32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Walhi Sumut Serukan Tutup Medan Zoo, DPRD Sumut Minta BKSDA Turun Tangan

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting, meminta keseriusan pemerintah dalam penanganan satwa dan pengelolaan Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) yang semakin memprihatinkan dari hari ke hari.

Bahkan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara (Sumut) menyerukan penutupan segera Medan Zoo atau Kebun Binatang Medan usai empat ekor harimau mati dalam tiga bulan terakhir.

Baskami menegaskan, tidak boleh adanya pembiaran terhadap kondisi kebun binatang milik Pemko Medan itu. Ia pun meminta KLHK melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk turun tangan mengatasi permasalahan tersebut.

“Menurut saya, persoalan ini tidak bisa ditangani secara parsial. Medan Zoo ini bukan hanya persoalan beban pakan hewan yang ada, tetapi juga mengenai konservasinya, manajemen asetnya sampai masalah digitalisasinya,” ucap Baskami, Selasa (6/2/2024).

Baskami mengatakan, Medan Zoo harus lebih berperan sebagai usaha perlindungan dan pelestarian alam dari pada hanya sekadar memperagakan koleksi satwa langkanya.

“Kita menyayangkan, banyak satwa langka yang mati termasuk harimau sumatera. Saya kira ini bisa menjadi perhatian dunia, bila terjadi pembiaran,” ujarnya.

Baskami mengatakan, bila kondisi mengharuskan penutupan sementara, maka menurutnya seluruh sisa satwa yang ada harus diberikan kepada Lembaga Konservasi yang ideal.

“Saya meminta dalam waktu dekat ini ada langkah kongkrit dan penanganan komprehensif dari seluruh stakeholder tentang masalah ini,” katanya.

Sebelumnya, pada acara ‘Quo Vadis Kondisi Medan Zoo’ yang digagas Komunitas Gerak 98, Direktur Eksekutif Walhi Sumut Rianda Purba meminta agar pemerintah menutup kebun binatang itu.

“Melihat dari kondisi Walhi Sumut menyarankan pemerintah menutup sementara hingga masalah infrastruktur baik geografis, lahan sampai sarana prasarana memenuhi standar,” sarannya.

Sementara itu, Batara Johan, pegiat The Wildlife Whisperer Of Sumatera, mengatakan bila kondisi tersebut dibiarkan, maka Medan Zoo dapat menjadi sentimen negatif di mata dunia internasional.

“Kita mengusulkan agar merehabilitasi ulang hewan yang tersisa. Harus ada perawatan, penanganan dan perlindungan yang lengkap dari hewan-hewan itu,” tambahnya.

Batara juga meminta BKSDA untuk melakukan audit dan investigasi terkait matinya satwa langka di Medan Zoo.

“Karena kita tahu bahwa BKSDA memiliki data lengkap hewan-hewan yang ada dan penanganannya juga menjadi tanggungjawab mereka,” pungkasnya.
(map/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting, meminta keseriusan pemerintah dalam penanganan satwa dan pengelolaan Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) yang semakin memprihatinkan dari hari ke hari.

Bahkan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara (Sumut) menyerukan penutupan segera Medan Zoo atau Kebun Binatang Medan usai empat ekor harimau mati dalam tiga bulan terakhir.

Baskami menegaskan, tidak boleh adanya pembiaran terhadap kondisi kebun binatang milik Pemko Medan itu. Ia pun meminta KLHK melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk turun tangan mengatasi permasalahan tersebut.

“Menurut saya, persoalan ini tidak bisa ditangani secara parsial. Medan Zoo ini bukan hanya persoalan beban pakan hewan yang ada, tetapi juga mengenai konservasinya, manajemen asetnya sampai masalah digitalisasinya,” ucap Baskami, Selasa (6/2/2024).

Baskami mengatakan, Medan Zoo harus lebih berperan sebagai usaha perlindungan dan pelestarian alam dari pada hanya sekadar memperagakan koleksi satwa langkanya.

“Kita menyayangkan, banyak satwa langka yang mati termasuk harimau sumatera. Saya kira ini bisa menjadi perhatian dunia, bila terjadi pembiaran,” ujarnya.

Baskami mengatakan, bila kondisi mengharuskan penutupan sementara, maka menurutnya seluruh sisa satwa yang ada harus diberikan kepada Lembaga Konservasi yang ideal.

“Saya meminta dalam waktu dekat ini ada langkah kongkrit dan penanganan komprehensif dari seluruh stakeholder tentang masalah ini,” katanya.

Sebelumnya, pada acara ‘Quo Vadis Kondisi Medan Zoo’ yang digagas Komunitas Gerak 98, Direktur Eksekutif Walhi Sumut Rianda Purba meminta agar pemerintah menutup kebun binatang itu.

“Melihat dari kondisi Walhi Sumut menyarankan pemerintah menutup sementara hingga masalah infrastruktur baik geografis, lahan sampai sarana prasarana memenuhi standar,” sarannya.

Sementara itu, Batara Johan, pegiat The Wildlife Whisperer Of Sumatera, mengatakan bila kondisi tersebut dibiarkan, maka Medan Zoo dapat menjadi sentimen negatif di mata dunia internasional.

“Kita mengusulkan agar merehabilitasi ulang hewan yang tersisa. Harus ada perawatan, penanganan dan perlindungan yang lengkap dari hewan-hewan itu,” tambahnya.

Batara juga meminta BKSDA untuk melakukan audit dan investigasi terkait matinya satwa langka di Medan Zoo.

“Karena kita tahu bahwa BKSDA memiliki data lengkap hewan-hewan yang ada dan penanganannya juga menjadi tanggungjawab mereka,” pungkasnya.
(map/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/