MEDAN, SUMUTPOS.CO -Sejak Ramadhan Fair dimulai, parkir kendaraan bermotor digratiskan oleh Pemko Medan. Namun faktanya, tak pernah sekalipun warga yang memarkirkan kendaraannya benar-benar merasakan fasilitas gratis parkir. Justru sebaliknya, tarif parkir dikenakan tak sesuai peraturan. “Kami bekerjasama dengan Muspika setempat untuk mengelola parkir. Namun PS (pemuda setempat, Red) yang berjaga dan meminta sejumlah uang parkir kepada pengunjung,” ujar Kadis Perhubungan Kota Medan Renward Parapat.
Dikatakan Renward, Dinas Perhubungan Kota Medan selalu memasang baliho atau pengumuman yang memastikan parkir di lokasi Ramadhan Fair gratis, atau tidak dipungut biaya. “Ada pemuda setempat (PS) yang kerap memungut parkir meski tidak mengeluarkan izin pengutipan retribusi di sekitar lokasi Ramadhan Fair,” kata Renward.
Menurutnya, sejak bertahun-tahun dilaksanakan Ramadhan Fair, pengunjung selalu mengeluh situasi perpakiran di lokasi tersebut. Sebagian mengatakan tarif parkir terbilang mahal. Jika diberikan Rp 1000, petugas pasti meminta tambahan. “Di situ kami dilemanya. Personel kita juga tidak bisa menjaga semua jukir yang mengutip parkir di lokasi acara. Kalau memang pengunjung merasa terasa terganggu kehadiran para jukir, bisa langsung dilaporkan ke pihak kepolisian agar ditindak,” pungkasnya.
Wali Kota Medan Dzulmi Eldin sebelumnya meminta Camat Medan Kota berkoordinasi dengan Dishub beserta unsur Muspika agar tidak ada kutipan parkir, yang mengganggu kelancaran berlalulintas saat penyelenggaraan even Ramadhan Fair.
Disamping itu Eldin juga meminta, pengelola parkir tidak memberatkan para pengunjung dengan tarif yang diberlakukan.”Jika ada oknum-oknum yang melakukan pungutan parkir memberatkan pengunjung, saya minta segera ditindak,” kata Eldin saat meninjau persiapan pembukaan Ramadhan Fair 2017, Senin (29/5).
Pengunjung Ramadhan Fair 2017 yang juga warga Medan, Riki, mengungkapkan terpaksa membayar uang parkir saat mengeluarkan kendaraannya usai pulang dari lokasi acara Ramadhan Fair. “Dia (jukir) minta Rp3000 saat saya hendak mengeluarkan sepeda motor,” bebernya.
Menurutnya, tarif parkir yang diberlakukan para jukir yang tidak memakai seragam dan bad resmi tersebut sangat beragam. Meski tidak dipatok, bila diberi kurang dari Rp2000, jukir tersebut meminta tambah. “Daripada ribut mending dibayar sajalah,” pungkasnya. (prn/ila)