26.7 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Digaet Via Facebook, Pernah Dapat Omzet Rp1 Miliar Sehari

Foto: KBRI for Pekanbaru Pos/JPNN Jefry Sun (kiri, jaket hitam) saat dipertemukan dengan pihak perusahaan judi. Ia mengklaim tidak mencuri uang perusahaan sebagaimana dituduhkan. Keberadaannya hingga saat ini disembunyikan oleh KBRI Kamboja, demi menjaga keselamatannya menjelang sidang.
Foto: KBRI for Pekanbaru Pos/JPNN
Jefry Sun (kiri, jaket hitam) saat dipertemukan dengan pihak perusahaan judi. Ia mengklaim tidak mencuri uang perusahaan sebagaimana dituduhkan. Keberadaannya hingga saat ini disembunyikan oleh KBRI Kamboja, demi menjaga keselamatannya menjelang sidang.

PERAWAKANNYA kecil. Usianya masih sangat muda, 22 tahun. Sekilas pandang, tak ada yang menyangka, bila ia sudah banyak malang melintang di bisnis judi online kelas internasional.

Sempat masuk dalam daftar pencarian lintas negara, Jefry Sun, menyerahkan diri dan menjadi tokoh kunci terkuaknya kasus penyanderaan dan penganiayaan pada 23 warga Meranti lainnya, oleh perusahaan judi di Kamboja.

Apa yang sebenarnya terjadi? Benarkah ia melarikan uang Rp2,1 Miliar milik perusahaan judi? Berikut wawancara khusus wartawan Pekanbaru Pos (PP-Grup JPNN) Afni Zulkifli dengan Jefry Sun (JS), di lokasi perlindungan KBRI Kamboja, beberapa waktu lalu di Phnom Penh.

PP: Bagaimana awal kasus ini bermula?
JS: Sebelumnya, saya ingin mengklarifikasi banyak berita yang salah di tanah air. Hampir 95 persen beritanya salah semua. Saya bukan perekrut tenaga kerja tempat judi.

Lowongan pekerjaan di Kamboja, kami dapatkan dari akun Facebook dengan nama Susi Angel. Lalu tawaran itu dipromosikan dari mulut ke mulut.

25 orang akhirnya terkumpul dan setuju untuk mencoba kerja ini. Semua tahu akan kerja di casino dan resort. Jadi tidak benar kalau saya yang mengajak 23 WNI itu. Tidak benar mereka tidak tahu akan kerja di mana. Intinya, kita berangkat atas kesadaran bersama untuk bekerja di tempat judi Grand Dragon, Kamboja.

Tanggal 1 November 2014, kami berangkat dari Selat Panjang menggunakan fery ke Batam. Lanjut ke Singapura dan naik pesawat ke Phnom Penh, Kamboja. Tiket dan visa perjalanan ditanggung perusahaan. Kami hanya memberikan dana Rp500 ribu per orang kepada si calo, yakni Susi Angel.

Dari 25 orang, tujuh diantaranya memilih keluar karena gaji bulan pertama tak sesuai janji. Namun ada yang masuk lagi enam orang. Empat orang seingat saya datang tanggal 28 Februari 2015. Satu orang tanggal 4 April dan satu orang tanggal 5 April. Jadi totalnya 24 orang, dari Meranti semua.

Foto: KBRI for Pekanbaru Pos/JPNN Jefry Sun (kiri, jaket hitam) saat dipertemukan dengan pihak perusahaan judi. Ia mengklaim tidak mencuri uang perusahaan sebagaimana dituduhkan. Keberadaannya hingga saat ini disembunyikan oleh KBRI Kamboja, demi menjaga keselamatannya menjelang sidang.
Foto: KBRI for Pekanbaru Pos/JPNN
Jefry Sun (kiri, jaket hitam) saat dipertemukan dengan pihak perusahaan judi. Ia mengklaim tidak mencuri uang perusahaan sebagaimana dituduhkan. Keberadaannya hingga saat ini disembunyikan oleh KBRI Kamboja, demi menjaga keselamatannya menjelang sidang.

PERAWAKANNYA kecil. Usianya masih sangat muda, 22 tahun. Sekilas pandang, tak ada yang menyangka, bila ia sudah banyak malang melintang di bisnis judi online kelas internasional.

Sempat masuk dalam daftar pencarian lintas negara, Jefry Sun, menyerahkan diri dan menjadi tokoh kunci terkuaknya kasus penyanderaan dan penganiayaan pada 23 warga Meranti lainnya, oleh perusahaan judi di Kamboja.

Apa yang sebenarnya terjadi? Benarkah ia melarikan uang Rp2,1 Miliar milik perusahaan judi? Berikut wawancara khusus wartawan Pekanbaru Pos (PP-Grup JPNN) Afni Zulkifli dengan Jefry Sun (JS), di lokasi perlindungan KBRI Kamboja, beberapa waktu lalu di Phnom Penh.

PP: Bagaimana awal kasus ini bermula?
JS: Sebelumnya, saya ingin mengklarifikasi banyak berita yang salah di tanah air. Hampir 95 persen beritanya salah semua. Saya bukan perekrut tenaga kerja tempat judi.

Lowongan pekerjaan di Kamboja, kami dapatkan dari akun Facebook dengan nama Susi Angel. Lalu tawaran itu dipromosikan dari mulut ke mulut.

25 orang akhirnya terkumpul dan setuju untuk mencoba kerja ini. Semua tahu akan kerja di casino dan resort. Jadi tidak benar kalau saya yang mengajak 23 WNI itu. Tidak benar mereka tidak tahu akan kerja di mana. Intinya, kita berangkat atas kesadaran bersama untuk bekerja di tempat judi Grand Dragon, Kamboja.

Tanggal 1 November 2014, kami berangkat dari Selat Panjang menggunakan fery ke Batam. Lanjut ke Singapura dan naik pesawat ke Phnom Penh, Kamboja. Tiket dan visa perjalanan ditanggung perusahaan. Kami hanya memberikan dana Rp500 ribu per orang kepada si calo, yakni Susi Angel.

Dari 25 orang, tujuh diantaranya memilih keluar karena gaji bulan pertama tak sesuai janji. Namun ada yang masuk lagi enam orang. Empat orang seingat saya datang tanggal 28 Februari 2015. Satu orang tanggal 4 April dan satu orang tanggal 5 April. Jadi totalnya 24 orang, dari Meranti semua.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/