MEDAN, SUMUTPOS.CO โ Peringatan hari buruh internasional atau disebut May Day, Senin (1/5). Seratusan Buruh dari berbagai elemen buruh, menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sumut, di Jalan Pangeran Diponegoro Medan.
Buruh yang menggelar aksi berasal dari Partai Buruh Sumut beserta puluhan elemen serikat buruh dan serikat pekerja menyampaikan tuntutan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.
Massa buruh hadir mengunakan mobil pick up, pengeras suara dan kertas berisikan pernyataan sikap dan 10 poin tuntutan. Sebagian massa juga datang mengendarai sepeda motor.
Dari pantauan Sumut Pos, terlihat buruh memberikan sekuntum bunga kepada Kadis Tenaga Kerja Sumut Abdul Haris Lubis. Mantan Kadisnaker Sumut Baharuddin Siagian yang kini sebagai Kadispora, juga ikut menyambut massa buruh.
Kedua kepala dinas itu mewakili Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang pada saat bersamaan sedang berada di Jakarta. Pihak kepolisian dari Polda Sumut dan Polrestabes Medan serta Satpol PP turut melakukan pengamanan.
Sejumlah pimpinan serikat buruh di Sumut menyampaikan orasi. Salah satunya Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Sumut Anggiat Pasaribu. Ia menyoroti tingkat kesejahteraan buruh yang masih rendah, tidak saja di Sumut, tetapi juga di Indonesia umumnya.
Salah satu upaya memperjuangkan kesejahteraan buruh, menurut Ketua SPN Anggiat Pasaribu, yakni harus dengan ikut menjadi penentu kebijakan politik. Karena itu, ia menyerukan untuk mendukung buruh lewat pergerakan partai buruh.
โPilih Partai Buruh, tapi saya bukan kampanye karena saya bukan caleg DPR. Tetapi ini adalah alat kita untuk berjuang, karena di negara ini sudah kita lihat, mau menentukan calon presiden, kesana-kemari, kita lihat di media massa, berarti partai adalah penguasa, pemerintah adalah boneka. Kita harus ikut terlibat di dalam hal ini,โ ucap Ketua SPN Anggiat Pasaribu menggunakan alat pengeras suara.
Dengan itu, Anggiat Pasaribu mengungkapkan untuk mencontoh apa yang telah terjadi di negara Brazil, dimana dari perwakilan buruh yang terpilih menjadi pimpinan pemerintahan.
Kemudian Ketua Partai Buruh Sumut Willy Agus Utomo membacakan pernyataan 10 poin tuntutan buruh dan menyerahkannya kepada Kadisnaker Sumut Abdul Haris Lubis.
Adapun 10 poin tuntutan itu di antaranya. Pertama; desakan mencabut UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja. Kedua; segera sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang mandek bertahun-tahun.
Ketiga; batalkan aturan parliamentary threshold 4%. Keempat; tolak Omnibus Law RUU Kesehatan. Kelima; reforma agraria dan kedaulatan pangan, tanah untuk petani dan kesejahteraan rakyat.
Keenam; pilih Presiden RI 2024-2029 yang pro buruh, petani, dan rakyat miskin kota. Ketujuh; agar Kementerian ATR/BPN, Gubernur Sumut, BPN Sumut dan aparat penegak hukum pemberantasan mafia tanah di Sumut serta poin lainnya.
Kadisnaker Sumut, Abdul Haris Lubis mengapresiasi aksi para buruh. Karena, aksi dilakukan secara tertib dan kondusif.
โYang pertama, saya, kami apresiasi kepada kita semua, partai buruh dan serikat buruh yang hadir pada hari ini, bahwa unjuk rasanya atau demonya dilakukan secara damai. Tepuk tangan untuk kita semua,โ kata Haris.
Sementara itu, Kadisnaker Sumut, Abdul Haris Lubis mengatakan telah mendengar dan menerima 10 tuntutan buruh. Aspirasi tersebut akan menjadi atensi pihaknya, dihimpun, dan dianalisis serta segera akan dilaporkan kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. โNanti tentu ada petunjuk-petujuk dari pimpinan untuk ditindaklanjuti,โ ujar Haris.(gus/ila)