25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Mahasiswa Ngotot Bakar Ban di Bawah Fly Over, Ya Dilaranglah…

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Mahasiswa melakukan aksi demo di bawah Fly Over Jamin Ginting, Padang Bulan, Kota Medan, Senin (1/5/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Medan, nyaris ricuh. Puluhan mahasiswa yang mulanya melakukan aksi damai di bawah Fly Over Jalan Djamin Ginting sempat bersitegang dengan aparat kepolisi. Hal itu dipicu ulah mahasiswa yang hendak membakar ban, namun dilarang oleh aparat kepolisian.

Aksi pun coba dibubarkan paksa, sehingga mahasiwa melawan dengan bertahan. Akibatnya terjadi saling dorong. Situasi dapat terkendali setelah puluhan mahasiswa memilih berpindah ke atas trotoar di bawah fly over dan Polisi menepi ke bundaran kecil di perempatan Jalan AH Nasution-Jalan Jamin Ginting.

Informasi diterima Sumut Pos, puluhan mahasiswa itu sudah berada di bawah fly over sejak pagi. Mereka sempat memasak, lalu makan bersama. Selanjutnya puluhan mahasiwa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara itu, berorasi secara damai lalu menyanyikan lagu-lagu anti penindasan dan teatrikal, hingga sekira pukul 12.00 WIB. Setelah itu, puluhan mahasiswa dari sejumlah universitas di Medan itu kembali makan bersama dan kemudian menggelar aksi lagi.

Tiba-tiba, beberapa pria yang mengaku penarik becak motor yang mangkal di perempatan Jalan Jamin Ginting, datang dan meminta mahasiswa membubarakan diri, dengan alasan mengganggu arus lalu lintas dan kekondusifan situasi. Namun, puluhan mahasiswa itu bertahan, hingga terjadi ketegangan.

“Kami menilai itu upaya mengganggu aksi kami ini. Sebenarnya kami hendak menggelar panggung rakyat. Namun listriknya tiba-tiba padam, kami yakin sengaja dimatikan,” kata Humas Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara, Pidong Sigak saat diwawancarai Sumut Pos.

Karena tak jadi menggelar panggung rakyat, mereka hanya berorasi dan menyanyi menggunakan pengeras suara, gitar, dan gambus. Disebut Pidong, aksi itu terus mereka lakukan hingga akhirnya Polisi mencoba membubarkan mereka. Namun dia mengaku aneh, karena tiba-tiba saja dua unit mobil Baraccuda dan puluhan personel Sabhara didatangkan.

Dijelaskan Pidong, aksi yang mereka gelar itu adalah Konsolidasi Akbar Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara. Konon, aksi mereka menuntut soal pendidikan dan hak buruh itu akan digelar hingga Selasa hari ini. (ain)

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Mahasiswa melakukan aksi demo di bawah Fly Over Jamin Ginting, Padang Bulan, Kota Medan, Senin (1/5/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Medan, nyaris ricuh. Puluhan mahasiswa yang mulanya melakukan aksi damai di bawah Fly Over Jalan Djamin Ginting sempat bersitegang dengan aparat kepolisi. Hal itu dipicu ulah mahasiswa yang hendak membakar ban, namun dilarang oleh aparat kepolisian.

Aksi pun coba dibubarkan paksa, sehingga mahasiwa melawan dengan bertahan. Akibatnya terjadi saling dorong. Situasi dapat terkendali setelah puluhan mahasiswa memilih berpindah ke atas trotoar di bawah fly over dan Polisi menepi ke bundaran kecil di perempatan Jalan AH Nasution-Jalan Jamin Ginting.

Informasi diterima Sumut Pos, puluhan mahasiswa itu sudah berada di bawah fly over sejak pagi. Mereka sempat memasak, lalu makan bersama. Selanjutnya puluhan mahasiwa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara itu, berorasi secara damai lalu menyanyikan lagu-lagu anti penindasan dan teatrikal, hingga sekira pukul 12.00 WIB. Setelah itu, puluhan mahasiswa dari sejumlah universitas di Medan itu kembali makan bersama dan kemudian menggelar aksi lagi.

Tiba-tiba, beberapa pria yang mengaku penarik becak motor yang mangkal di perempatan Jalan Jamin Ginting, datang dan meminta mahasiswa membubarakan diri, dengan alasan mengganggu arus lalu lintas dan kekondusifan situasi. Namun, puluhan mahasiswa itu bertahan, hingga terjadi ketegangan.

“Kami menilai itu upaya mengganggu aksi kami ini. Sebenarnya kami hendak menggelar panggung rakyat. Namun listriknya tiba-tiba padam, kami yakin sengaja dimatikan,” kata Humas Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara, Pidong Sigak saat diwawancarai Sumut Pos.

Karena tak jadi menggelar panggung rakyat, mereka hanya berorasi dan menyanyi menggunakan pengeras suara, gitar, dan gambus. Disebut Pidong, aksi itu terus mereka lakukan hingga akhirnya Polisi mencoba membubarkan mereka. Namun dia mengaku aneh, karena tiba-tiba saja dua unit mobil Baraccuda dan puluhan personel Sabhara didatangkan.

Dijelaskan Pidong, aksi yang mereka gelar itu adalah Konsolidasi Akbar Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara. Konon, aksi mereka menuntut soal pendidikan dan hak buruh itu akan digelar hingga Selasa hari ini. (ain)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/