25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Bisa Cuti 6 Bulan, Gaji Indogoogler hingga Rp20 Miliar

Saat menunggu Jen Fitzpatrick, vice president maps products Google, untuk sesi wawancara, puluhan orang melintas. Orang-orang itu jelas tidak berkostum kerja. Padahal, mereka sedang di kantor perusahaan bernilai Rp2,393 triliun.

Mata pun tak tahan untuk melirik layar ponsel. Selasa, 27 Oktober 2015, “Benar, ini hari kerja, bukan weekend,” gumam hati. Sebagian besar dari yang melintas itu membawa nampan dengan kotak makanan dan gelas minuman bergambar kartun di atasnya.

Sebagian lagi masuk dengan membawa sepeda. Ada yang langsung masuk lift dan naik. Ada pula yang langsung menggendong sepeda dan naik tangga. Sisanya adalah orang lalu-lalang dengan membawa baki besar yang berisi pakaian.

Karena Jen belum kunjung datang, rasa penasaran pun membuat kaki melangkah. Beranjak dari lobi menuju ruangan lain yang terdengar ribut. Ternyata, sumber keributan itu adalah sebuah restoran. Dari restoran dalam gedung itulah orang-orang yang membawa nampan berasal. Sebagian lagi makan di tempat. Mereka ini diam. Yang ribut adalah puluhan koki.

Mereka sibuk membuat puluhan menu yang diminta karyawan dalam sebuah voting (pemilihan) online “Makanan apa yang paling Anda inginkan minggu ini?” yang disebar ke e-mail seluruh penghuni gedung 2000 Minggu sebelumnya.

Dari daftar yang terpajang untuk disajikan, terselip kata “sambal tomat”. Langsung saja muncul dugaan bahwa di antara yang vote menu itu, pasti ada yang berasal dari Indonesia.

Tak perlu waktu lama untuk membuktikan dugaan itu. Dua jam setelah interview yang menarik dengan Jen, wartawan koran ini diundang untuk bergabung makan siang dengan Indogoogler.

Bagaimana dengan gaji di Google? Seluruh karyawan Google dari Indonesia dan dua pejabat tinggi Google yang ditanya langsung menolak menyebut angka.

Sonny Sasaka, karyawan Google bidang software engineering, menyebutkan, angka gaji karyawan Google sebetulnya sudah banyak tersebar dan bisa dilacak di mesin pencari. Valid atau tidak? Alumnus SMA Santa Maria Surabaya itu menyebut beberapa di antaranya akurat, sebagian lain berlebihan.

Dari hasil pelacakan di internet, didapat data-data bahwa gaji engineer pemula di Google seperti Sonny dan Hamdanil bisa Rp500 juta sampai Rp4 miliar per tahun. Di posisi manajer seperti Alvan dan Budi, gaji bisa berlipat, Rp6 miliar sampai Rp20 miliar per tahun.

Benarkah angka-angka itu? Saat dikonfirmasi, Hong mengingatkan bahwa uang memang sangat penting dan mengakui bahwa gaji dari Google cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup standar plus menabung.

Tapi, internal supporting Google-lah yang membuat dia tak akan pindah ke perusahaan lain. “Saya selalu di-support untuk belajar. Itu yang penting,” sebut dia.

Pendapat senada diungkapkan Alvan. “Saya merasa ada intellectual stimulating yang tak ada habisnya dari perusahaan, dan itu bukan dari gaji,” kata dia. Di Google, setiap orang ditantang lebih pandai oleh tim yang anggotanya datang dari mancanegara.

“Collaboration make you learn from the other. Perasaan itu ada di setiap karyawan, dan itu yang membuat Google nomor satu,” ujarnya. (kim/jpnn/val)

Saat menunggu Jen Fitzpatrick, vice president maps products Google, untuk sesi wawancara, puluhan orang melintas. Orang-orang itu jelas tidak berkostum kerja. Padahal, mereka sedang di kantor perusahaan bernilai Rp2,393 triliun.

Mata pun tak tahan untuk melirik layar ponsel. Selasa, 27 Oktober 2015, “Benar, ini hari kerja, bukan weekend,” gumam hati. Sebagian besar dari yang melintas itu membawa nampan dengan kotak makanan dan gelas minuman bergambar kartun di atasnya.

Sebagian lagi masuk dengan membawa sepeda. Ada yang langsung masuk lift dan naik. Ada pula yang langsung menggendong sepeda dan naik tangga. Sisanya adalah orang lalu-lalang dengan membawa baki besar yang berisi pakaian.

Karena Jen belum kunjung datang, rasa penasaran pun membuat kaki melangkah. Beranjak dari lobi menuju ruangan lain yang terdengar ribut. Ternyata, sumber keributan itu adalah sebuah restoran. Dari restoran dalam gedung itulah orang-orang yang membawa nampan berasal. Sebagian lagi makan di tempat. Mereka ini diam. Yang ribut adalah puluhan koki.

Mereka sibuk membuat puluhan menu yang diminta karyawan dalam sebuah voting (pemilihan) online “Makanan apa yang paling Anda inginkan minggu ini?” yang disebar ke e-mail seluruh penghuni gedung 2000 Minggu sebelumnya.

Dari daftar yang terpajang untuk disajikan, terselip kata “sambal tomat”. Langsung saja muncul dugaan bahwa di antara yang vote menu itu, pasti ada yang berasal dari Indonesia.

Tak perlu waktu lama untuk membuktikan dugaan itu. Dua jam setelah interview yang menarik dengan Jen, wartawan koran ini diundang untuk bergabung makan siang dengan Indogoogler.

Bagaimana dengan gaji di Google? Seluruh karyawan Google dari Indonesia dan dua pejabat tinggi Google yang ditanya langsung menolak menyebut angka.

Sonny Sasaka, karyawan Google bidang software engineering, menyebutkan, angka gaji karyawan Google sebetulnya sudah banyak tersebar dan bisa dilacak di mesin pencari. Valid atau tidak? Alumnus SMA Santa Maria Surabaya itu menyebut beberapa di antaranya akurat, sebagian lain berlebihan.

Dari hasil pelacakan di internet, didapat data-data bahwa gaji engineer pemula di Google seperti Sonny dan Hamdanil bisa Rp500 juta sampai Rp4 miliar per tahun. Di posisi manajer seperti Alvan dan Budi, gaji bisa berlipat, Rp6 miliar sampai Rp20 miliar per tahun.

Benarkah angka-angka itu? Saat dikonfirmasi, Hong mengingatkan bahwa uang memang sangat penting dan mengakui bahwa gaji dari Google cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup standar plus menabung.

Tapi, internal supporting Google-lah yang membuat dia tak akan pindah ke perusahaan lain. “Saya selalu di-support untuk belajar. Itu yang penting,” sebut dia.

Pendapat senada diungkapkan Alvan. “Saya merasa ada intellectual stimulating yang tak ada habisnya dari perusahaan, dan itu bukan dari gaji,” kata dia. Di Google, setiap orang ditantang lebih pandai oleh tim yang anggotanya datang dari mancanegara.

“Collaboration make you learn from the other. Perasaan itu ada di setiap karyawan, dan itu yang membuat Google nomor satu,” ujarnya. (kim/jpnn/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/