27.8 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Masih Ingin Sekolah Walau Takut

Foto: Well/PM  Ismail Saleh Nasution, siswa junior yang dianiaya kakak kelasnya di SMK SPAN, dirawat di rumah sakit.
Foto: Well/PM
Ismail Saleh Nasution, siswa junior yang dianiaya kakak kelasnya di SMK SPAN, dirawat di rumah sakit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski saban hari harus menjadi bulan-bulan kakak senior, Ismail Saleh Nasution mengaku tak ingin meninggalkan SMK SPAN. Remaja berusia 15 tahun itu telah bertekad bisa lulus di sekolah penerbangan.

“Aku masih ingin sekolah disitu, ingin bisa menamatkan sekolah penerbangan. Walaupun aku takut,” kata Ismail.

Meski sempat sungkan dan terkesan berusaha menutupi tindak kekerasan para seniornya di sekolah, Ismail menjelaskan jika sekitar 3 minggu lalu ia beserta rekan sekelasnya yang berjumlah 33 orang dipukuli oleh para senior. Bahkan, Ismail mengaku dipukuli oleh 2 senior dimana satu memegang tangannya dan yang satu lagi memukul perut dan dadanya.

“Kami dipukuli, aku dipukuli sampai sesak nafas. Satu megang tangan terus yang satu lagi lah yang memukuli,” kata Ismail mengenang aksi kekerasan yang saban hari ia dan rekan-rekannya alami.

Lanjut Ismail, jika ia dan rekan-rekannya pun pernah disuruh para seniornya untuk memukul kening sendiri. Dan hal itu dilakukan berkali-kali dengan sekuat tenaga. “Pernah disuruh mukul jidat sendiri sekuat tenaga, itu berkali-kali disuruh,” jelasnya

Dikatakan Ismail, jika rekannya bernama Fazrul Rasyid dirawat di rumah sakit di Tanjung Balai lantaran muntah darah. “Setahuku ada 7 orang bang, kawan kami si Fazrul dirawat di Tanjung Balai. Dia dipukuli sampai muntah darah,” jelasnya. (wel/bd)

Foto: Well/PM  Ismail Saleh Nasution, siswa junior yang dianiaya kakak kelasnya di SMK SPAN, dirawat di rumah sakit.
Foto: Well/PM
Ismail Saleh Nasution, siswa junior yang dianiaya kakak kelasnya di SMK SPAN, dirawat di rumah sakit.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski saban hari harus menjadi bulan-bulan kakak senior, Ismail Saleh Nasution mengaku tak ingin meninggalkan SMK SPAN. Remaja berusia 15 tahun itu telah bertekad bisa lulus di sekolah penerbangan.

“Aku masih ingin sekolah disitu, ingin bisa menamatkan sekolah penerbangan. Walaupun aku takut,” kata Ismail.

Meski sempat sungkan dan terkesan berusaha menutupi tindak kekerasan para seniornya di sekolah, Ismail menjelaskan jika sekitar 3 minggu lalu ia beserta rekan sekelasnya yang berjumlah 33 orang dipukuli oleh para senior. Bahkan, Ismail mengaku dipukuli oleh 2 senior dimana satu memegang tangannya dan yang satu lagi memukul perut dan dadanya.

“Kami dipukuli, aku dipukuli sampai sesak nafas. Satu megang tangan terus yang satu lagi lah yang memukuli,” kata Ismail mengenang aksi kekerasan yang saban hari ia dan rekan-rekannya alami.

Lanjut Ismail, jika ia dan rekan-rekannya pun pernah disuruh para seniornya untuk memukul kening sendiri. Dan hal itu dilakukan berkali-kali dengan sekuat tenaga. “Pernah disuruh mukul jidat sendiri sekuat tenaga, itu berkali-kali disuruh,” jelasnya

Dikatakan Ismail, jika rekannya bernama Fazrul Rasyid dirawat di rumah sakit di Tanjung Balai lantaran muntah darah. “Setahuku ada 7 orang bang, kawan kami si Fazrul dirawat di Tanjung Balai. Dia dipukuli sampai muntah darah,” jelasnya. (wel/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/