi setegah hati. Ibarat naga, kepala dilepas tapi ekor dipegang. Ke depan, para pengambil kebijakan di Batam harus berani memperjuangkan ke pemerintah pusat, agar fasilitas FTZ yang diberikan ke Batam dan wilayah lainnya di Kepri benar-benar penuh. Sehingga Batam yang menjadi etalase Indonesia, bisa sejajar dengan negara maju seperti Singapura dan Malaysia.

“Riau Pos Grup harus bisa mendorong kemajuan Batam dengan menyajikan berita-berita yang memang mendukung dan dibutuhkan masyarakat,” kata Rida. Pemaparan Wali Kota Batam, dulu, kini, dan akan datang, serta respon Chairman Riau Pos Grup terhadap pemaparan itu, berlanjut pada makan malam bersama. Namun sebelum itu, Wali Kota Batam menyempatkan membagikan buku karyanya yang berjudul Sejarah Melayu kepada 23 pemred media cetak, delapan media online, dan tiga dari delapan media televisi, serta satu radio dalam naungan Riau Pos Grup.

“Buku sejarah melayu ini bisa dikatakan yang paling lengkap, selama ini ada buku tentang sejarah melayu, namun terserak-serak, buku ini bisa menjadi referensi,” ujar Dahlan. Buku tersebut sebenarnya Disertasi Dahlan saat meraih gelar Doktor di Malaysia yang kemudian dibukukan. Buku ini juga meraih Anugerah Sagang beberapa waktu lalu di Pekanbaru. “Sebuah buku yang bisa menjadi referensi sejarah Melayu,” tandas Rida.

Malam itu, Dahlan meluangkan banyak waktunya untuk bercengkrama dengan para peserta Forum Pemred Riau Pos Grup. Dahlan menilai, keberadaan Riau Pos Grup penting untuk menyuarakan kepentingan daerah, termasuk menginformasikan pembangunan Kota Batam kepada masyarakat luas. “Makanya, saya senang bisa makan malam sembari membahas masalah Batam ke depan dengan teman-teman dari Riau Pos Grup, apalagi yang datang para pemimpin redaksi yang notabene pengambil kebijakan di masing-masing media,” ujarnya sambil tersenyum.

Hadir juga dalam acara itu, Ketua Forum Pemred Riau Pos Grup Nazir Fahmi, Direktur Tanjungpinang Pos Usep RS, General Manager Batam Pos Candra Ibrahim, dan beberapa pejabat di lingkungan Pemko Batam. Pertukaran cinderamata menutup pertemuan hangat dan bersahabat itu. (bersambung)

Pelabuhan Tanjungsauh direncanakan memiliki terminal kargo seluas 1.000 hektar yang disambung dengan jalur darat atau jembatan sepanjang 7 kilometer dari Terminal Kabil. “Masa Batam kalah dengan kawasan FTZ Iskadar Developmen Region di Malaysia yang baru beberapa tahun. Jadi perlu upaya nyata mewujudkan Batam sebagai pusat transhipment,” ujar Rida. Rida juga menekankan, status FTZ untuk Batam tidak boleh lagi setegah hati. Ibarat naga, kepala dilepas tapi ekor dipegang. Ke depan, para pengambil kebijakan di Batam harus berani memperjuangkan ke pemerintah pusat, agar fasilitas FTZ yang diberikan ke Batam dan wilayah lainnya di Kepri benar-benar penuh. Sehingga Batam yang menjadi etalase Indonesia, bisa sejajar dengan negara maju seperti Singapura dan Malaysia.

“Riau Pos Grup harus bisa mendorong kemajuan Batam dengan menyajikan berita-berita yang memang mendukung dan dibutuhkan masyarakat,” kata Rida. Pemaparan Wali Kota Batam, dulu, kini, dan akan datang, serta respon Chairman Riau Pos Grup terhadap pemaparan itu, berlanjut pada makan malam bersama. Namun sebelum itu, Wali Kota Batam menyempatkan membagikan buku karyanya yang berjudul Sejarah Melayu kepada 23 pemred media cetak, delapan media online, dan tiga dari delapan media televisi, serta satu radio dalam naungan Riau Pos Grup.

“Buku sejarah melayu ini bisa dikatakan yang paling lengkap, selama ini ada buku tentang sejarah melayu, namun terserak-serak, buku ini bisa menjadi referensi,” ujar Dahlan. Buku tersebut sebenarnya Disertasi Dahlan saat meraih gelar Doktor di Malaysia yang kemudian dibukukan. Buku ini juga meraih Anugerah Sagang beberapa waktu lalu di Pekanbaru. “Sebuah buku yang bisa menjadi referensi sejarah Melayu,” tandas Rida.

Malam itu, Dahlan meluangkan banyak waktunya untuk bercengkrama dengan para peserta Forum Pemred Riau Pos Grup. Dahlan menilai, keberadaan Riau Pos Grup penting untuk menyuarakan kepentingan daerah, termasuk menginformasikan pembangunan Kota Batam kepada masyarakat luas. “Makanya, saya senang bisa makan malam sembari membahas masalah Batam ke depan dengan teman-teman dari Riau Pos Grup, apalagi yang datang para pemimpin redaksi yang notabene pengambil kebijakan di masing-masing media,” ujarnya sambil tersenyum.

Hadir juga dalam acara itu, Ketua Forum Pemred Riau Pos Grup Nazir Fahmi, Direktur Tanjungpinang Pos Usep RS, General Manager Batam Pos Candra Ibrahim, dan beberapa pejabat di lingkungan Pemko Batam. Pertukaran cinderamata menutup pertemuan hangat dan bersahabat itu. (bersambung)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/