25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Siti Naisah Simbolon, Calon Haji Pertama dari Kabupaten Samosir

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Calhaj asal Samosir, Siti Naisah Simbolon, mengaku terharu dan bahagia, karena cita-citanya melakukan obadah haji akhirnya terwujud. Ia mendaftar sebagai calon haji dari Kabupaten Samosir pada 2011 silam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Begitu tiba di Asrama Haji Medan, Selasa (1/8) pagi, Siti Naisah Simbolon seketika meneteskan air mata. Dia begitu terharu dan bahagia. Cita-citanya selama ini akhirnya terwujud. Apalagi saat ia akan berangkat, cukup banyak kesulitan yang dihadapinya, mulai dari pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) hingga hendak mendapat suntik meningitis.

Wanita berusia 62 tahun itu mengaku mendaftar sebagai calon haji dari Kabupaten Samosir pada 2011 silam. Dia menyetorkan BPIH awal melalui Bank Sumut. Setelah 7 tahun menunggu, porsinya keluar, sehingga dia harus melunasi BPIH. Karena belum pernah ada pelunasan BPIH, diakuinya sempat terjadi kendala untuk pengisian format pelunasan BPIH.

“Namun akhirnya pelunasan dapat dilakukan juga. Setelah itu, saya mau minta pelayanan kesehatan haji. Lagi-lagi sempat ada kendala untuk suntik meningitis karena belum pernah. Terpaksa menunggu vaksin dari Medan dulu,” sambungnya.

Selain itu, nenek dua cucu itu mengaku, dirinya juga sempat mendapat kesulitan untuk manasik haji. Dia mengaku hanya mengikuti manasik haji akbar di Asrama Haji Medan yang digelar Bank Sumut beberapa waktu lalu. Meski begitu, Siti mengaku yakin dapat menunaikan rukun wajib bahkan sunnah haji nantinya. Dikatakannya, dirinya juga terus mengulang pengetahuan yang dimilikinya soal haji.

” Alhamdulillah saya dulu kuliah di IAIN. Tahun 1983, saya menjadi PNS sebagai guru agama, ditempatkan di Samosir hingga pensiun tahun 2006, ” sambung Siti.

Disinggung kenapa tidak berangkat dari daerah lain agar proses lebih mudah,, Siti mengaku memang tidak mau. Diakuinya, adiknya yang tinggal di Subuhuan, sempat menawarkan untuk berangkat dari Sibuhuan. Bahkan, diakui Siti kalau adiknya sempat mengatakan, akan membuat acara pemberangkatan untuk Siti. Namun, Siti mengaku tidak menerimanya.

Dikatakan Siti, dirinya sudah mengetahui kalau dirinya tidak akan seperti jamaah lain, disambut marhaban atau lainnya. Bahkan disebutnya, dia siap walaupun berangkat ke Asrama Haji Medan tidak diantar dan hanya naik bus dengan ongkos sendiri. yang terpenting baginya adalah berangkat dari Samosir.

“Saya ingin memperkenalkan bahwa di Samosir ada Muslim dan dihargai oleh pemerintahnya,” tambah Siti.

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Calhaj asal Samosir, Siti Naisah Simbolon, mengaku terharu dan bahagia, karena cita-citanya melakukan obadah haji akhirnya terwujud. Ia mendaftar sebagai calon haji dari Kabupaten Samosir pada 2011 silam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Begitu tiba di Asrama Haji Medan, Selasa (1/8) pagi, Siti Naisah Simbolon seketika meneteskan air mata. Dia begitu terharu dan bahagia. Cita-citanya selama ini akhirnya terwujud. Apalagi saat ia akan berangkat, cukup banyak kesulitan yang dihadapinya, mulai dari pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) hingga hendak mendapat suntik meningitis.

Wanita berusia 62 tahun itu mengaku mendaftar sebagai calon haji dari Kabupaten Samosir pada 2011 silam. Dia menyetorkan BPIH awal melalui Bank Sumut. Setelah 7 tahun menunggu, porsinya keluar, sehingga dia harus melunasi BPIH. Karena belum pernah ada pelunasan BPIH, diakuinya sempat terjadi kendala untuk pengisian format pelunasan BPIH.

“Namun akhirnya pelunasan dapat dilakukan juga. Setelah itu, saya mau minta pelayanan kesehatan haji. Lagi-lagi sempat ada kendala untuk suntik meningitis karena belum pernah. Terpaksa menunggu vaksin dari Medan dulu,” sambungnya.

Selain itu, nenek dua cucu itu mengaku, dirinya juga sempat mendapat kesulitan untuk manasik haji. Dia mengaku hanya mengikuti manasik haji akbar di Asrama Haji Medan yang digelar Bank Sumut beberapa waktu lalu. Meski begitu, Siti mengaku yakin dapat menunaikan rukun wajib bahkan sunnah haji nantinya. Dikatakannya, dirinya juga terus mengulang pengetahuan yang dimilikinya soal haji.

” Alhamdulillah saya dulu kuliah di IAIN. Tahun 1983, saya menjadi PNS sebagai guru agama, ditempatkan di Samosir hingga pensiun tahun 2006, ” sambung Siti.

Disinggung kenapa tidak berangkat dari daerah lain agar proses lebih mudah,, Siti mengaku memang tidak mau. Diakuinya, adiknya yang tinggal di Subuhuan, sempat menawarkan untuk berangkat dari Sibuhuan. Bahkan, diakui Siti kalau adiknya sempat mengatakan, akan membuat acara pemberangkatan untuk Siti. Namun, Siti mengaku tidak menerimanya.

Dikatakan Siti, dirinya sudah mengetahui kalau dirinya tidak akan seperti jamaah lain, disambut marhaban atau lainnya. Bahkan disebutnya, dia siap walaupun berangkat ke Asrama Haji Medan tidak diantar dan hanya naik bus dengan ongkos sendiri. yang terpenting baginya adalah berangkat dari Samosir.

“Saya ingin memperkenalkan bahwa di Samosir ada Muslim dan dihargai oleh pemerintahnya,” tambah Siti.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/