25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

BNN Rajin Umbar Peluru

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS_
menjaga dua orang tersangka bandar narkoba saat melakukan penggerebekan di Kawasan Jalan Lintas Sumatera Binjai-Medan Kilometer 10, Sumatera Utara, Rabu (1/3). BNN melakukan penyergapan terhadap lima orang tersangka bandar narkoba dan satu orang di antaranya tewas ditembak saat sedang melakukan transaksi narkoba dengan barang bukti sebanyak 38 kilogram sabu-sabu.

Sementara itu, Direktur Polri Watch, Abdul Karim memiliki pemahaman senada dengan Surya Adinata. BNN diberikan mandate oleh negara untuk melumpuhkan bukan malah menembak mati. “Kenapa harus dieksekusi mati, perlawanan apa yang didapat mereka. Perlawanan apa yang dibuat mereka, apakah BNN tidak mampu melumpuhkan. Apakah ada aparat yang ditembak dan terluka. Jadi saya melihat ada upaya untuk memutuskan jaringan yang lebih besar,” tutur Abdul Karim.

Dia mengatakan, Polisi harus mengubah pola-pola tembak mati terhadap seorang bandar narkoba. Mengingat, proses peradilan masih di tahap awal. “Pola-pola yang seperti ini harus diubah. Dengan berondongan peluru seakan-akan tersangka yang mereka sergap itu benar-benar membahayakan petugas. Begitupun kita tetap mendukung BNN dalam pemberantasan narkoba tapi dengan cara yang professional,” terang Abdul Karim.

Sementara itu, menurut pengakuan warga sekitar yang berada di lokasi penyeragapan terdengar puluhan suara letusan senjata api. “Kami dengar suarat letusannya seperti kembang api, ada yang beruntun. Sesekali terdengar juga satu-satu letusan,” ungkap Yesi, pemilik warung nasi yang tepat berhadapan langsung dengan kejadian penembakan.

Dia mengaku sempat ketakutan ada peluru nyasar ke arah warungnya. Begitupun, dia tetap penasaran dan merekam kejadian itu. “Tadi dari dalam mobil warna hitam duduk di kursi supir saya lihat sudah tergeletak kena tembak mungkin. Petugas mencoba untuk membuka pintu, namun ragu-ragu, mungkin takut ditembak,” ungkapnya.

Di lokasi kejadian, petugas BNN dan Polisi sibuk mengamankan warga yang datang yang ingin melihat dua mobil tersangka bandar narkoba yang diberondong peluru itu. Bahkan petugas Kepolisian sempat mengusir awak media yang ingin meliput di lokasi kejadian.

Deputi Penindakan dan Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari turun langsung ke Medan memberikan keterangan soal penangkapan tersebut. Kepada awak media dia menerangkan kalau petugas BNN memang sudah membuntuti semua tersangka sejak Rabu (1/3) pagi dari Aceh.

“Tadi pagi, kita mencurigai empat kendaaraaan yang masuk dari Aceh ke Medan. Dan anggota yang melakukan penyelidikan mengikuti dari Aceh sampai masuk ke Sumut. Sesampainya di KM 10,5 Jalan raya Medan Binjai. Petugas berusaha memeriksa dan menghentikan kendaraan. Dua berhenti, dua lagi terjebak. Dua kendaraan itu diperingatkan untuk berhenti namun juga berusaha melarikan diri sehingga terpaksa ditembak,” terang Arman Depari. 

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS_
menjaga dua orang tersangka bandar narkoba saat melakukan penggerebekan di Kawasan Jalan Lintas Sumatera Binjai-Medan Kilometer 10, Sumatera Utara, Rabu (1/3). BNN melakukan penyergapan terhadap lima orang tersangka bandar narkoba dan satu orang di antaranya tewas ditembak saat sedang melakukan transaksi narkoba dengan barang bukti sebanyak 38 kilogram sabu-sabu.

Sementara itu, Direktur Polri Watch, Abdul Karim memiliki pemahaman senada dengan Surya Adinata. BNN diberikan mandate oleh negara untuk melumpuhkan bukan malah menembak mati. “Kenapa harus dieksekusi mati, perlawanan apa yang didapat mereka. Perlawanan apa yang dibuat mereka, apakah BNN tidak mampu melumpuhkan. Apakah ada aparat yang ditembak dan terluka. Jadi saya melihat ada upaya untuk memutuskan jaringan yang lebih besar,” tutur Abdul Karim.

Dia mengatakan, Polisi harus mengubah pola-pola tembak mati terhadap seorang bandar narkoba. Mengingat, proses peradilan masih di tahap awal. “Pola-pola yang seperti ini harus diubah. Dengan berondongan peluru seakan-akan tersangka yang mereka sergap itu benar-benar membahayakan petugas. Begitupun kita tetap mendukung BNN dalam pemberantasan narkoba tapi dengan cara yang professional,” terang Abdul Karim.

Sementara itu, menurut pengakuan warga sekitar yang berada di lokasi penyeragapan terdengar puluhan suara letusan senjata api. “Kami dengar suarat letusannya seperti kembang api, ada yang beruntun. Sesekali terdengar juga satu-satu letusan,” ungkap Yesi, pemilik warung nasi yang tepat berhadapan langsung dengan kejadian penembakan.

Dia mengaku sempat ketakutan ada peluru nyasar ke arah warungnya. Begitupun, dia tetap penasaran dan merekam kejadian itu. “Tadi dari dalam mobil warna hitam duduk di kursi supir saya lihat sudah tergeletak kena tembak mungkin. Petugas mencoba untuk membuka pintu, namun ragu-ragu, mungkin takut ditembak,” ungkapnya.

Di lokasi kejadian, petugas BNN dan Polisi sibuk mengamankan warga yang datang yang ingin melihat dua mobil tersangka bandar narkoba yang diberondong peluru itu. Bahkan petugas Kepolisian sempat mengusir awak media yang ingin meliput di lokasi kejadian.

Deputi Penindakan dan Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari turun langsung ke Medan memberikan keterangan soal penangkapan tersebut. Kepada awak media dia menerangkan kalau petugas BNN memang sudah membuntuti semua tersangka sejak Rabu (1/3) pagi dari Aceh.

“Tadi pagi, kita mencurigai empat kendaaraaan yang masuk dari Aceh ke Medan. Dan anggota yang melakukan penyelidikan mengikuti dari Aceh sampai masuk ke Sumut. Sesampainya di KM 10,5 Jalan raya Medan Binjai. Petugas berusaha memeriksa dan menghentikan kendaraan. Dua berhenti, dua lagi terjebak. Dua kendaraan itu diperingatkan untuk berhenti namun juga berusaha melarikan diri sehingga terpaksa ditembak,” terang Arman Depari. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/