SUMUTPOS.CO – Momen perayaan menyambut Tahun Baru 2017 di Kota Medan dan beberapa daerah di Sumut hingga Aceh, berujung kecewa. Sumpah serapah dari masyarakat pun tertuju ke PT PLN. Pasalnya pada Minggu dini hari, tepatnya 1 Januari 2017, pukul 2.40 WIB tiba-tiba saja listrik padam.
Kekecewaan masyarakat terhadap padamnya listrik tersebut pun ditumpahkan di media sosial. Lagi-lagi, PT PLN yang disalahkan pada peristiwa padamnya listrik tersebut. Padahal kenyataannya, hal itu terjadi akibat terganggunya peralatan kontrol katup pipa gas milik PT Pertagas sehingga mengakibatkan terhentinya suplai gas secara tiba-tiba dari Pertagas ke pembangkit PLN di PLTGU Belawan. Makanya, seharunya PT Pertagas lah yang bertanggungjawab.
Sugianto (45), warga Jalan Marelan Raya Pasar 2, Marelan, Senin (2/1) kemarin, mengeluhkan dampak dari padamnya listrik secara mendadak, menyebabkan penyejuk udara (AC) miliknya tidak lagi berfungsi normal. “AC di rumah saya nggak dingin lagi, seperti ada komponen yang rusak. Ini akibat listrik bolak-balik hidup-mati,” ujarnya kesal.
Fitriana (37), warga lainnya, juga mengalami hal serupa. Bahkan, ibu rumah tangga berdomisili di Jalan Young Panah Hijau, Marelan ini berulang kali menghujat PLN.
“PLN kok begini ya, Tahun Baru disambut listrik padam,” kata Fitriana.
Dia mengaku, akibat dari listrik yang tidak normal mengalir, membuat tiga unit bola lampu di rumahnya putus secara bersamaan. Diapun menuding, pemicu kerusakan tersebut disebabkan ulah PLN.
Namun, berdasarkan keterangan Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Sumut, Mustafrizal, Panel PCS 001 milik Pertagas terganggu yang menyebabkan katup suplai gas ke PLTGU Belawan menutup tiba-tiba. Terputusnya suplai gas otomatis membuat mesin pembangkit yang mengandalkan energi gas dan uap tersebut berhenti beroperasi.
Pasokan gas yang terhenti secara mendadak juga telah menyebabkan Under Frequency Relay (UFR) bekerja dan berdampak pada tengganggunya pembangkit lain yang saling interkoneksi, seperti PLTU Pangkalan Susu, PLTU Nagan Raya, PLTU Labuhan Angin.
“Hal inilah yang membuat Sistem Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) black out,” papar Mustafrizal.
Dikatakan Mustafrizal, sistem Sumbagut sesaat sebelum gangguan beroperasi melayani kebutuhan Sumut dan Aceh sebesar 1.101 MW. Hilangnya pasokan gas sebagai bahan bakar PLTGU di Belawan mengakibatkan daya sebesar 404 MW atau 36,7 persen dari total pembangkit hilang secara mendadak yang berakibat fatal bagi Sistem Sumbagut.
Imbas gangguan tersebut berakibat pecahnya membran pada beberapa pembangkit jenis uap (PLTU). Hal ini membuat kondisi kelistrikan tidak dapat dipulihkan dengan cepat sehingga sistem mengalami defisit.
“Pada 1 Januari 2017 pukul 08.03 WIB, PLN dapat memulihkan seluruh Gardu Induk di Sumut dan pukul 09.09 WIB memulihkan seluruh Gardu Induk di Aceh,” beber Mustafrizal.
Kemudian, lanjut Mustafrizal, PLN dan Pertagas terus berupaya memulihkan keadaan hingga pada pukul 09.21 WIB, dan suplai gas ke PLTGU Belawan sudah berjalan normal. Namun tidak semua pembangkit PLN dapat di-start up kembali karena mengalami gangguan akibat dari shutdown yang tidak normal.
“Proses start up dan penormalan pembangkit yang shutdown secara mendadak tersebut cukup memakan waktu. Hal tersebut membuat suplai listrik dari PLN berkurang dan mengalami defisit sehingga dengan terpaksa PLN melakukan pemadaman bergilir,” bilang Mustafrizal.