30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Awas, TBC dan Hepatitis dari Satwa Liar yang Dipelihara

Atas dasar itu Rahmat Shah mengatakan pihaknya bersedia menampung hewan-hewan yang dilindungi tadi untuk dirawat di lembaga konservasi yang dikelolanya seperti di KBN Pematangsiantar.

“Karena ketidaktahuannya ada orang yang membeli hewan dilindungi tadi dari pedagang pasar. Ketika dirinya belajar dan mengetahui jika hewan itu tidak boleh dipelihara, maka dia buru-buru menyerahkannya di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut). Niatnya sih bagus. Hanya saja, apakah BBKSDA Sumut punya tanaga professional yang bisa merawat dan memelihara hewan-hewan tadi?” tanya Rahmat.

“Kondisinya berbeda apabila hewan-hewan tadi diserahkan ke lembaga konservasi. Karena di sana, selain ada petugas yang professional, juga memiliki dokter yang setiap hari bisa merawat kesehatan hewan-hewan yang dilindungi,” tambah Rahmat.

Ditambahkannya lagi jika faktor ketidakhuan kerap menjadi kendala dalam hal pemeliharaan dan perawatan hewan-hewan dilindungi. Rahmat mengambil contoh, dua pusat hiburan masyarakat yang beberapa waktu lalu digerebek karena mempertontonkan hewan-hewan dilindungi kepada para pengunjung.

“Jika mereka tahu itu adalah kesalahan, kan mustahil mereka mempertontonkan kesalahannya kepada masyarakat banyak. Karena mereka tidak tahu lah, makanya itu bisa terjadi. Mereka tidak tahu bagaimana dampak memelihara hewan dilindungi tadi kepada masyarakat, dan mereka juga tidak tahu, apa hukuman yang akan mereka terima jika memelihara hewan dilindungi tadi,” tuntasnya. (ije)

Atas dasar itu Rahmat Shah mengatakan pihaknya bersedia menampung hewan-hewan yang dilindungi tadi untuk dirawat di lembaga konservasi yang dikelolanya seperti di KBN Pematangsiantar.

“Karena ketidaktahuannya ada orang yang membeli hewan dilindungi tadi dari pedagang pasar. Ketika dirinya belajar dan mengetahui jika hewan itu tidak boleh dipelihara, maka dia buru-buru menyerahkannya di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut). Niatnya sih bagus. Hanya saja, apakah BBKSDA Sumut punya tanaga professional yang bisa merawat dan memelihara hewan-hewan tadi?” tanya Rahmat.

“Kondisinya berbeda apabila hewan-hewan tadi diserahkan ke lembaga konservasi. Karena di sana, selain ada petugas yang professional, juga memiliki dokter yang setiap hari bisa merawat kesehatan hewan-hewan yang dilindungi,” tambah Rahmat.

Ditambahkannya lagi jika faktor ketidakhuan kerap menjadi kendala dalam hal pemeliharaan dan perawatan hewan-hewan dilindungi. Rahmat mengambil contoh, dua pusat hiburan masyarakat yang beberapa waktu lalu digerebek karena mempertontonkan hewan-hewan dilindungi kepada para pengunjung.

“Jika mereka tahu itu adalah kesalahan, kan mustahil mereka mempertontonkan kesalahannya kepada masyarakat banyak. Karena mereka tidak tahu lah, makanya itu bisa terjadi. Mereka tidak tahu bagaimana dampak memelihara hewan dilindungi tadi kepada masyarakat, dan mereka juga tidak tahu, apa hukuman yang akan mereka terima jika memelihara hewan dilindungi tadi,” tuntasnya. (ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/