26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kanwil Kemenagsu Amburadul

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Tunggakan dana Tunjangan Profesi Guru (TPG) akibat perencanaan yang amburadul di Bidang Bimas Kristen Kanwil Kemenag Sumut. Penilaian ini disampaikan Kepala Seksi Bimas Kristen Kantor Kemenag Medan, Hendy Johan Simanjuntak.

Dikatakan Hendy, ada beberapa kantor Kemenag di Sumut yang kelebihan dana TPG, sehingga dana TPG yang berlebih, dikembalikan ke Negara. Sementara di beberapa daerah, termasuk Medan, malah kekurangan.”Lebih detailnya ke Kanwil saja. Namun informasinya, Humbang Hasundutan Rp1 miliar dan Taput Rp6 miliar ” ungkap Hendy saat ditemui di kantornya, Selasa (28/2) siang.

Menyikapi hal itu, Kepala Bidang Bimas Kanwil Kemenag Sumut Hasudungan membantah. Kata dia, perencanaan nya berada di Kabupaten/Kota. Hal itu karena data guru yang menerima TPG berada di Kantor Kemenag Kabupaten/Kota. “Perencanaan ada di Kabupaten Kota. Kalau di kami, semua kami tampung. Data yang dikirim, langsung kami kirim ke Jakarta. Kalau soal ada yang berlebih, terlalu takut mereka anggaran kurang, sehingga menggelembungkan. Kita tidak boleh mengontrol itu karena datanya ada di sana,” ungkap Hasudungan.

Hasudungan mengakui, pihaknya tidak melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum data dikirim ke Jakarta.  Alasannya karena waktu yang begitu singkat yakni hanya memiliki waktu 3 hari untuk pengiriman ke Jakarta.

“Seminggu pun diberi waktu untuk Sumut, tak cukup. Sebab, ada 33 Kabupaten/Kota, bagaimana menghitungnya,” tegas Hasudungan.

Meski begitu, lanjut Hasudungan, pada Oktober 2017 direncanakan semua tunggakan dana TPG akan diselesaikan. Pihaknya telah diminta untuk mengirimkan data. “Kami sudah menginstruksikan Kabupaten/Kota untuk mengirim data tersebut,” pungkasnya. (ain/ila)

 

 

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Tunggakan dana Tunjangan Profesi Guru (TPG) akibat perencanaan yang amburadul di Bidang Bimas Kristen Kanwil Kemenag Sumut. Penilaian ini disampaikan Kepala Seksi Bimas Kristen Kantor Kemenag Medan, Hendy Johan Simanjuntak.

Dikatakan Hendy, ada beberapa kantor Kemenag di Sumut yang kelebihan dana TPG, sehingga dana TPG yang berlebih, dikembalikan ke Negara. Sementara di beberapa daerah, termasuk Medan, malah kekurangan.”Lebih detailnya ke Kanwil saja. Namun informasinya, Humbang Hasundutan Rp1 miliar dan Taput Rp6 miliar ” ungkap Hendy saat ditemui di kantornya, Selasa (28/2) siang.

Menyikapi hal itu, Kepala Bidang Bimas Kanwil Kemenag Sumut Hasudungan membantah. Kata dia, perencanaan nya berada di Kabupaten/Kota. Hal itu karena data guru yang menerima TPG berada di Kantor Kemenag Kabupaten/Kota. “Perencanaan ada di Kabupaten Kota. Kalau di kami, semua kami tampung. Data yang dikirim, langsung kami kirim ke Jakarta. Kalau soal ada yang berlebih, terlalu takut mereka anggaran kurang, sehingga menggelembungkan. Kita tidak boleh mengontrol itu karena datanya ada di sana,” ungkap Hasudungan.

Hasudungan mengakui, pihaknya tidak melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum data dikirim ke Jakarta.  Alasannya karena waktu yang begitu singkat yakni hanya memiliki waktu 3 hari untuk pengiriman ke Jakarta.

“Seminggu pun diberi waktu untuk Sumut, tak cukup. Sebab, ada 33 Kabupaten/Kota, bagaimana menghitungnya,” tegas Hasudungan.

Meski begitu, lanjut Hasudungan, pada Oktober 2017 direncanakan semua tunggakan dana TPG akan diselesaikan. Pihaknya telah diminta untuk mengirimkan data. “Kami sudah menginstruksikan Kabupaten/Kota untuk mengirim data tersebut,” pungkasnya. (ain/ila)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/