28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Nyetir sambil Nelepon, Tabrak 3 Bocah, 1 Tewas

Foto: Rizky/PM Jery Ferdian (tengah), bocah yang terluka ditabrak Linda Susanti (52), pengemudi Innova, terbaring di kediamannya.
Foto: Rizky/PM
Jery Ferdian (tengah), bocah yang terluka ditabrak Linda Susanti (52), pengemudi Innova, terbaring di kediamannya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menelepon sambil nyetir, Linda Susanti (52) pengendara Kijang Innova cream BK 1899 UB tabrak tiga balita yang tengah bermain masak-masakan. Akibatnya, satu dari tiga bocah malang itu tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan. Sedang dua korban lagi menderita luka parah.

Peristiwa memilukan ini terjadi di depan Komplek Pukat Junction, Jalan Pukat I Gang Mandailing, Kel. Bantan Timur, Kec. Medan Tembung, Rabu (2/12) sekira pukul 11.00 WIB.

Balita yang tewas adalah Raisya Arfiani (4), anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ardiansyah (27) dan Devi Susanti (25). Sementara, yang selamat Jeri Fredian Pranata (5) dan M Dimas Al Safar (5). Raisya tewas setelah ditabrak dan terlindas ban mobil bagian kiri. Sedangkan Jeri dan Dimas mengalami luka di bagian kepala serta tubuh. Keduanya selamat setelah bersembunyi di kolong mobil. Namun, Jeri dan Dimas mengalami trauma mendalam.

Peristiwa naas yang dialami ketiga bocah itu berawal saat mereka bermain masak-masakan di area komplek. Saat bersamaan, Linda yang baru saja ke rumah temannya di komplek itu hendak keluar dengan mengendarai mobilnya. Sambil menelepon, Linda pun tancap gas dengan kecepatan tinggi. Lantaran berkendara sambil menelepon, Linda tak melihat ketiga bocah yang sedang jongkok di depannya. Tak pelak, ketiga balita naas itu ditabrak hingga satu di antaranya meregang nyawa.

Kedua balita yang selamat langsung menjerit. Beruntung, Dedi seorang penarik becak motor yang kebetulan berada di komplek langsung memalangkan kendaraannya dan menolong kedua korban.”Kebetulan aku lagi ngantar sewa (penumpang) di komplek itu. Rupanya, pas mau keluar komplek, aku lihat mobil itu nabrak tiga anak-anak. Itulah, langsung kupalangkan becakku dan menolong dua bocah yang selamat,” ungkapnya.

Dikatakan Dedi, kejadiannya sangat tragis. Sebab, Raisya tewas setelah kepalanya tergilas ban mobil.

“Anak perempuan yang meninggal (Raisya), karena lukanya parah lantaran kepalanya dilindas. Sementara dua temannya hanya mengalami luka-luka saja,” jelas Dedi. Ia menuturkan, setelah mengetahui Raisya tewas, ia kemudian memberitahu warga komplek. Tak lama, warga pun berkumpul dan memberitahukan kepada orangtua Raisya. “Anak yang meninggal langsung dibawa ke rumahnya di komplek itu juga. Sedangkan yang nabrak diamankan warga,” ucap Dedi.

Warga yang mengamankan pelaku, kemudian memberitahu polisi. Tak berapa lama, petugas Unit Lantas Polsek Percut Seituan datang ke lokasi dan memboyong pelaku bersama mobilnya. Maya (28), ibu kandung Jeri tak menyangka kalau anaknya menjadi korban tabrakan. Namun, sempat bersyukur anaknya masih selamat meski mengalami luka-luka. “Anak saya selamat hanya luka-luka. Si Raisya yang meninggal dilindas mobil itu,” ujarnya sembari menangis.

Sementara, ibu Raisya, Devi, yang mengetahui anak pertamanya meninggal tak mampu berkata-kata. Devi menangis sejadi-jadinya lantaran tak percaya anaknya telah tiada. Begitu juga beberapa kerabat Devi yang telah berkumpul di rumah duka. Sambil menangis, kerabat Devi mengaku geram dan ingin menghajar pelaku. Paman Raisya, yang ditemui mengaku terkejut mengetahui kabar keponakannya meninggal ditabrak mobil. Pria berkulit hitam yang mengenakan kaos putih ini berniat menemui Linda, yang telah dibawa ke Pos Polantas Percut Seituan.

“Padahal, kemarin malam saya masih ketemu dengan Rere, (panggilan akrab Raisya) ini. Bahkan, Rere memanggil saya kakek, sebelum pulang dari rumahnya. Makanya saya kaget kali setelah mengetahuinya meninggal dunia,” kata paman Raisya yang tak mau menyebut namanya. Pria yang bekerja sebagai penarik becak motor (betor) ini mengatakan, polisi harus memproses kasus ini hingga ke pengadilan. Pelaku jangan sampai dilepas. “Enggak tega saya melihat jenazahnya. Miris melihatnya, apalagi orangtuanya” ucapnya.

Kanit Lantas Polsek Percut Seituan AKP Suprihanto mengatakan, pengemudi yang menabrak tiga bocah tersebut masih menjalani pemeriksaan untuk proses hukum lebih lanjut. Pelaku nantinya disangkakan Pasal 130 Undang-undang tentang lalu lintas.

“Dari hasil pemeriksaan sementara, Linda lalai dalam mengemudikan mobilnya sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia. Dalam kasus ini, pengemudi mobil kita kenakan Pasal 130. Untuk sementara pengemudinya kami tahan sedang menjalani pemeriksaan,” ujar Suprihanto.

Disebutkannya, Linda Susanti menabrak ketiga bocah itu saat menggunakan telepon selular. Padahal, sudah jelas-jelas ada imbauan di spanduk-spanduk untuk tidak menggunakan ponsel ketika berkendara. “Pas pelaku ini sedang mundur lalu memajukan mobilnya sambil memakai handphone. Pengakuannya, dia tidak melihat ada bocah-bocah. Lalu, setelah itu ditabraknya dan masyarakat memberitahu polisi,” jelasnya.

Terpisah, Linda Susanti yang sempat diwawancarai mengaku tidak melihat tiga anak kecil yang sedang bermain di area komplek.

“Saya tidak melihat anak-anak itu. Padahal, saya melaju pelan,” kilah Linda Susanti yang berniat pergi ke tokonya di kawasan Jalan Cemara.

Ia mengaku, sebelum menabrak para bocah, dirinya sedang memundurkan mobil. Selanjutnya melaju keluar komplek. “Saya kan baru mundurkan mobil, lalu maju dan mau mutar. Waktu mau putar, ternyata di depan mobil sudah ada anak-anak itu,” akunya. (mag-1/ris/deo)

Foto: Rizky/PM Jery Ferdian (tengah), bocah yang terluka ditabrak Linda Susanti (52), pengemudi Innova, terbaring di kediamannya.
Foto: Rizky/PM
Jery Ferdian (tengah), bocah yang terluka ditabrak Linda Susanti (52), pengemudi Innova, terbaring di kediamannya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menelepon sambil nyetir, Linda Susanti (52) pengendara Kijang Innova cream BK 1899 UB tabrak tiga balita yang tengah bermain masak-masakan. Akibatnya, satu dari tiga bocah malang itu tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan. Sedang dua korban lagi menderita luka parah.

Peristiwa memilukan ini terjadi di depan Komplek Pukat Junction, Jalan Pukat I Gang Mandailing, Kel. Bantan Timur, Kec. Medan Tembung, Rabu (2/12) sekira pukul 11.00 WIB.

Balita yang tewas adalah Raisya Arfiani (4), anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ardiansyah (27) dan Devi Susanti (25). Sementara, yang selamat Jeri Fredian Pranata (5) dan M Dimas Al Safar (5). Raisya tewas setelah ditabrak dan terlindas ban mobil bagian kiri. Sedangkan Jeri dan Dimas mengalami luka di bagian kepala serta tubuh. Keduanya selamat setelah bersembunyi di kolong mobil. Namun, Jeri dan Dimas mengalami trauma mendalam.

Peristiwa naas yang dialami ketiga bocah itu berawal saat mereka bermain masak-masakan di area komplek. Saat bersamaan, Linda yang baru saja ke rumah temannya di komplek itu hendak keluar dengan mengendarai mobilnya. Sambil menelepon, Linda pun tancap gas dengan kecepatan tinggi. Lantaran berkendara sambil menelepon, Linda tak melihat ketiga bocah yang sedang jongkok di depannya. Tak pelak, ketiga balita naas itu ditabrak hingga satu di antaranya meregang nyawa.

Kedua balita yang selamat langsung menjerit. Beruntung, Dedi seorang penarik becak motor yang kebetulan berada di komplek langsung memalangkan kendaraannya dan menolong kedua korban.”Kebetulan aku lagi ngantar sewa (penumpang) di komplek itu. Rupanya, pas mau keluar komplek, aku lihat mobil itu nabrak tiga anak-anak. Itulah, langsung kupalangkan becakku dan menolong dua bocah yang selamat,” ungkapnya.

Dikatakan Dedi, kejadiannya sangat tragis. Sebab, Raisya tewas setelah kepalanya tergilas ban mobil.

“Anak perempuan yang meninggal (Raisya), karena lukanya parah lantaran kepalanya dilindas. Sementara dua temannya hanya mengalami luka-luka saja,” jelas Dedi. Ia menuturkan, setelah mengetahui Raisya tewas, ia kemudian memberitahu warga komplek. Tak lama, warga pun berkumpul dan memberitahukan kepada orangtua Raisya. “Anak yang meninggal langsung dibawa ke rumahnya di komplek itu juga. Sedangkan yang nabrak diamankan warga,” ucap Dedi.

Warga yang mengamankan pelaku, kemudian memberitahu polisi. Tak berapa lama, petugas Unit Lantas Polsek Percut Seituan datang ke lokasi dan memboyong pelaku bersama mobilnya. Maya (28), ibu kandung Jeri tak menyangka kalau anaknya menjadi korban tabrakan. Namun, sempat bersyukur anaknya masih selamat meski mengalami luka-luka. “Anak saya selamat hanya luka-luka. Si Raisya yang meninggal dilindas mobil itu,” ujarnya sembari menangis.

Sementara, ibu Raisya, Devi, yang mengetahui anak pertamanya meninggal tak mampu berkata-kata. Devi menangis sejadi-jadinya lantaran tak percaya anaknya telah tiada. Begitu juga beberapa kerabat Devi yang telah berkumpul di rumah duka. Sambil menangis, kerabat Devi mengaku geram dan ingin menghajar pelaku. Paman Raisya, yang ditemui mengaku terkejut mengetahui kabar keponakannya meninggal ditabrak mobil. Pria berkulit hitam yang mengenakan kaos putih ini berniat menemui Linda, yang telah dibawa ke Pos Polantas Percut Seituan.

“Padahal, kemarin malam saya masih ketemu dengan Rere, (panggilan akrab Raisya) ini. Bahkan, Rere memanggil saya kakek, sebelum pulang dari rumahnya. Makanya saya kaget kali setelah mengetahuinya meninggal dunia,” kata paman Raisya yang tak mau menyebut namanya. Pria yang bekerja sebagai penarik becak motor (betor) ini mengatakan, polisi harus memproses kasus ini hingga ke pengadilan. Pelaku jangan sampai dilepas. “Enggak tega saya melihat jenazahnya. Miris melihatnya, apalagi orangtuanya” ucapnya.

Kanit Lantas Polsek Percut Seituan AKP Suprihanto mengatakan, pengemudi yang menabrak tiga bocah tersebut masih menjalani pemeriksaan untuk proses hukum lebih lanjut. Pelaku nantinya disangkakan Pasal 130 Undang-undang tentang lalu lintas.

“Dari hasil pemeriksaan sementara, Linda lalai dalam mengemudikan mobilnya sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia. Dalam kasus ini, pengemudi mobil kita kenakan Pasal 130. Untuk sementara pengemudinya kami tahan sedang menjalani pemeriksaan,” ujar Suprihanto.

Disebutkannya, Linda Susanti menabrak ketiga bocah itu saat menggunakan telepon selular. Padahal, sudah jelas-jelas ada imbauan di spanduk-spanduk untuk tidak menggunakan ponsel ketika berkendara. “Pas pelaku ini sedang mundur lalu memajukan mobilnya sambil memakai handphone. Pengakuannya, dia tidak melihat ada bocah-bocah. Lalu, setelah itu ditabraknya dan masyarakat memberitahu polisi,” jelasnya.

Terpisah, Linda Susanti yang sempat diwawancarai mengaku tidak melihat tiga anak kecil yang sedang bermain di area komplek.

“Saya tidak melihat anak-anak itu. Padahal, saya melaju pelan,” kilah Linda Susanti yang berniat pergi ke tokonya di kawasan Jalan Cemara.

Ia mengaku, sebelum menabrak para bocah, dirinya sedang memundurkan mobil. Selanjutnya melaju keluar komplek. “Saya kan baru mundurkan mobil, lalu maju dan mau mutar. Waktu mau putar, ternyata di depan mobil sudah ada anak-anak itu,” akunya. (mag-1/ris/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/