25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Lebih Setengah Lampu Jalan di Medan Gelap Gulita, Salah Siapa?

Hal itu dikatakan Bhakti Alamsyah karena baru-baru ini sepeda motor keponakannya dirampok di Jalan Dr Mansyur USU. Di lokasi itu memang ada ada lampu jalan, tapi padam. Hal inilah yang menjadi kesempatan pelaku kejahatan. Bahkan saat itu keponakannya meminta tolong kepada warga yang melintas, namun diacuhkan karena suasana yang gelap. “Keponakan saya pernah jadi korban begal di USU, karena gelap. Lampu ada tapi gak hidup. Bahkan keponakan saya ini minta tolong sama pengendara mobil yang lewat. Tapi nggak ada yang nolong karena sopir mobil itu takut ikut jadi korban. Hal ini juga membuktikan masyarakat jadi tak perduli karena faktor gelap juga,” tandasnya.

Tokoh masyarakat Vincent Widjaya juga berpendapat masalah lampu jalan yang padam adalah tanggungjawab Pemko Medan. Untuk itu, ia meminta Pemko Medan melalui Dinas Pertamanan lebih serius dan aktif menangani permasalahan ini. “Kita harap pemko seriuslah menanganinya, jangan sampai karena hal ini bakal ada kejahatan baru lagi. Tetap memperhatikan laporan warga mengenai titik-titik lampu jalan yang rusak atau padam. Atau jalan yang perlu mendapatkan lampu penerangan,” ungkapnya.

Dampak dari kurangnya penerangan ini akan berpengaruh secara luas. Apalagi Medan adalah kota metropolitan. “Kalau jalanan gelap dan sunyi,otomatis aksi kejahatan makin marak,”imbuhnya. Vincent juga menyoroti retribusi lampu jalan yang dikutip dari masyarakat tiap bulannya. “Kita juga sudah dikutip biaya lampu jalan melalui rekening listrik. Berarti kita sebagai masyarakat bukan hanya menuntut saja, tapi sudah berperan aktif untuk membantu. Kita sudah sumbang atau bantu, masak kita gak mendapatkan hak kita,” kesalnya.

Selain itu, Vincent juga berharap pihak kepolisian lebih meningkatkan patroli untuk menimalisir ruang gerak para pelaku kejahatan. “Disini polisi kita juga harus turut serta dan berperan aktif untuk mengawasi dengan meningkatkan patroli. Polisi pastilah tahu dimana-mana saja lokasi rawan di wilayahnya,” tandasnya.

Menanggapi masalah ini, Kepala Dinas Pertamanan Medan Zulkifli Sitepu justru menyuruh warga Medan membuat laporan ke pihaknya. “Bahkan kita sekarang sudah ada mensosialisasikan kalau ada bermasalah lampu, sudah ada tiap kecamatan,” katanya. Di wilayah pinggiran Medan, kata Zulkifli, jangkauan LPJU sebenarnya tidak sulit. Namun, selama ini mereka mengalami kendala maraknya pencurian material lampu oleh oknum yang tak bertanggungjawab seperti di Jalan Yos Sudarso dan di Fly Over Simpang Pos.

Selain itu, kata Zulkifli, bebrapa jalan yang merupakan jalan provinsi dan jalan negara adalah wewenang balai besar sebagai pemilik untuk memperbaikinya.

Balai Besar ini juga punya orang ketiga yang mengerjakan pengerjaan lampu jalan tersebut. Namun, dalam pengerjaannya banyak material yang dicuri seperti kabel-kabel dan lampunya. Selain itu, untuk di fly over Jamin Ginting butuh pasokan listrik yang merupakan wilayah PLN cabang Lubuk Pakam.

“Kita sudah gelar rapat sebanyak 2 kali. Hasil notulennya, balai besar diminta segera bermohon ke PLN Pakam untuk menyalurkan arus listrik ke lampu jalan tersebut,” katanya. Namun, dalam proses pendataan yang dilakukan PLN untuk memasukkan arus tersebut, ditemukan banyak material yang hilang karena dicuri. “Inilah permasalahan yang terjadi hingga saat ini belum terselesaikan. Kalau kami ditanya, kami siap memfasilitasi untuk pengadaan LPJU tersebut,” katanya.

(gib/bay/win/deo)

Hal itu dikatakan Bhakti Alamsyah karena baru-baru ini sepeda motor keponakannya dirampok di Jalan Dr Mansyur USU. Di lokasi itu memang ada ada lampu jalan, tapi padam. Hal inilah yang menjadi kesempatan pelaku kejahatan. Bahkan saat itu keponakannya meminta tolong kepada warga yang melintas, namun diacuhkan karena suasana yang gelap. “Keponakan saya pernah jadi korban begal di USU, karena gelap. Lampu ada tapi gak hidup. Bahkan keponakan saya ini minta tolong sama pengendara mobil yang lewat. Tapi nggak ada yang nolong karena sopir mobil itu takut ikut jadi korban. Hal ini juga membuktikan masyarakat jadi tak perduli karena faktor gelap juga,” tandasnya.

Tokoh masyarakat Vincent Widjaya juga berpendapat masalah lampu jalan yang padam adalah tanggungjawab Pemko Medan. Untuk itu, ia meminta Pemko Medan melalui Dinas Pertamanan lebih serius dan aktif menangani permasalahan ini. “Kita harap pemko seriuslah menanganinya, jangan sampai karena hal ini bakal ada kejahatan baru lagi. Tetap memperhatikan laporan warga mengenai titik-titik lampu jalan yang rusak atau padam. Atau jalan yang perlu mendapatkan lampu penerangan,” ungkapnya.

Dampak dari kurangnya penerangan ini akan berpengaruh secara luas. Apalagi Medan adalah kota metropolitan. “Kalau jalanan gelap dan sunyi,otomatis aksi kejahatan makin marak,”imbuhnya. Vincent juga menyoroti retribusi lampu jalan yang dikutip dari masyarakat tiap bulannya. “Kita juga sudah dikutip biaya lampu jalan melalui rekening listrik. Berarti kita sebagai masyarakat bukan hanya menuntut saja, tapi sudah berperan aktif untuk membantu. Kita sudah sumbang atau bantu, masak kita gak mendapatkan hak kita,” kesalnya.

Selain itu, Vincent juga berharap pihak kepolisian lebih meningkatkan patroli untuk menimalisir ruang gerak para pelaku kejahatan. “Disini polisi kita juga harus turut serta dan berperan aktif untuk mengawasi dengan meningkatkan patroli. Polisi pastilah tahu dimana-mana saja lokasi rawan di wilayahnya,” tandasnya.

Menanggapi masalah ini, Kepala Dinas Pertamanan Medan Zulkifli Sitepu justru menyuruh warga Medan membuat laporan ke pihaknya. “Bahkan kita sekarang sudah ada mensosialisasikan kalau ada bermasalah lampu, sudah ada tiap kecamatan,” katanya. Di wilayah pinggiran Medan, kata Zulkifli, jangkauan LPJU sebenarnya tidak sulit. Namun, selama ini mereka mengalami kendala maraknya pencurian material lampu oleh oknum yang tak bertanggungjawab seperti di Jalan Yos Sudarso dan di Fly Over Simpang Pos.

Selain itu, kata Zulkifli, bebrapa jalan yang merupakan jalan provinsi dan jalan negara adalah wewenang balai besar sebagai pemilik untuk memperbaikinya.

Balai Besar ini juga punya orang ketiga yang mengerjakan pengerjaan lampu jalan tersebut. Namun, dalam pengerjaannya banyak material yang dicuri seperti kabel-kabel dan lampunya. Selain itu, untuk di fly over Jamin Ginting butuh pasokan listrik yang merupakan wilayah PLN cabang Lubuk Pakam.

“Kita sudah gelar rapat sebanyak 2 kali. Hasil notulennya, balai besar diminta segera bermohon ke PLN Pakam untuk menyalurkan arus listrik ke lampu jalan tersebut,” katanya. Namun, dalam proses pendataan yang dilakukan PLN untuk memasukkan arus tersebut, ditemukan banyak material yang hilang karena dicuri. “Inilah permasalahan yang terjadi hingga saat ini belum terselesaikan. Kalau kami ditanya, kami siap memfasilitasi untuk pengadaan LPJU tersebut,” katanya.

(gib/bay/win/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/