26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

BMKG: Kualitas Udara Medan Masih Bahaya

Foto: Hulman/PM Kabut asap kian pekat menyelimuti Bandara KNIA, Deliserdang, Sumut, Jumat (2/10/2015).
Foto: Hulman/PM
Kabut asap kian pekat menyelimuti Bandara KNIA, Deliserdang, Sumut, Jumat (2/10/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumbagut memperingatkan masyarakat mawas diri saat berada di luar rumah. Pasalnya, berdasarkan pantauan mereka, kualitas udara di kota Medan sekitarnya masih menunjukkan kategori berbahaya. Sebab, Particulate Standard Index (PSI) yang terpantau akibat asap kiriman mencapai level 243 mikrogram per meter kubik.

“Pukul 14.00 WIB, kualitas udara di kota Medan mencapai 243 mikrogram per meter kubik. Artinya, kualitas udara sangat tidak sehat. Kalau tadi pagi pukul 07.00 WIB, sekitar 203 PPI. Ini kategorinya tidak sehat. Yang sehat itu, 50 mikrogram per meter kubik,” ujar Sunardi, Jumat (2/10).

Sunardi menjelaskan, setiap saat BMKG terus melakukan pembaruan (up date) data terkait kualitas udara. “Diklik saja www.bmkg.go.ig kemudian cari kualitas udara. Setelah itu cari informasi partikulate. Itu setiap jam diup-date,” jelasnya.

Fenomena kiriman asap ini katanya, tidak dapat diprediksi sampai kapan akan terjadi. “Kalau diprediksi tidak bisa. Hanya saja kalau tiga hari ke depan, (asapnya) masih ada. Apalagi di bagian selatan, masih kemarau,” ujarnya. Meski di Medan musim hujan, ini tidak terlalu membantu kabut asap akan hilang selama daerah sumbernya masih musim kemarau.

“Kalau di Medan hujan, di sumbernya kemarau, ya sama saja. Paling-paling hanya sebentar-sebentar saja (asap kiriman hilang). Hujan sebentar, hilang. Nanti muncul lagi,” ujarnya.

Kabid Humas Poldasu, Kombes Helfi Assegaf mengatakan pihaknya tetap berkordinasi dengan instansi yang menangani masalah cuaca. Selain itu pihaknya terus melakukan monitor untuk mengetahui ketebalan kabut asap di Sumatera Utara. “Soal kabut, kita tetap monitor,” terangnya. Lanjutnya, untuk saat ini ketebalan kabut asap belum begitu membahayakan keselamatan pengendara, apalagi kabut terkadang tebal dan surut kembali.

Dari monitor polres dan jajaran, belum ada dampaknya terhadap kecelakaan. “Namun kita tetap monitor dan memberikan rambu-rambu apabila ketebalan asap kembali melanda Sumut,” ucapnya.

agar kecelakaan tidak terjadi, maka pengendara diharapkan berhati-hati dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Apabila kabut mengganggu penglihatan, maka berhentilah di pinggir jalan untuk memastikan kabut asap sudah bersih dari penglihatan. “Ketebalan kabut asap tidak pasti, makanya kita harus berjaga diri dengan baik,” pungkasnya.

Hingga Jumat (2/10) siang, kabut asap masih menyelimuti bandara Kualanamu hingga mengakibatkan terganggunya penerbangan. Gangguan penerbangan mulai dari keterlambatan (delay) hingga pembatalan jadwal. Untuk penerbangan yang delay diantaranya Wings Air IW 1709 tujuan Gunung Sitoli dan Garuda Indonesia GA 363 tujuan Sibolga.

“Ada dua penerbangan yang delay, Wings Air tujuan Gunung Sitoli dan Garuda Indonesia tujuan Sibolga,” jelas Wiasnu, Manajer Humas Bandara Kualanamu.

Selain penerbangan yang delay, ada juga penerbangan yang batal yakni Batik Air tujuan Jakarta. Sementara untuk jadwal kedatangan juga ada yang batal yakni Lion Air JT 153 dari Penang. “Tujuan Silangit aman kalau yang divert belum ada, yang bermasalah bandara tujuan,” ucapnya. (win/gib/man)

Foto: Hulman/PM Kabut asap kian pekat menyelimuti Bandara KNIA, Deliserdang, Sumut, Jumat (2/10/2015).
Foto: Hulman/PM
Kabut asap kian pekat menyelimuti Bandara KNIA, Deliserdang, Sumut, Jumat (2/10/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumbagut memperingatkan masyarakat mawas diri saat berada di luar rumah. Pasalnya, berdasarkan pantauan mereka, kualitas udara di kota Medan sekitarnya masih menunjukkan kategori berbahaya. Sebab, Particulate Standard Index (PSI) yang terpantau akibat asap kiriman mencapai level 243 mikrogram per meter kubik.

“Pukul 14.00 WIB, kualitas udara di kota Medan mencapai 243 mikrogram per meter kubik. Artinya, kualitas udara sangat tidak sehat. Kalau tadi pagi pukul 07.00 WIB, sekitar 203 PPI. Ini kategorinya tidak sehat. Yang sehat itu, 50 mikrogram per meter kubik,” ujar Sunardi, Jumat (2/10).

Sunardi menjelaskan, setiap saat BMKG terus melakukan pembaruan (up date) data terkait kualitas udara. “Diklik saja www.bmkg.go.ig kemudian cari kualitas udara. Setelah itu cari informasi partikulate. Itu setiap jam diup-date,” jelasnya.

Fenomena kiriman asap ini katanya, tidak dapat diprediksi sampai kapan akan terjadi. “Kalau diprediksi tidak bisa. Hanya saja kalau tiga hari ke depan, (asapnya) masih ada. Apalagi di bagian selatan, masih kemarau,” ujarnya. Meski di Medan musim hujan, ini tidak terlalu membantu kabut asap akan hilang selama daerah sumbernya masih musim kemarau.

“Kalau di Medan hujan, di sumbernya kemarau, ya sama saja. Paling-paling hanya sebentar-sebentar saja (asap kiriman hilang). Hujan sebentar, hilang. Nanti muncul lagi,” ujarnya.

Kabid Humas Poldasu, Kombes Helfi Assegaf mengatakan pihaknya tetap berkordinasi dengan instansi yang menangani masalah cuaca. Selain itu pihaknya terus melakukan monitor untuk mengetahui ketebalan kabut asap di Sumatera Utara. “Soal kabut, kita tetap monitor,” terangnya. Lanjutnya, untuk saat ini ketebalan kabut asap belum begitu membahayakan keselamatan pengendara, apalagi kabut terkadang tebal dan surut kembali.

Dari monitor polres dan jajaran, belum ada dampaknya terhadap kecelakaan. “Namun kita tetap monitor dan memberikan rambu-rambu apabila ketebalan asap kembali melanda Sumut,” ucapnya.

agar kecelakaan tidak terjadi, maka pengendara diharapkan berhati-hati dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Apabila kabut mengganggu penglihatan, maka berhentilah di pinggir jalan untuk memastikan kabut asap sudah bersih dari penglihatan. “Ketebalan kabut asap tidak pasti, makanya kita harus berjaga diri dengan baik,” pungkasnya.

Hingga Jumat (2/10) siang, kabut asap masih menyelimuti bandara Kualanamu hingga mengakibatkan terganggunya penerbangan. Gangguan penerbangan mulai dari keterlambatan (delay) hingga pembatalan jadwal. Untuk penerbangan yang delay diantaranya Wings Air IW 1709 tujuan Gunung Sitoli dan Garuda Indonesia GA 363 tujuan Sibolga.

“Ada dua penerbangan yang delay, Wings Air tujuan Gunung Sitoli dan Garuda Indonesia tujuan Sibolga,” jelas Wiasnu, Manajer Humas Bandara Kualanamu.

Selain penerbangan yang delay, ada juga penerbangan yang batal yakni Batik Air tujuan Jakarta. Sementara untuk jadwal kedatangan juga ada yang batal yakni Lion Air JT 153 dari Penang. “Tujuan Silangit aman kalau yang divert belum ada, yang bermasalah bandara tujuan,” ucapnya. (win/gib/man)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/