30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Ratusan Rumah di Pinggiran Sungai Deli Tenggelam

Rahudman Janji Benteng Sungai

MEDAN-Ratusan rumah yang berada di tepian Sungai Deli Medan tenggelam diterjang air. Ketinggian air di dalam rumah warga sudah melewati batas lutut orang dewasa dan diperkirakan masih akan terus naik, Rabu (31/10) malam.

Berdasarkan informasi hujan yang turun Rabu malam menyebabkan pemukiman warga dilanda banjir. Ini terlihat di pemukiman warga yang berada di Jalan Brigjen Katamso Gang Merdeka, Sei Mati, Medan Maimun. Tak hanya itu, banjir tersebut juga melanda Gang Bidan dan sudah setinggi lutut orang dewasa.

Fauzi (35), seorang warga mengatakan, air mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 21.00 WIB.

“Ini banjir kiriman dari hulu dan mungkin hujan di sana, air naik dan meluap di sini. Karena di Medan sendiri hujannya tak begitu deras dan ini sudah biasanya di sini,” katanya.

Hal senada juga diucapkan Indra (38), warga sekitar. Diterangkannya, awalnya mereka tak menyangka air akan masuk ke pemukiman warga karena hujan yang turun tak begitu deras.

“Air mulai masuk jam 21.00 WIB tadi dan kami sadar kalau sudah masuk. Tingginya selutut orang dewasa,” jelasnya.
Amatan wartawan koran ini, warga memilih mengungsi ke tempat yang tinggi. Tak hanya itu, warga juga ada yang mengungsi ke atap rumahnya. Tampak terlihat petugas Basarnas juga turun ke lokasi melakukan penyelamatan dan peninjau lokasi banjir.

“Pertimbangan utama, karena takut air akan semakin tinggi. Sebagian lagi tetap bertahan di lantai dua rumah masing-masing, menjaga harta benda mereka,” ucap Faisal (40), warga sekitar.

“Cemanalah dek kami menjadi langganan banjir, kami minta bantuan pemerintah bagaimana kami agar tidak menjadi korban terus saat hujan turun, “ucap seorang warga saat membersihkan rumahnya.

Banjir yang melanda rumah-rumah warga yang berada di pinggiran Sungai Deli, sudah sering kali. Banjir terakhir kali terjadi dan setinggi lutut orang dewasa pada tanggal 22 Oktober 2012 lalu.

Data yang dihimpun dari Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan menyebutkan, ada 6 kelurahan di Kecamatan Medan Maimun yang terendam yakni Kelurahan Aur, Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Jati, Kelurahan Sei Mati, Kelurahan Hamdan, Kelurahan Suka Raja.
Walikota Medan, Drs H Rahudman Harahap berjanji akan melakukan pentaan terhadap rumah warga yang ada di bantaran Sunga Deli.

“Tahun ini direncanakan akan dilakukan penataan pemukiman, warga ditarik ke atas dilakukan pembentengan di bantaran sungai,” kata Rahudman.
Rahudman juga mengakui dulu ada pembiaran warga menempati kawasan bantaran sungai sehingga ketika debit air sungai tinggi otomatis terjadi banjir di pemukimakan tersebut.

“Ini kan ada pembiaran terhadap rakyat, tapi jangan dulu disalahkan masyarakat, jadi kita cari solusinya, bukan rusunawa yang aku mau tapi dilakukan dengan penataan pemukiman,” cetus Rahudman.

Dirinya juga mengungkapkan kesedihan setiap hujan turun terus menjadi korban banjir.
Pemko Medan dengan pihak terkait juga akan melakukan yang terbaik untuk melakukan penataan dan pembentengan bantaran sungai, sehingga saat hujan turun warga tidak menjadi korban banjir lagi.

Untuk melakukan penataan ini warga juga harus bersedia ditata, jangan dilakukan penataan warga tidak mau.
Saat ditanya apa yang menjadi masalah dilakukan penataan pemukiman tersebut, Rahudman mengatakan yang dihadapi Balai Wilayah Sungai (BWS) II Sumut anggaran dari pusat, namun Pemko Medan siap membantu dari APBD Kota Medan.(gus)

Rahudman Janji Benteng Sungai

MEDAN-Ratusan rumah yang berada di tepian Sungai Deli Medan tenggelam diterjang air. Ketinggian air di dalam rumah warga sudah melewati batas lutut orang dewasa dan diperkirakan masih akan terus naik, Rabu (31/10) malam.

Berdasarkan informasi hujan yang turun Rabu malam menyebabkan pemukiman warga dilanda banjir. Ini terlihat di pemukiman warga yang berada di Jalan Brigjen Katamso Gang Merdeka, Sei Mati, Medan Maimun. Tak hanya itu, banjir tersebut juga melanda Gang Bidan dan sudah setinggi lutut orang dewasa.

Fauzi (35), seorang warga mengatakan, air mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 21.00 WIB.

“Ini banjir kiriman dari hulu dan mungkin hujan di sana, air naik dan meluap di sini. Karena di Medan sendiri hujannya tak begitu deras dan ini sudah biasanya di sini,” katanya.

Hal senada juga diucapkan Indra (38), warga sekitar. Diterangkannya, awalnya mereka tak menyangka air akan masuk ke pemukiman warga karena hujan yang turun tak begitu deras.

“Air mulai masuk jam 21.00 WIB tadi dan kami sadar kalau sudah masuk. Tingginya selutut orang dewasa,” jelasnya.
Amatan wartawan koran ini, warga memilih mengungsi ke tempat yang tinggi. Tak hanya itu, warga juga ada yang mengungsi ke atap rumahnya. Tampak terlihat petugas Basarnas juga turun ke lokasi melakukan penyelamatan dan peninjau lokasi banjir.

“Pertimbangan utama, karena takut air akan semakin tinggi. Sebagian lagi tetap bertahan di lantai dua rumah masing-masing, menjaga harta benda mereka,” ucap Faisal (40), warga sekitar.

“Cemanalah dek kami menjadi langganan banjir, kami minta bantuan pemerintah bagaimana kami agar tidak menjadi korban terus saat hujan turun, “ucap seorang warga saat membersihkan rumahnya.

Banjir yang melanda rumah-rumah warga yang berada di pinggiran Sungai Deli, sudah sering kali. Banjir terakhir kali terjadi dan setinggi lutut orang dewasa pada tanggal 22 Oktober 2012 lalu.

Data yang dihimpun dari Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan menyebutkan, ada 6 kelurahan di Kecamatan Medan Maimun yang terendam yakni Kelurahan Aur, Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Jati, Kelurahan Sei Mati, Kelurahan Hamdan, Kelurahan Suka Raja.
Walikota Medan, Drs H Rahudman Harahap berjanji akan melakukan pentaan terhadap rumah warga yang ada di bantaran Sunga Deli.

“Tahun ini direncanakan akan dilakukan penataan pemukiman, warga ditarik ke atas dilakukan pembentengan di bantaran sungai,” kata Rahudman.
Rahudman juga mengakui dulu ada pembiaran warga menempati kawasan bantaran sungai sehingga ketika debit air sungai tinggi otomatis terjadi banjir di pemukimakan tersebut.

“Ini kan ada pembiaran terhadap rakyat, tapi jangan dulu disalahkan masyarakat, jadi kita cari solusinya, bukan rusunawa yang aku mau tapi dilakukan dengan penataan pemukiman,” cetus Rahudman.

Dirinya juga mengungkapkan kesedihan setiap hujan turun terus menjadi korban banjir.
Pemko Medan dengan pihak terkait juga akan melakukan yang terbaik untuk melakukan penataan dan pembentengan bantaran sungai, sehingga saat hujan turun warga tidak menjadi korban banjir lagi.

Untuk melakukan penataan ini warga juga harus bersedia ditata, jangan dilakukan penataan warga tidak mau.
Saat ditanya apa yang menjadi masalah dilakukan penataan pemukiman tersebut, Rahudman mengatakan yang dihadapi Balai Wilayah Sungai (BWS) II Sumut anggaran dari pusat, namun Pemko Medan siap membantu dari APBD Kota Medan.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/