27.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Awas, Gejala Mata Kucing, Kenali Kanker Mata pada Anak

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Retinoblastoma atau kanker mata pada anak merupakan kanker ganas, salah satu gejalanya adalah mata kucing saat terkena sinar atau cahaya. Namun, seringkali para orangtua ataupun keluarga tidak mengenali gejalanya karena kurangnya pengetahuan.

Menurut dr Aryani A Amra SpM(K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran (FK) USU, kanker ini umumnya terjadi pada anak-anak usia di bawah 3 tahun. Pada anak usia tersebut merupakan perkembangan tahap penglihatan dimulai. “Kanker tersebut menyerang bagian saraf mata dan bisa mengakibatkan kebutaan bahkan kematian,” ungkap Aryani saat ngobrol santai bersama Prof Delfitri Munir lewat video youtube baru-baru ini.

Namun demikian, sambung Aryani, kasus kanker ini memang terjadi tidak begitu sering, hanya 1 dari 23.000 kejadian. Akan tetapi, dari beberapa kasus yang pernah ditangani di Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK USU memang cukup sering dan sangat menyedihkan.

Karenanya, para orangtua perlu mengetahui apa sebenarnya gejalanya. Namun, kanker ini dengan asupan gizi yang baik, maka akan bisa regresi. Artinya, akan bisa hilang, terserap atau pulih dan anak bisa kembali sehat melewati masa balitanya hingga tumbuh dewasa. Walaupun, ada juga kanker ini bisa diangkat dan terpaksa matanya dibuang lalu diganti dengan bola mata palsu. “Kalau dilihat secara estetik layaknya mata asli, tetapi tidak bisa melihat seperti mata normal,” ungkap dia.

Aryani menyebutkan, penyebab kanker jenis ini bisa karena faktor genetik atau keturunan dan ada juga yang tidak genetik. Namun, kasus terbanyak adalah akibat genetik. “Makanya, sangat penting sekali bagi pasangan yang akan menikah diberikan konseling. Di samping itu, para ibu hamil apalagi ada riwayat dari keluarga yang terkena kanker mata maka sangat penting dilakukan pemeriksaan,” imbaunya.

Ia melanjutkan, bagi pasangan yang akan menikah apabila memiliki riwayat keluarga terkena kanker tersebut, maka disarankan untuk melakukan konseling atau pemeriksaan. Hal ini untuk mencegah sedini mungkin menghindar dari retinoblastoma. “Di sisi lain, penyebab kanker mata ini juga dapat disebabkan oleh asupan gizi yang buruk. Namun, bagi anak dengan gizi yang baik maka dapat terhindar,” ujar Aryani.

Dijelaskannya, gejala penyakit tersebut sangat banyak, tetapi gejala paling dini adalah mata kucing. Misalnya, kalau pergi keluar malam hari dengan menggunakan kendaraan dan melintas ke jalan melihat kucing. Maka, mata kucing itu akan bersinar dari pantulan cahaya lampu kendaraan. Kondisi seperti itulah yang bisa ditemui pada anak-anak dengan gejala awal retinoblastoma.

Namun, untuk mengetahui gejala mata kucing tidak harus disinari matanya dengan cahaya dan juga di tempat gelap. Melainkan, dalam kondisi sehari-sehari saat terang atau siang hari maka matanya itu kalau melihat seperti mengkilat. “Anak-anak di usia tersebut (di bawah 3 tahun) belum mengerti apabila matanya sakit. Karena itu, peran orang tua dan keluarga sangat penting untuk mencegah sejak dini kanker mata pada anak,” terang Aryani.

Dia menuturkan, setelah mengalami gejala mata kucing selanjutnya bisa timbul gejala-gejala lain yang dapat mengikuti. Misalnya, mata anak bergoyang-goyang ke kiri dan kanan, tidak terkendali dan berulang atau dikenal nistagmus.

Kemudian, bisa juga gejalanya tiba-tiba mata anak juling, infeksi, memerah, berdarah, hingga bernanah. “Penanganan yang bisa dilakukan salah satunya dengan membuang bola mata yang terkena kanker tersebut. Asalkan, kanker itu belum menyebar ke bagian lain, masih berada di bola mata,” tuturnya.

Aryani menambahkan, apabila mata sudah membesar atau menonjol seperti tumor dan bahkan berdarah maka penanganan yang dilakukan dengan mengecilkan tumor itu. Selanjutnya, dilakukan radioterapi dan kemoterapi. “Setelah tumornya mengecil dan kalau memang tidak metastase (menyebar), dilakukan enukleasi (pengangkatan),” pungkasnya.

Sementara, Prof Delfitri Munir menuturkan, gejala yang paling dini dari kanker mata pada anak sangat gampang dideteksi oleh para orang tua maupun keluarga yakni munculnya mata kucing. Penampakan ini sebenarnya adalah leukokoria, yaitu gambaran bercak putih yang muncul saat mata terpapar sinar.

Leukokoria merupakan gambaran tidak normal, karena seharusnya mata akan memancarkan warna kemerahan saat disinari cahaya. “Leukokoria pada retinoblastoma umumnya akan diikuti oleh gejala dan tanda lain, seperti mata juling, merah, bengkak, dan ukuran satu atau kedua bola mata membesar, terasa nyeri, perubahan warna iris pada mata, hingga gangguan penglihatan,” ungkapnya.

Dikatakan Delfitri, kanker mata ini bisa berbahaya dan ganas. Jika tidak dideteksi sejak dini, maka ketika ke dokter spesialis mata bisa terlambat. “Oleh sebab itu, gejala dini dari kanker mata pada anak sangat penting diketahui orang tua ataupun keluarga sebelum terlambat ditangani,” pungkasnya. (ris/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Retinoblastoma atau kanker mata pada anak merupakan kanker ganas, salah satu gejalanya adalah mata kucing saat terkena sinar atau cahaya. Namun, seringkali para orangtua ataupun keluarga tidak mengenali gejalanya karena kurangnya pengetahuan.

Menurut dr Aryani A Amra SpM(K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran (FK) USU, kanker ini umumnya terjadi pada anak-anak usia di bawah 3 tahun. Pada anak usia tersebut merupakan perkembangan tahap penglihatan dimulai. “Kanker tersebut menyerang bagian saraf mata dan bisa mengakibatkan kebutaan bahkan kematian,” ungkap Aryani saat ngobrol santai bersama Prof Delfitri Munir lewat video youtube baru-baru ini.

Namun demikian, sambung Aryani, kasus kanker ini memang terjadi tidak begitu sering, hanya 1 dari 23.000 kejadian. Akan tetapi, dari beberapa kasus yang pernah ditangani di Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK USU memang cukup sering dan sangat menyedihkan.

Karenanya, para orangtua perlu mengetahui apa sebenarnya gejalanya. Namun, kanker ini dengan asupan gizi yang baik, maka akan bisa regresi. Artinya, akan bisa hilang, terserap atau pulih dan anak bisa kembali sehat melewati masa balitanya hingga tumbuh dewasa. Walaupun, ada juga kanker ini bisa diangkat dan terpaksa matanya dibuang lalu diganti dengan bola mata palsu. “Kalau dilihat secara estetik layaknya mata asli, tetapi tidak bisa melihat seperti mata normal,” ungkap dia.

Aryani menyebutkan, penyebab kanker jenis ini bisa karena faktor genetik atau keturunan dan ada juga yang tidak genetik. Namun, kasus terbanyak adalah akibat genetik. “Makanya, sangat penting sekali bagi pasangan yang akan menikah diberikan konseling. Di samping itu, para ibu hamil apalagi ada riwayat dari keluarga yang terkena kanker mata maka sangat penting dilakukan pemeriksaan,” imbaunya.

Ia melanjutkan, bagi pasangan yang akan menikah apabila memiliki riwayat keluarga terkena kanker tersebut, maka disarankan untuk melakukan konseling atau pemeriksaan. Hal ini untuk mencegah sedini mungkin menghindar dari retinoblastoma. “Di sisi lain, penyebab kanker mata ini juga dapat disebabkan oleh asupan gizi yang buruk. Namun, bagi anak dengan gizi yang baik maka dapat terhindar,” ujar Aryani.

Dijelaskannya, gejala penyakit tersebut sangat banyak, tetapi gejala paling dini adalah mata kucing. Misalnya, kalau pergi keluar malam hari dengan menggunakan kendaraan dan melintas ke jalan melihat kucing. Maka, mata kucing itu akan bersinar dari pantulan cahaya lampu kendaraan. Kondisi seperti itulah yang bisa ditemui pada anak-anak dengan gejala awal retinoblastoma.

Namun, untuk mengetahui gejala mata kucing tidak harus disinari matanya dengan cahaya dan juga di tempat gelap. Melainkan, dalam kondisi sehari-sehari saat terang atau siang hari maka matanya itu kalau melihat seperti mengkilat. “Anak-anak di usia tersebut (di bawah 3 tahun) belum mengerti apabila matanya sakit. Karena itu, peran orang tua dan keluarga sangat penting untuk mencegah sejak dini kanker mata pada anak,” terang Aryani.

Dia menuturkan, setelah mengalami gejala mata kucing selanjutnya bisa timbul gejala-gejala lain yang dapat mengikuti. Misalnya, mata anak bergoyang-goyang ke kiri dan kanan, tidak terkendali dan berulang atau dikenal nistagmus.

Kemudian, bisa juga gejalanya tiba-tiba mata anak juling, infeksi, memerah, berdarah, hingga bernanah. “Penanganan yang bisa dilakukan salah satunya dengan membuang bola mata yang terkena kanker tersebut. Asalkan, kanker itu belum menyebar ke bagian lain, masih berada di bola mata,” tuturnya.

Aryani menambahkan, apabila mata sudah membesar atau menonjol seperti tumor dan bahkan berdarah maka penanganan yang dilakukan dengan mengecilkan tumor itu. Selanjutnya, dilakukan radioterapi dan kemoterapi. “Setelah tumornya mengecil dan kalau memang tidak metastase (menyebar), dilakukan enukleasi (pengangkatan),” pungkasnya.

Sementara, Prof Delfitri Munir menuturkan, gejala yang paling dini dari kanker mata pada anak sangat gampang dideteksi oleh para orang tua maupun keluarga yakni munculnya mata kucing. Penampakan ini sebenarnya adalah leukokoria, yaitu gambaran bercak putih yang muncul saat mata terpapar sinar.

Leukokoria merupakan gambaran tidak normal, karena seharusnya mata akan memancarkan warna kemerahan saat disinari cahaya. “Leukokoria pada retinoblastoma umumnya akan diikuti oleh gejala dan tanda lain, seperti mata juling, merah, bengkak, dan ukuran satu atau kedua bola mata membesar, terasa nyeri, perubahan warna iris pada mata, hingga gangguan penglihatan,” ungkapnya.

Dikatakan Delfitri, kanker mata ini bisa berbahaya dan ganas. Jika tidak dideteksi sejak dini, maka ketika ke dokter spesialis mata bisa terlambat. “Oleh sebab itu, gejala dini dari kanker mata pada anak sangat penting diketahui orang tua ataupun keluarga sebelum terlambat ditangani,” pungkasnya. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/