26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Elektabilitas Dzulmi Eldin Teratas

Dzulmi Eldin, Walikota Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berstatus sebagai wali kota petahana, elektabilitas Dzulmi Eldin masih yang teratas. Berdasarkan survei Lembaga Kajian Kebijakan (LKK) Fakuiltas Ilmu Sosial dan Ilmu Polisik Universitas Islam Sumatra Utara (FISIP UISU), elektabilitas mantan Sekda dan Wakil Wali Medan itu terpaut 7 persen dengan Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga. Sedangkan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution berada di posisi ketiga.

Hasil Survei LKK FISIP UISU, Tingkat Elektabilitas Balon Wali Kota Medan:

  1. Dzulmi Eldin 14,3 persen
  2. Ihwan Ritonga 7 persen
  3. Bobby Nasution 5,4 persen
  4. Akhyar Nasution 3,8 persen
  5. Salman Alfarizi 2 persen
  6. Kahiyang Ayu 1,5 persen
  7. Dedi Iskandar Batubara 1,4 persen
  8. Maruli Siahaan 1 persen
  9. Abyadi Siregar 0,8 persen
  10. Edy Ikhsan 0,6 persen
  11. Datuk Saiful Azhar 0,6 persen
  12. Lainnya 5,8 persen

Survei LKK FISIP UISU ini dilakukan pada 17 hingga 24 Juni 2019 lalu, dengan menempatkan Dzulmi Eldin di posisi teratas dengan persentase 14,3 persen, disusul Ihwan Ritonga 7 persen, Bobby Nasution 5,4 persen dan Akhyar Nasution 3,8 persen. Selanjutnya ada Ketua DPD PKS Kota Medan Salman Alfarizi 2 persen, putrid Presiden Jokowi Kahiyang Ayu 1,5 persen, Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara 1,4 persen, Maruli Siahaan 1 persen, Abyadi Siregar 0,8 persen, Edy Ikhsan 0,6 persen, Datuk Saiful Azhar 0,6 persen, dan lainnya 5,8 persen.

“Ini hasil survei bulan Juni. Bisa saja beberapa bulan ke depan berubah, itu juga tergantung atau dipengaruhi konstelasi politikn

ditingkat nasional,” kata peneliti LKK FISIP UISU, Ridwan Nasution, di Kampus UISU, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Kamis (1/8).

Menurutnya, munculnya nama Ihwan Ritonga dan Bobby Nasution yang merupakan tokoh muda cukup mengejutkan. Apalagi selisihnya dengan petahana tidak cukup signifikan. “Untuk putri Jokowi mungkin karena suaminya Bobby Nasution yang orang Medan,” imbuhnya.

Selain tingkat elektabilitas bakal calon Wali Kota Medan, LKK FISIP UISU juga melakukan survei terkait evaluasi pemerintahan Kota Medan. Survei dilakukan untuk melihat persepsi masyarakat terkait dengan kinerja Pemko Medan, sekaligus melihat peta politik pada pemilihan Wali Kota 2020 mendatang.

Ketua LKK FISIP USU, Anuar Sadat menyebut, survei ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 800 responden medio 17-24 Juni 2019. Margin error +/3,39 % dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dalam hasil survey tersebut, terungkap bahwa mayoritas masyarakat Kota Medan menginginkan pemimpin baru. “Pada pemilihan Wali Kota Medan 2020 mendatang, 56,6 persen masyarakat mengharapkan tokoh baru untuk menjadi wali kota dan wakil wali kota,” katanya saat rilis survei di Kampus UISU, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Kamis (1/8).

Kata dia, yang menginginkan Wali Kota Medan saat ini kembali untuk memimpin pada periode kedua hanya 16,5 persen. “Yang mengharapkan wakil wali kota saat ini untuk menjadi wali kota pada pemilihan mendatang sebesar 7,4 %,” paparnya.

Mengenai kegiatan atau pelaksanaan Pilkada Medan 2020, lanjut dia, 51,9 persen masyarakat sudah mengetahuinya. Sedangkan 45,3 persen masih belum mengetahui. “Artinya, ini menunjukkan bahwa masih perlunya sosialisasi terkait dengan pelaksanaan pemilihan Wali Kota Medan 2020,” tegasnya.

///Eldin Jangan Salah Pilih Wakil

Pengamat Politik dan Pemerintahan, Rafriandi Nasution menyarankan, sebagai bakal calon petahana Dzulmi Eldin jangan sampai salah memilih calon pendampingnya di Pilkada Medan 2020. Menurutnya, jika salah pilih, meski berstatus petahana, Dzulmi Eldin bisa kalah.

Namun, ketika petahana mampu memilih pendamping yang tepat, maka pertarungan akan menjadi milik petahana. “Waki Kota Medan harus punya wakil dari teknokrat yang mampu menjawab persoalan saat ini seperti banjir, jalan rusak, perpindahan masyarakat pinggiran Sungai Deli,” kata Rafriandi.

“Kalau bisa itu dijamin oleh Eldin, dia bisa terpilih kembali,” imbuhnya.

Sejauh ini, ia melihat belum ada sosok baru yang muncul dan mampu mengimbangi calon petahana.

Hanya saja, ia melihat stabilitas Medan di bawah kepemimpinan Dzulmi Eldin cukup baik. Praktis tidak ada gejolak. “Tapi yang perlu dicatat, Dzulmi Eldin sangat piawai di tahun 2015 lalu, karena mampu memborong hampir semua partai politik untuk mengusungnya,” tuturnya.(mbc)

Dzulmi Eldin, Walikota Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berstatus sebagai wali kota petahana, elektabilitas Dzulmi Eldin masih yang teratas. Berdasarkan survei Lembaga Kajian Kebijakan (LKK) Fakuiltas Ilmu Sosial dan Ilmu Polisik Universitas Islam Sumatra Utara (FISIP UISU), elektabilitas mantan Sekda dan Wakil Wali Medan itu terpaut 7 persen dengan Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga. Sedangkan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution berada di posisi ketiga.

Hasil Survei LKK FISIP UISU, Tingkat Elektabilitas Balon Wali Kota Medan:

  1. Dzulmi Eldin 14,3 persen
  2. Ihwan Ritonga 7 persen
  3. Bobby Nasution 5,4 persen
  4. Akhyar Nasution 3,8 persen
  5. Salman Alfarizi 2 persen
  6. Kahiyang Ayu 1,5 persen
  7. Dedi Iskandar Batubara 1,4 persen
  8. Maruli Siahaan 1 persen
  9. Abyadi Siregar 0,8 persen
  10. Edy Ikhsan 0,6 persen
  11. Datuk Saiful Azhar 0,6 persen
  12. Lainnya 5,8 persen

Survei LKK FISIP UISU ini dilakukan pada 17 hingga 24 Juni 2019 lalu, dengan menempatkan Dzulmi Eldin di posisi teratas dengan persentase 14,3 persen, disusul Ihwan Ritonga 7 persen, Bobby Nasution 5,4 persen dan Akhyar Nasution 3,8 persen. Selanjutnya ada Ketua DPD PKS Kota Medan Salman Alfarizi 2 persen, putrid Presiden Jokowi Kahiyang Ayu 1,5 persen, Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara 1,4 persen, Maruli Siahaan 1 persen, Abyadi Siregar 0,8 persen, Edy Ikhsan 0,6 persen, Datuk Saiful Azhar 0,6 persen, dan lainnya 5,8 persen.

“Ini hasil survei bulan Juni. Bisa saja beberapa bulan ke depan berubah, itu juga tergantung atau dipengaruhi konstelasi politikn

ditingkat nasional,” kata peneliti LKK FISIP UISU, Ridwan Nasution, di Kampus UISU, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Kamis (1/8).

Menurutnya, munculnya nama Ihwan Ritonga dan Bobby Nasution yang merupakan tokoh muda cukup mengejutkan. Apalagi selisihnya dengan petahana tidak cukup signifikan. “Untuk putri Jokowi mungkin karena suaminya Bobby Nasution yang orang Medan,” imbuhnya.

Selain tingkat elektabilitas bakal calon Wali Kota Medan, LKK FISIP UISU juga melakukan survei terkait evaluasi pemerintahan Kota Medan. Survei dilakukan untuk melihat persepsi masyarakat terkait dengan kinerja Pemko Medan, sekaligus melihat peta politik pada pemilihan Wali Kota 2020 mendatang.

Ketua LKK FISIP USU, Anuar Sadat menyebut, survei ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 800 responden medio 17-24 Juni 2019. Margin error +/3,39 % dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dalam hasil survey tersebut, terungkap bahwa mayoritas masyarakat Kota Medan menginginkan pemimpin baru. “Pada pemilihan Wali Kota Medan 2020 mendatang, 56,6 persen masyarakat mengharapkan tokoh baru untuk menjadi wali kota dan wakil wali kota,” katanya saat rilis survei di Kampus UISU, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Kamis (1/8).

Kata dia, yang menginginkan Wali Kota Medan saat ini kembali untuk memimpin pada periode kedua hanya 16,5 persen. “Yang mengharapkan wakil wali kota saat ini untuk menjadi wali kota pada pemilihan mendatang sebesar 7,4 %,” paparnya.

Mengenai kegiatan atau pelaksanaan Pilkada Medan 2020, lanjut dia, 51,9 persen masyarakat sudah mengetahuinya. Sedangkan 45,3 persen masih belum mengetahui. “Artinya, ini menunjukkan bahwa masih perlunya sosialisasi terkait dengan pelaksanaan pemilihan Wali Kota Medan 2020,” tegasnya.

///Eldin Jangan Salah Pilih Wakil

Pengamat Politik dan Pemerintahan, Rafriandi Nasution menyarankan, sebagai bakal calon petahana Dzulmi Eldin jangan sampai salah memilih calon pendampingnya di Pilkada Medan 2020. Menurutnya, jika salah pilih, meski berstatus petahana, Dzulmi Eldin bisa kalah.

Namun, ketika petahana mampu memilih pendamping yang tepat, maka pertarungan akan menjadi milik petahana. “Waki Kota Medan harus punya wakil dari teknokrat yang mampu menjawab persoalan saat ini seperti banjir, jalan rusak, perpindahan masyarakat pinggiran Sungai Deli,” kata Rafriandi.

“Kalau bisa itu dijamin oleh Eldin, dia bisa terpilih kembali,” imbuhnya.

Sejauh ini, ia melihat belum ada sosok baru yang muncul dan mampu mengimbangi calon petahana.

Hanya saja, ia melihat stabilitas Medan di bawah kepemimpinan Dzulmi Eldin cukup baik. Praktis tidak ada gejolak. “Tapi yang perlu dicatat, Dzulmi Eldin sangat piawai di tahun 2015 lalu, karena mampu memborong hampir semua partai politik untuk mengusungnya,” tuturnya.(mbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/