34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Cuaca Panas, Jamaah Haji Rentan Dehidrasi

Jemaah haji memakai payung dalam cuacan panas di Kota Makkah.
Jemaah haji memakai payung dalam cuacan panas di Kota Makkah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 168.800 jamaah haji Indonesia sudah diberangkatkan ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Gelombang pertama dari tanggl 9-21 Agustus 2016 dengan tujuan ke Madinah terlebih dahulu.

Rombongan kedua dari tanggal 22 Agustus 2016 sampai 4 September 2016 langsung ke Jedah. Rombongan haji ini terdiri atas 155.200 kuota haji regular dan 13.600 kuota haji khusus.

Saat ini cuaca di Mekah maupun Madinah cukup panas siang hari lebih dari 40 derajat celcius. Yang perlu diantisipasi atas suhu udara yang tinggi ini adalah terjadinya dehidrasi.

Wakil Ketua PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB mengingatkan pentingnya para jamaah menjaga kesehatan.

“Yang utama adalah tetap mempertahankan minum 3-4 liter makin sering terpapar udara panas jumlah cairan yang diminum juga harus ditingkatkan. Jika tidak diantisipasi lebih lanjut kondisi panas ini dapat menyebabkan terjadi heat stroke, suatu keadaan mengancam jiwa akibat suhu tubuh yang meningkat sampai 40 derajat celsius akibat suhu di luar yang tinggi,” terangnya, dalam keterangan tertulis kepada media ini.

Kloter-kloter rombongan haji yang pertama sebagian berangkat langsung ke Medinah sebagian ke Jeddah dan selanjutnya akan menuju Madinah terlebih dahulu untuk ziarah ke Masjid Nabawi. Selama di Madinah jamaah haji akan melaksanakan Sholat Arbain (Sholat berjamaah 40 waktu) di Mesjid Nabawi.

Umumnya para jamaah berusaha untuk dapat melaksanakan Sholat Arbain ini dengan lengkap. “Yang harus diperhatikan udara panas dan aktivitas di udara terbuka yang sebaiknya dihindari,” ujar staf pengajar Fakultas Kedokteran Univesritas Indonesia (UI) Jakarta itu.

Diterangnya, selain faktor cuaca, keadaan lain yang dapat memperburuk kesehatan para jamaah adalah kelelahan akibat perjalanan yang lama dan melelahkan. Selain itu proses naik dan turun kendaraaan dari bandara menuju penginapan juga akan menyebabkan kelelahan tersebut makin menjadi.

Belum lagi proses pembagian kamar yang kadang kala berlarut-larut yang pada akhirnya keadaan ini akan membuat kelelahan para jamaah semakin menjadi.

“Oleh karena itu hal yang perlu dicermati oleh para jamaah dan para pimpinan kelompok adalah, agar para jamaah tersedia waktu istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan. Rasa bersyukur dan ingin segera melihat Masjid Nabawi serta ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW kadang kala mengalahkan rasa lelah yang ada selama perjalanan dan sampai dipenginapan. Walau bagaimanapun secara keseluruhan tubuh kita juga perlu istirahat walau kadang kala semangat yang ada dapat mengalahkan kelelahan tersebut,” beber General Secretary of Indonesian Society of Gastroenterology itu.

Diingatkan, selama di Masjid diusahakan untuk tetap minum. Tempat-tempat penampungan minum yang berisi air zam-zam selalu tersedia di dalam dan di seputar Masjid Nabawi. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi atau minuman bersoda karena dengan mengkonsumsi minuman tersebut akan memperberat dehidrasi.

“Jika buang air kecil kita menjadi lebih keruh hal ini merupakan tanda bahwa kita harus meningkatkan untuk mengkonsumsi air,” saran mantan Tenaga Kesehatan Haji Daerah dan Tenaga Kesehatan Haji Khusus-ONH plus itu.

Makan merupakan hal penting dan selalu diperhatikan. Rasa makanan dan tidak suka makanan tertentu harusnya dibuang jauh-jauh. Rasanya tidak akan sulit untuk mencari rumah makan Indonesia dengan selera Indonesia disekitar Masjid Nabawi atau penginapan selain itu tentunya makanan yang disediakan untuk jamaah Indonesia biasanya telah disesuaikan dengan rasa lidah jamaah Indonesia.

Jemaah haji memakai payung dalam cuacan panas di Kota Makkah.
Jemaah haji memakai payung dalam cuacan panas di Kota Makkah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 168.800 jamaah haji Indonesia sudah diberangkatkan ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Gelombang pertama dari tanggl 9-21 Agustus 2016 dengan tujuan ke Madinah terlebih dahulu.

Rombongan kedua dari tanggal 22 Agustus 2016 sampai 4 September 2016 langsung ke Jedah. Rombongan haji ini terdiri atas 155.200 kuota haji regular dan 13.600 kuota haji khusus.

Saat ini cuaca di Mekah maupun Madinah cukup panas siang hari lebih dari 40 derajat celcius. Yang perlu diantisipasi atas suhu udara yang tinggi ini adalah terjadinya dehidrasi.

Wakil Ketua PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB mengingatkan pentingnya para jamaah menjaga kesehatan.

“Yang utama adalah tetap mempertahankan minum 3-4 liter makin sering terpapar udara panas jumlah cairan yang diminum juga harus ditingkatkan. Jika tidak diantisipasi lebih lanjut kondisi panas ini dapat menyebabkan terjadi heat stroke, suatu keadaan mengancam jiwa akibat suhu tubuh yang meningkat sampai 40 derajat celsius akibat suhu di luar yang tinggi,” terangnya, dalam keterangan tertulis kepada media ini.

Kloter-kloter rombongan haji yang pertama sebagian berangkat langsung ke Medinah sebagian ke Jeddah dan selanjutnya akan menuju Madinah terlebih dahulu untuk ziarah ke Masjid Nabawi. Selama di Madinah jamaah haji akan melaksanakan Sholat Arbain (Sholat berjamaah 40 waktu) di Mesjid Nabawi.

Umumnya para jamaah berusaha untuk dapat melaksanakan Sholat Arbain ini dengan lengkap. “Yang harus diperhatikan udara panas dan aktivitas di udara terbuka yang sebaiknya dihindari,” ujar staf pengajar Fakultas Kedokteran Univesritas Indonesia (UI) Jakarta itu.

Diterangnya, selain faktor cuaca, keadaan lain yang dapat memperburuk kesehatan para jamaah adalah kelelahan akibat perjalanan yang lama dan melelahkan. Selain itu proses naik dan turun kendaraaan dari bandara menuju penginapan juga akan menyebabkan kelelahan tersebut makin menjadi.

Belum lagi proses pembagian kamar yang kadang kala berlarut-larut yang pada akhirnya keadaan ini akan membuat kelelahan para jamaah semakin menjadi.

“Oleh karena itu hal yang perlu dicermati oleh para jamaah dan para pimpinan kelompok adalah, agar para jamaah tersedia waktu istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan. Rasa bersyukur dan ingin segera melihat Masjid Nabawi serta ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW kadang kala mengalahkan rasa lelah yang ada selama perjalanan dan sampai dipenginapan. Walau bagaimanapun secara keseluruhan tubuh kita juga perlu istirahat walau kadang kala semangat yang ada dapat mengalahkan kelelahan tersebut,” beber General Secretary of Indonesian Society of Gastroenterology itu.

Diingatkan, selama di Masjid diusahakan untuk tetap minum. Tempat-tempat penampungan minum yang berisi air zam-zam selalu tersedia di dalam dan di seputar Masjid Nabawi. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi atau minuman bersoda karena dengan mengkonsumsi minuman tersebut akan memperberat dehidrasi.

“Jika buang air kecil kita menjadi lebih keruh hal ini merupakan tanda bahwa kita harus meningkatkan untuk mengkonsumsi air,” saran mantan Tenaga Kesehatan Haji Daerah dan Tenaga Kesehatan Haji Khusus-ONH plus itu.

Makan merupakan hal penting dan selalu diperhatikan. Rasa makanan dan tidak suka makanan tertentu harusnya dibuang jauh-jauh. Rasanya tidak akan sulit untuk mencari rumah makan Indonesia dengan selera Indonesia disekitar Masjid Nabawi atau penginapan selain itu tentunya makanan yang disediakan untuk jamaah Indonesia biasanya telah disesuaikan dengan rasa lidah jamaah Indonesia.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/