28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Digaet Via Facebook, Pernah Dapat Omzet Rp1 Miliar Sehari

(Dari data yang berhasil didapat Pekanbaru Pos, 23 WNI ini dipekerjakan menjalankan mesin judi dari dua kamar berbeda. Yakni kamar VIP 3 dan kamar 215. Di kamar 215, ada dua website judi terkemuka yang dikelola. Tujuh WNI asal Meranti, bekerja di sini. Sedangkan di kamar VIP 3, ada sembilan website judi dan 16 WNI asal Meranti bekerja di sini. Semua member website atau penjudi onlinenya, berasal dari Indonesia. JS bekerja di kamar VIP 3.

Pemilik perusahaan judi online Dai Long, diketahui bernama Lim Pek. Warga negara Singapura dan disebut masuk dalam DPO. Ia memperkerjakan banyak WNI, mulai dari manager, staff hingga tukang pukul.

Lim Pek ikut mengintimidasi 23 WNI asal Meranti. Ia mengancam akan mengabisi mereka dengan sentrum listrik. Sementara penganiaya WNI asal Meranti, diketahui WNI asal Medan yang menjadi anak buah Lim Pek)

PP: Sejak kapan kamu mengenal dunia judi?
JS: Sejak umur 16 tahun (JS kelahiran April 1993). Masih SMA. Ketika itu senang nonton bola. Kalau gak taruhan, kurang enak. Karena judi dilarang, diajak teman taruhan via judi online. Akhirnya malah ketagihan.

PP: Apakah kerja pertama di tempat judi?
JS: Nggak. Tamat SMA saya pernah jadi kepala gudang di Batam selama empat bulan. Lalu buka counter HP, 7 bulan. Jadi TKI ilegal di Singapura. Caranya, masuk sebulan kemudian keluar, lalu masuk lagi. Itu selama enam bulan. Setelahnya baru diajak kerja tempat judi di Kamboja, sampai 6 September. Waktu itu gaji Rp4 juta per bulan.

PP: Bagaimana sistem kerja di tempat judi?
JS: Semuanya hampir sama saja. Baik di Filiphina maupun di Kamboja. Awal karirnya jadi blogger dan CS judi. CS ini kerjanya seperti kasir judi online. Jadi kita hanya melihat member melakukan deposit (setor dana) dan withdraw (tarik dana). Shif kerjanya 8 jam.

Kalau teman-teman saya biasanya cuma 150-200 transaksi satu hari. Kalau saya bisa 200-250 transaksi setiap hari. Kuncinya di kecepatan tangan dan perhitungan saja.

Lalu jenjang berikutnya jadi operator. Biasanya ada satu meja yang dimainkan beberapa member. Kerja operator hanya memutarkan uang saja. Keuntungan perusahaan didapat dari keuntungan tiap meja.

Untuk naik tahap berikutnya tidak mudah. Makanya di Filiphina keluar, masuk lagi di Kamboja. Baru dua bulan jadi CS sudah dipercaya bos besar jadi bandar.

PP: Penghasilan terakhir kamu berapa?
JS: Jabatan terakhir saya supervisor atau bandar, bisa dapat Rp17-18 juta per bulan.

PP: Apakah keluarga tidak melarang kamu kerja di tempat judi?
JS: Pasti melarang, tapi saya tidak bisa dilarang. Saya anak bungsu dari empat bersaudara. Dari keluarga sederhana.

PP: Benarkah kamu melarikan uang perusahaan sebesar Rp2,1 miliar?
JS: Tidak benar. Silahkan dicek semua rekening saya dan keluarga. Pasti tidak ada uang segitu. Pihak perusahaan juga tak bisa menunjukan bukti mereka kehilangan uang Rp2,1 miliar. Karena nilai itu memang fiktif. Tidak ada.

PP: Mengapa fiktif? Bisa dijelaskan?
JS: Dalam judi, peluang menang dan kalah itu 50:50. Jika member kalah, maka perusahaan menang. Tapi kebanyakan, kami yang menang. Pembagiannya begini:

(JS mengambil sebuah kertas dan mulai menggambar cara kerja di perusahaan judi online. Ada bagan terendah bernama member, lalu agent atau bandar, master agent atau manager dan master alias bos besar.

Bila member kalah, maka bandar mendapat 75 persen, manager mendapat 5 persen dan bos besar mendapat 20 persen. Dari nilai 75 persen, untuk operasional dan masuk laporan keuangan pada bos besar).

Dalam kasus ini, saya menjadi member sekaligus bandar. Saya melakukan ini karena sakit hati dengan manager. Dia selama ini berbuat curang, tidak memberikan bagian yang adil pada grup kami. Padahal pemasukan kami besar. Saya sengaja mengerjai dia, karena pasti dia yang akan dicari bos besar.

(Dari data yang berhasil didapat Pekanbaru Pos, 23 WNI ini dipekerjakan menjalankan mesin judi dari dua kamar berbeda. Yakni kamar VIP 3 dan kamar 215. Di kamar 215, ada dua website judi terkemuka yang dikelola. Tujuh WNI asal Meranti, bekerja di sini. Sedangkan di kamar VIP 3, ada sembilan website judi dan 16 WNI asal Meranti bekerja di sini. Semua member website atau penjudi onlinenya, berasal dari Indonesia. JS bekerja di kamar VIP 3.

Pemilik perusahaan judi online Dai Long, diketahui bernama Lim Pek. Warga negara Singapura dan disebut masuk dalam DPO. Ia memperkerjakan banyak WNI, mulai dari manager, staff hingga tukang pukul.

Lim Pek ikut mengintimidasi 23 WNI asal Meranti. Ia mengancam akan mengabisi mereka dengan sentrum listrik. Sementara penganiaya WNI asal Meranti, diketahui WNI asal Medan yang menjadi anak buah Lim Pek)

PP: Sejak kapan kamu mengenal dunia judi?
JS: Sejak umur 16 tahun (JS kelahiran April 1993). Masih SMA. Ketika itu senang nonton bola. Kalau gak taruhan, kurang enak. Karena judi dilarang, diajak teman taruhan via judi online. Akhirnya malah ketagihan.

PP: Apakah kerja pertama di tempat judi?
JS: Nggak. Tamat SMA saya pernah jadi kepala gudang di Batam selama empat bulan. Lalu buka counter HP, 7 bulan. Jadi TKI ilegal di Singapura. Caranya, masuk sebulan kemudian keluar, lalu masuk lagi. Itu selama enam bulan. Setelahnya baru diajak kerja tempat judi di Kamboja, sampai 6 September. Waktu itu gaji Rp4 juta per bulan.

PP: Bagaimana sistem kerja di tempat judi?
JS: Semuanya hampir sama saja. Baik di Filiphina maupun di Kamboja. Awal karirnya jadi blogger dan CS judi. CS ini kerjanya seperti kasir judi online. Jadi kita hanya melihat member melakukan deposit (setor dana) dan withdraw (tarik dana). Shif kerjanya 8 jam.

Kalau teman-teman saya biasanya cuma 150-200 transaksi satu hari. Kalau saya bisa 200-250 transaksi setiap hari. Kuncinya di kecepatan tangan dan perhitungan saja.

Lalu jenjang berikutnya jadi operator. Biasanya ada satu meja yang dimainkan beberapa member. Kerja operator hanya memutarkan uang saja. Keuntungan perusahaan didapat dari keuntungan tiap meja.

Untuk naik tahap berikutnya tidak mudah. Makanya di Filiphina keluar, masuk lagi di Kamboja. Baru dua bulan jadi CS sudah dipercaya bos besar jadi bandar.

PP: Penghasilan terakhir kamu berapa?
JS: Jabatan terakhir saya supervisor atau bandar, bisa dapat Rp17-18 juta per bulan.

PP: Apakah keluarga tidak melarang kamu kerja di tempat judi?
JS: Pasti melarang, tapi saya tidak bisa dilarang. Saya anak bungsu dari empat bersaudara. Dari keluarga sederhana.

PP: Benarkah kamu melarikan uang perusahaan sebesar Rp2,1 miliar?
JS: Tidak benar. Silahkan dicek semua rekening saya dan keluarga. Pasti tidak ada uang segitu. Pihak perusahaan juga tak bisa menunjukan bukti mereka kehilangan uang Rp2,1 miliar. Karena nilai itu memang fiktif. Tidak ada.

PP: Mengapa fiktif? Bisa dijelaskan?
JS: Dalam judi, peluang menang dan kalah itu 50:50. Jika member kalah, maka perusahaan menang. Tapi kebanyakan, kami yang menang. Pembagiannya begini:

(JS mengambil sebuah kertas dan mulai menggambar cara kerja di perusahaan judi online. Ada bagan terendah bernama member, lalu agent atau bandar, master agent atau manager dan master alias bos besar.

Bila member kalah, maka bandar mendapat 75 persen, manager mendapat 5 persen dan bos besar mendapat 20 persen. Dari nilai 75 persen, untuk operasional dan masuk laporan keuangan pada bos besar).

Dalam kasus ini, saya menjadi member sekaligus bandar. Saya melakukan ini karena sakit hati dengan manager. Dia selama ini berbuat curang, tidak memberikan bagian yang adil pada grup kami. Padahal pemasukan kami besar. Saya sengaja mengerjai dia, karena pasti dia yang akan dicari bos besar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/