25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Siswa Kelas 4, 5 dan 6 SD Sudah Mulai PTMT, Pekan Depan Dievaluasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mulai kemarin, Senin (1/11), seluruh siswa kelas 4, 5, dan 6 sekolah dasar (SD) di Kota Medan mulai mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Dinas Pendidikan Kota Medan akan melakukan evaluasi sepekan ke depan, guna mengetahui, apakah pelaksaan PTMT ini sudah sesuai SOP atau tidak.

TINJAU: Plt Kadis Pendidikan Medan Topan OP Ginting meninjau pelaksanaan PTMT di SDN 064979, Jalan Setia Budi, Medan Sunggal, Senin (1/11).

“Seminggu ke depan kita akan lakukan evaluasi. Mudah-mudahan seperti tingkat SMP, tidak terjadi klaster (Covid-19) akibat PTMT ini,” kata Plt Kadis Pendidikan Medan Topan OP Ginting saat meninjau pelaksanaan PTMT di SDN 064979, Jalan Setia Budi, Medan Sunggal, Senin (1/11) pagi.

Sebelum PTMT digelar, Topan mengaku sudah melakukan pembinaan terhadap Kepala SD dan pengawasan sekolah agar kegiatan belajar di sekolah diterapkan sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan. “Untuk penguatan sudah dilakukan secara langsung dan zoom meeting untuk seluruh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Untuk pengawasan untuk melakukan pengawasan dan penguatan serta melaporkan secara periodik kepada saya,” sebut Topan.

Ia juga mengimbau kepada orang tua siswa yang memiliki waktu luang untuk dapat mengantar dan menjemput anaknya langsung di Sekolah. “Bila tidak bisa dan siswa naik kendaraan umum, jangan melepas masker dan langsung pulang,” kata Topan.

Topan juga meminta kesabaran orang tua siswa kelas 1,2 dan 3. Bila PTM Terbatas SD kelas 4,5, dan 6 ini berjalan dengan baik maka kelas di bawahnya juga akan segara dibuka. “Mari kita bersama-sama menjaga. Kalau ini berjalan dengan baik, maka untuk kelas 1, 2 dan 3 akan segara buka,” jelas Topan.

Kepala Sekolah SDN 064979, Nilawati mengatakan, untuk sistem PTMT dibagi dua sesi. Dimana, sesi pertama dari pukul 07.30 WIB hingga pukul 09.30 WIB dan sesi kedua dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Nilawati mengungkapkan, pihaknya juga menyertakan surat pernyataan dari orangtua siswa tidak keberatan anaknya untuk mengikuti PTM terbatas. “Hari pertama tidak kendala dan berjalan dengan lancar. Kami pihak sekolah tidak memaksakan orang tua bila anaknya tidak mengikuti PTM terbatas. Bisa juga dilaksanakan secara daring,” ucap Nilawati.

Dilarang Jualan di Depan Sekolah

Guna menghindari terjadinya kerumunan anak-anak, Plt Kadis Pendidikan Medan Topan OP Ginting melarang para pedagang berjualan di depan sekolah. Menurut Topan, untuk menertibkan para pedagang itu, ia sudah berkordinasi dengan Kepala Bagian Tata Pemerintah (Tapem) Kota Medan agar dilakukan pengawasan dan penertiban dengan melibatkan Satgas Covid-19 -di masing-masing kecamatan. “Saya berkordinasi dengan Kabag Tapem untuk menyurati hari ini,” kata Topan.

Topan juga mengaku sudah diingatkan oleh Wali Kota Medan, atas keberadaan para pedagang jajanan di depan sekolah. Termasuk, untuk kantin sekolah selama PTMT agar tutup sementara. “Tadi malam Pak Wali Kota juga sudah mengingatkan itu kepada saya,” ungkap Topan.

Sebelumnya, Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution sudah mengingkatkan keberadaan pedagang janan di depan sekolah saat PTM terbatas berlangsung. “Masih ada beberapa sekolah kantin dibuka, kantin tidak buka, yang jualan menggunakan sepeda motor di depan sekolah. Tapi, setiap satgas sekolah harus mempunyai nomor kontak Satgas kecamatan,” ucap Bobby, Jumat (29/10) lalu.

Bobby mengingat kepada pihak sekolah dan Satgas COVID-19 Kecamatan untuk dapat menegakkan protokol kesehatan bagi pelajar di sekolah maupun di luar sekolah. “Kalau ada seperti itu (tidak mengikuti Prokes), bukan sekolah kami tegur. Tapi, kami memberikan teguran dan sanksi, kalau masih banyak adik-adik melakukan pelanggaran Prokes,” tandas Bobby.

Pengawasan Ekstra

Wakil Ketua DPRD Medan, Rajuddin Sagala meminta Dinas Pendidikan Kota Medan tidak abai dan tetap memastikan protokol kesehatan (prokes) tetap berjalan dengan ketat saat PTMT berlangsung. Dia mendesak Disdik Medan memberikan perhatian lebih terhadap jalannya PTMT di tingkat SD. “Ya wajar saja, karena siswa SD itukan masih anak-anak, butuh perhatian ekstra untuk mengingatkan mereka agar tetap menerapkan prokes seperti terus memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Berbeda dengan siswa SMP, mereka sudah lebih mudah untuk diarahkan,” ucap Rajuddin, Senin (1/11).

Selain itu, kata politisi PKS ini, sampai saat ini pemerintah belum mengizinkan anak di bawah usia 12 tahun untuk divaksinasi Covid-19. Dengan demikian, sampai saat ini belum ada siswa SD yang sudah divaksinasi. “Lalu kondisi mereka yang belum divaksin itu membuat siswa SD lebih rentan dari pada siswa SMP yang sudah divaksin, poin-poin itu seharusnya menjadi perhatian lebih bagi Pemko Medan. Tapi bukan berarti sekolah SMP tidak diawasi, tetap haris diawasi. Hanya saja, sekolah SD layak dapat perhatian lebih,” ujarnya.

Rajuddin juga meminta kepada setiap Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan untuk melakukan pengawasan secara penuh terhadap sekolah-sekolah SD di wilayahnya. Setiap Kecamatan dan Kelurahan wajib berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 sekolah yanh sudah dibentuk. “Kan setiap sekolah wajib punya Satgas Covid sekolah, Kecamatan dan Kelurahan harus berkoordinasi dengan mereka. Tinjau juga ke sekolah-sekolah secara random setiap harinya,” katanya.

Diterangkannya, dari hasil tinjauan ke lapangan, data-data dari kecamatan dan kelurahan serta laporan dari Satgas Covid-19 sekolah, Dinas Pendidikan harus melakukan evaluasi setiap minggunya. Apakah ada terjadi kelonggaran prokes, hingga klaster penyebaran Covid-19 di sekolah SD. “Evaluasi harus dilakukan setiap satu minggu sekali, ini sangat penting. Kita berharap, jangan sampai ada klaster baru ditemukan di sekolah,” ungkapnya.

Senada dengan Rajuddin, Anggota Komisi II DPRD Medan Afif Abdillah, juga meminta Disdik Kota Medan untuk memberikan pengawasan yang lebih pada pelaksanaan PTMT tingkat SD yang saat ini baru berjalan untuk siswa kelas 4 sampai kelas 6. “Anak-anak kita yang masih SD itu harus diberikan perhatian lebih, prokesnya harus ketat karena mereka belum juga belum divaksin,” kata Afif kepada Sumut Pos, Senin (1/11).

Ketua Fraksi Partai NasDem itu juga meminta, agar Dinas Pendidikan tidak terburu-buru dalam membuka PTMT secara penuh untuk sekolah tingkat SD di Kota Medan. Saat ini, Dinas Pendidikan Kota Medan diminta berfokus kepada PTMT untuk tingkat SMP dan SD kelas 4, 5 dan 6.

“Tanggal 11 Oktober lalu kita sudah mulai menggelar PTMT tingkat SMP, dan ini di awal November kita sudah buka PTMT untuk siswa SD kelas 4, 5 dan 6. Kita minta Disdik jangan buru-buru dulu menggelar PTMT untuk kelas 1 sampai kelas 3 SD, fokus saja dulu dengan PTMT yang kelas 4 sampai kelas 6 ini,” tegasnya.

Setidaknya, lanjut Afif, butuh waktu setidaknya 2 bulan atau hingga akhir tahun 2021 untuk melihat perkembangan PTMT tingkat SD kelas 4, 5 dan 6. “Nantinya kalau tidak ditemukan klaster baru di sekolah tingkat SD kelas 4, 5 dan 6, serta tidak ada peningkatan kasus Covid-19 di akhir tahun akibat Libur Natal dan Tahun Baru, baru lah PTMT tingkat SD kelas 1 sampai kelas 3 bisa digelar di awal tahun depan yang juga berketepatan dengan semester,” pungkasnya. (gus/map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mulai kemarin, Senin (1/11), seluruh siswa kelas 4, 5, dan 6 sekolah dasar (SD) di Kota Medan mulai mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Dinas Pendidikan Kota Medan akan melakukan evaluasi sepekan ke depan, guna mengetahui, apakah pelaksaan PTMT ini sudah sesuai SOP atau tidak.

TINJAU: Plt Kadis Pendidikan Medan Topan OP Ginting meninjau pelaksanaan PTMT di SDN 064979, Jalan Setia Budi, Medan Sunggal, Senin (1/11).

“Seminggu ke depan kita akan lakukan evaluasi. Mudah-mudahan seperti tingkat SMP, tidak terjadi klaster (Covid-19) akibat PTMT ini,” kata Plt Kadis Pendidikan Medan Topan OP Ginting saat meninjau pelaksanaan PTMT di SDN 064979, Jalan Setia Budi, Medan Sunggal, Senin (1/11) pagi.

Sebelum PTMT digelar, Topan mengaku sudah melakukan pembinaan terhadap Kepala SD dan pengawasan sekolah agar kegiatan belajar di sekolah diterapkan sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan. “Untuk penguatan sudah dilakukan secara langsung dan zoom meeting untuk seluruh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Untuk pengawasan untuk melakukan pengawasan dan penguatan serta melaporkan secara periodik kepada saya,” sebut Topan.

Ia juga mengimbau kepada orang tua siswa yang memiliki waktu luang untuk dapat mengantar dan menjemput anaknya langsung di Sekolah. “Bila tidak bisa dan siswa naik kendaraan umum, jangan melepas masker dan langsung pulang,” kata Topan.

Topan juga meminta kesabaran orang tua siswa kelas 1,2 dan 3. Bila PTM Terbatas SD kelas 4,5, dan 6 ini berjalan dengan baik maka kelas di bawahnya juga akan segara dibuka. “Mari kita bersama-sama menjaga. Kalau ini berjalan dengan baik, maka untuk kelas 1, 2 dan 3 akan segara buka,” jelas Topan.

Kepala Sekolah SDN 064979, Nilawati mengatakan, untuk sistem PTMT dibagi dua sesi. Dimana, sesi pertama dari pukul 07.30 WIB hingga pukul 09.30 WIB dan sesi kedua dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Nilawati mengungkapkan, pihaknya juga menyertakan surat pernyataan dari orangtua siswa tidak keberatan anaknya untuk mengikuti PTM terbatas. “Hari pertama tidak kendala dan berjalan dengan lancar. Kami pihak sekolah tidak memaksakan orang tua bila anaknya tidak mengikuti PTM terbatas. Bisa juga dilaksanakan secara daring,” ucap Nilawati.

Dilarang Jualan di Depan Sekolah

Guna menghindari terjadinya kerumunan anak-anak, Plt Kadis Pendidikan Medan Topan OP Ginting melarang para pedagang berjualan di depan sekolah. Menurut Topan, untuk menertibkan para pedagang itu, ia sudah berkordinasi dengan Kepala Bagian Tata Pemerintah (Tapem) Kota Medan agar dilakukan pengawasan dan penertiban dengan melibatkan Satgas Covid-19 -di masing-masing kecamatan. “Saya berkordinasi dengan Kabag Tapem untuk menyurati hari ini,” kata Topan.

Topan juga mengaku sudah diingatkan oleh Wali Kota Medan, atas keberadaan para pedagang jajanan di depan sekolah. Termasuk, untuk kantin sekolah selama PTMT agar tutup sementara. “Tadi malam Pak Wali Kota juga sudah mengingatkan itu kepada saya,” ungkap Topan.

Sebelumnya, Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution sudah mengingkatkan keberadaan pedagang janan di depan sekolah saat PTM terbatas berlangsung. “Masih ada beberapa sekolah kantin dibuka, kantin tidak buka, yang jualan menggunakan sepeda motor di depan sekolah. Tapi, setiap satgas sekolah harus mempunyai nomor kontak Satgas kecamatan,” ucap Bobby, Jumat (29/10) lalu.

Bobby mengingat kepada pihak sekolah dan Satgas COVID-19 Kecamatan untuk dapat menegakkan protokol kesehatan bagi pelajar di sekolah maupun di luar sekolah. “Kalau ada seperti itu (tidak mengikuti Prokes), bukan sekolah kami tegur. Tapi, kami memberikan teguran dan sanksi, kalau masih banyak adik-adik melakukan pelanggaran Prokes,” tandas Bobby.

Pengawasan Ekstra

Wakil Ketua DPRD Medan, Rajuddin Sagala meminta Dinas Pendidikan Kota Medan tidak abai dan tetap memastikan protokol kesehatan (prokes) tetap berjalan dengan ketat saat PTMT berlangsung. Dia mendesak Disdik Medan memberikan perhatian lebih terhadap jalannya PTMT di tingkat SD. “Ya wajar saja, karena siswa SD itukan masih anak-anak, butuh perhatian ekstra untuk mengingatkan mereka agar tetap menerapkan prokes seperti terus memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Berbeda dengan siswa SMP, mereka sudah lebih mudah untuk diarahkan,” ucap Rajuddin, Senin (1/11).

Selain itu, kata politisi PKS ini, sampai saat ini pemerintah belum mengizinkan anak di bawah usia 12 tahun untuk divaksinasi Covid-19. Dengan demikian, sampai saat ini belum ada siswa SD yang sudah divaksinasi. “Lalu kondisi mereka yang belum divaksin itu membuat siswa SD lebih rentan dari pada siswa SMP yang sudah divaksin, poin-poin itu seharusnya menjadi perhatian lebih bagi Pemko Medan. Tapi bukan berarti sekolah SMP tidak diawasi, tetap haris diawasi. Hanya saja, sekolah SD layak dapat perhatian lebih,” ujarnya.

Rajuddin juga meminta kepada setiap Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan untuk melakukan pengawasan secara penuh terhadap sekolah-sekolah SD di wilayahnya. Setiap Kecamatan dan Kelurahan wajib berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 sekolah yanh sudah dibentuk. “Kan setiap sekolah wajib punya Satgas Covid sekolah, Kecamatan dan Kelurahan harus berkoordinasi dengan mereka. Tinjau juga ke sekolah-sekolah secara random setiap harinya,” katanya.

Diterangkannya, dari hasil tinjauan ke lapangan, data-data dari kecamatan dan kelurahan serta laporan dari Satgas Covid-19 sekolah, Dinas Pendidikan harus melakukan evaluasi setiap minggunya. Apakah ada terjadi kelonggaran prokes, hingga klaster penyebaran Covid-19 di sekolah SD. “Evaluasi harus dilakukan setiap satu minggu sekali, ini sangat penting. Kita berharap, jangan sampai ada klaster baru ditemukan di sekolah,” ungkapnya.

Senada dengan Rajuddin, Anggota Komisi II DPRD Medan Afif Abdillah, juga meminta Disdik Kota Medan untuk memberikan pengawasan yang lebih pada pelaksanaan PTMT tingkat SD yang saat ini baru berjalan untuk siswa kelas 4 sampai kelas 6. “Anak-anak kita yang masih SD itu harus diberikan perhatian lebih, prokesnya harus ketat karena mereka belum juga belum divaksin,” kata Afif kepada Sumut Pos, Senin (1/11).

Ketua Fraksi Partai NasDem itu juga meminta, agar Dinas Pendidikan tidak terburu-buru dalam membuka PTMT secara penuh untuk sekolah tingkat SD di Kota Medan. Saat ini, Dinas Pendidikan Kota Medan diminta berfokus kepada PTMT untuk tingkat SMP dan SD kelas 4, 5 dan 6.

“Tanggal 11 Oktober lalu kita sudah mulai menggelar PTMT tingkat SMP, dan ini di awal November kita sudah buka PTMT untuk siswa SD kelas 4, 5 dan 6. Kita minta Disdik jangan buru-buru dulu menggelar PTMT untuk kelas 1 sampai kelas 3 SD, fokus saja dulu dengan PTMT yang kelas 4 sampai kelas 6 ini,” tegasnya.

Setidaknya, lanjut Afif, butuh waktu setidaknya 2 bulan atau hingga akhir tahun 2021 untuk melihat perkembangan PTMT tingkat SD kelas 4, 5 dan 6. “Nantinya kalau tidak ditemukan klaster baru di sekolah tingkat SD kelas 4, 5 dan 6, serta tidak ada peningkatan kasus Covid-19 di akhir tahun akibat Libur Natal dan Tahun Baru, baru lah PTMT tingkat SD kelas 1 sampai kelas 3 bisa digelar di awal tahun depan yang juga berketepatan dengan semester,” pungkasnya. (gus/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/