26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

PNS di Kantor Gubsu Rindukan Sosok Pimpinan seperti RE Nainggolan

MEDAN- Para PNS yang bekerja di kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan mengungkapkan kerinduan mereka terhadap sosok pimpinan seperti mantan Sekdaprovsu, Dr RE Nainggolan, MM yang digambarkan lebih seperti seorang ayah yang mengayomi dan menyayangi anak-anaknya.

PENSIUN:  RE Nainggolan melambaikan tangan kepada PNS Pemprovsu  melepasnya saat pensiun, beberapa waktu lalu. //sumut pos
PENSIUN: RE Nainggolan melambaikan tangan kepada PNS Pemprovsu yang melepasnya saat pensiun, beberapa waktu lalu. //sumut pos

“Tak pernahlah kudapat bos kayak Bapak itu. Bayangkanlah seorang Sekda, tetapi makannya satu meja sama sopirnya. Kalau kita sebagai bawahan membuat kesalahan, dia tidak pernah marah, tetapi mengajak kita bicara baik-baik dengan bahasa yang lembut, namun kita justru akan lebih mengerti apa kesalahan kita. Tanpa merasa dipermalukan atau direndahkan, kita dibuatnya bertekad tidak akan pernah mengulanginya lagi,” ujar seorang PNS perempuan yang bekerja di Biro Umum Setdaprovsu, Jumat (1/2) kemarin di Medan. Karena khawatir melanggar netralitas sebagai PNS, dia minta namanya dirahasiakan.

Salah satu momen yang tak bisa dilupakannya adalah ketika suatu hari dia membawa anaknya yang masih kelas III SD ke kantor. “Dengan sangat akrab Pak RE mengajak anak saya ngobrol, menanyakan dia ranking berapa, apa cita-citanya, di mana sekolah, kemudian seperti seorang Kakek, Pak RE menasihati biar rajin belajar dan hormat kepada orang tua. Saya yang hanya pegawai rendahan tentu saja dibuat terharu dengan perhatian tulus seperti itu,” katanya.

Penilaian yang sama juga disampaikan seorang Kepala SKPD yang juga mewanti-wanti identitasnya dirahasiakan. “Yang namanya pimpinan itu ya Pak RE. Dia tidak hanya pemimpin bagi kami para PNS, tetapi juga penjaga, semacam ‘The Guardian’. Bekerja di bawah kepemimpinan, kita tidak cuma merasa nyaman, tapi juga aman, dan tak perlu ada rasa takut melakukan pekerjaan,” katanya.

Di tengah berbagai regulasi dan aturan baru saat ini, yang belum keseluruhannya tersosialisasi dengan memadai banyak PNS terutama di tingkat kepala SKPD. “Siapa yang tak khawatir kalau tersangkut persoalan hukum? Tetapi pak RE selalu bisa membawakan ketentraman kepada kita,’’ ujarnya. (adv)
Beliau selalu mengatakan, kalau yang Bapak lakukan tujuannya benar, saya akan bela Bapak jika harus menghadapi persoalan. Kalau kita jadi selalu ketakutan, pembangunan dan pelaksanaan tugas kewajiban kita akan terbengkalai, begitu kata beliau,” tuturnya.

Diungkapkannya, ucapan itu tidak sekadar basa basi. “Pak RE membuktikan bahwa dia tidak akan lepas tangan bila anak buahnya tersangkut persoalan hukum. Bukan hendak melindungi yang bersalah. Dia juga sangat tegas jika dia melihat kita memang berniat melanggar hukum untuk kepentingan diri sendiri. Tetapi jika beliau melihat persoalannya adalah kekurangpahaman terhadap regulasi dan aturan, dan bukan karena berniat korupsi misalnya, Pak RE akan maju ke depan membela kita. Itu luar biasa saya kira,” ujarnya.

Pemimpin seperti itu, demikian diungkapkannya, sangat diperlukan untuk mendatangkan rasa nyaman dalam bekerja, yang pada akhirnya membuat kinerja jajaran PNS di Kantor Gubsu menjadi efektif dan optimal.

“Pimpinan yang selalu lepas tangan kalau ada anak buahnya tersangkut persoalan hukum, tidak mau tahu apa persoalan yang kita hadapi, terus terang saja membuat kita jadi kurang termotivasi dalam bekerja. Mohon maaf saja, namanya juga manusia, tentu saja akan menjaga keselamatan diri sendiri dulu. Basabasi saja itu kalau dibilang kita siap berkorban demi kepentingan bangsa. Tetapi setidaknya, jika pimpinan mampu membuat kita merasa nyaman dan aman dalam bekerja, kita tidak merasa dilepas begitu saja, kinerja kita akan maksimal, dan bisa fokus untuk memberhasilkan tugas-tugas, tanpa harus terganggu pikiran dengan soal-soal lain,” pungkasnya. (adv)

MEDAN- Para PNS yang bekerja di kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan mengungkapkan kerinduan mereka terhadap sosok pimpinan seperti mantan Sekdaprovsu, Dr RE Nainggolan, MM yang digambarkan lebih seperti seorang ayah yang mengayomi dan menyayangi anak-anaknya.

PENSIUN:  RE Nainggolan melambaikan tangan kepada PNS Pemprovsu  melepasnya saat pensiun, beberapa waktu lalu. //sumut pos
PENSIUN: RE Nainggolan melambaikan tangan kepada PNS Pemprovsu yang melepasnya saat pensiun, beberapa waktu lalu. //sumut pos

“Tak pernahlah kudapat bos kayak Bapak itu. Bayangkanlah seorang Sekda, tetapi makannya satu meja sama sopirnya. Kalau kita sebagai bawahan membuat kesalahan, dia tidak pernah marah, tetapi mengajak kita bicara baik-baik dengan bahasa yang lembut, namun kita justru akan lebih mengerti apa kesalahan kita. Tanpa merasa dipermalukan atau direndahkan, kita dibuatnya bertekad tidak akan pernah mengulanginya lagi,” ujar seorang PNS perempuan yang bekerja di Biro Umum Setdaprovsu, Jumat (1/2) kemarin di Medan. Karena khawatir melanggar netralitas sebagai PNS, dia minta namanya dirahasiakan.

Salah satu momen yang tak bisa dilupakannya adalah ketika suatu hari dia membawa anaknya yang masih kelas III SD ke kantor. “Dengan sangat akrab Pak RE mengajak anak saya ngobrol, menanyakan dia ranking berapa, apa cita-citanya, di mana sekolah, kemudian seperti seorang Kakek, Pak RE menasihati biar rajin belajar dan hormat kepada orang tua. Saya yang hanya pegawai rendahan tentu saja dibuat terharu dengan perhatian tulus seperti itu,” katanya.

Penilaian yang sama juga disampaikan seorang Kepala SKPD yang juga mewanti-wanti identitasnya dirahasiakan. “Yang namanya pimpinan itu ya Pak RE. Dia tidak hanya pemimpin bagi kami para PNS, tetapi juga penjaga, semacam ‘The Guardian’. Bekerja di bawah kepemimpinan, kita tidak cuma merasa nyaman, tapi juga aman, dan tak perlu ada rasa takut melakukan pekerjaan,” katanya.

Di tengah berbagai regulasi dan aturan baru saat ini, yang belum keseluruhannya tersosialisasi dengan memadai banyak PNS terutama di tingkat kepala SKPD. “Siapa yang tak khawatir kalau tersangkut persoalan hukum? Tetapi pak RE selalu bisa membawakan ketentraman kepada kita,’’ ujarnya. (adv)
Beliau selalu mengatakan, kalau yang Bapak lakukan tujuannya benar, saya akan bela Bapak jika harus menghadapi persoalan. Kalau kita jadi selalu ketakutan, pembangunan dan pelaksanaan tugas kewajiban kita akan terbengkalai, begitu kata beliau,” tuturnya.

Diungkapkannya, ucapan itu tidak sekadar basa basi. “Pak RE membuktikan bahwa dia tidak akan lepas tangan bila anak buahnya tersangkut persoalan hukum. Bukan hendak melindungi yang bersalah. Dia juga sangat tegas jika dia melihat kita memang berniat melanggar hukum untuk kepentingan diri sendiri. Tetapi jika beliau melihat persoalannya adalah kekurangpahaman terhadap regulasi dan aturan, dan bukan karena berniat korupsi misalnya, Pak RE akan maju ke depan membela kita. Itu luar biasa saya kira,” ujarnya.

Pemimpin seperti itu, demikian diungkapkannya, sangat diperlukan untuk mendatangkan rasa nyaman dalam bekerja, yang pada akhirnya membuat kinerja jajaran PNS di Kantor Gubsu menjadi efektif dan optimal.

“Pimpinan yang selalu lepas tangan kalau ada anak buahnya tersangkut persoalan hukum, tidak mau tahu apa persoalan yang kita hadapi, terus terang saja membuat kita jadi kurang termotivasi dalam bekerja. Mohon maaf saja, namanya juga manusia, tentu saja akan menjaga keselamatan diri sendiri dulu. Basabasi saja itu kalau dibilang kita siap berkorban demi kepentingan bangsa. Tetapi setidaknya, jika pimpinan mampu membuat kita merasa nyaman dan aman dalam bekerja, kita tidak merasa dilepas begitu saja, kinerja kita akan maksimal, dan bisa fokus untuk memberhasilkan tugas-tugas, tanpa harus terganggu pikiran dengan soal-soal lain,” pungkasnya. (adv)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/