26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Jelang Pemilu, Warga Medan Diminta Hindari Fitnah dan Hoax

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution meminta seluruh masyarakat, khususnya warga Kota Medan, untuk tetap menjaga iklim politik yang sehat menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) pada Februari 2024 yang sudah semakin dekat.

Dikatakan Dedy, adapun langkah yang harus diambil masyarakat untuk tetap menjaga iklim politik yang sehat adalah dengan tidak mengeluarkan kata-kata fitnah dan membuat kabar-kabar bohong (hoax) yang menyesatkan banyak orang.

“Semua ada aturannya. Seperti Medan yang punya Perda, Pemilu juga punya aturan yang tertuang dalam PKPU. Jangan pernah mengeluarkan kata-kata fitnah dan membuat kabar hoax di tengah-tengah masyarakat, sebab semua itu akan menimbulkan kegaduhan,” ungkap Dedy kepada Sumut Pos, Minggu (3/12).

Dedy juga mengajak warga Kota Medan untuk tidak mudah percaya atas setiap fitnah maupun kabar hoax yang semakin gencar terjadi menjelang Pemilu. Anggota Komisi 4 DPRD Medan itu, pun meminta masyarakat untuk lebih dulu mengecek atau mengklarifikasi kebenaran dari kabar-kabar yang didapatkan.

“Jangan langsung ‘ditelan’ semua informasi itu, apalagi yang didapatkan dari media sosial. Saring semua informasi yang kita terima, sebab tidak semua informasi itu benar adanya. Saya percaya masyarakat sudah semakin cerdas dan tidak mudah termakan kabar-kabar hoax yang memecah belah. Jangan mau dipecah belah, persatuan bangsa jauh lebih penting,” imbaunya.

Selain merugikan orang lain, kata Dedy, fitnah dan hoax juga akan sangat merugikan masyarakat yang menyebarkannya. Sebab saat ini, undang-undang akan menjerat para pelaku penyebar fitnah dan kebohongan publik.

“Undang-undangnya sudah jelas, aturannya juga sudah ada. Bijaklah dengan ucapan, khususnya ‘jari-jari’ kita di media sosial. Sopan dan santunlah dalam berkata-kata. Persatuan adalah yang paling utama untuk kita jaga,” tegasnya.

Dijelaskan politisi Partai Gerindra itu, Pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi yang harus dijalani dengan baik dan penuh kegembiraan tanpa adanya berita bohong serta fitnah-memfitnah di media sosial.

“Kuncinya adalah hindari ujaran kebencian. Jangan ada lagi berita bohong, sebab hal itu juga banyak itu di Pemilu-pemilu sebelumnya, terutama di media sosial,” jelas Dedy.

Dedy menekankan, perbedaan pilihan dalam demokrasi adalah hal yang wajar. Keindahan demokrasi itu justru semakin terlihat apabila masyarakat tetap hidup damai dan menjaga persatuan walaupun terjadi perbedaan pilihan dalam berpolitik.

“Kita harus semakin dewasa dalam berdemokrasi. Berbeda pilihan itu biasa, tapi jangan pernah bertengkar dan saling menjelekkan satu sama lain, apalagi sampai mengarah kepada SARA. Hentikan semua itu, kita harus buktikan, kita memiliki kedewasaan dalam berdemokrasi,” pungkasnya.
(map/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution meminta seluruh masyarakat, khususnya warga Kota Medan, untuk tetap menjaga iklim politik yang sehat menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) pada Februari 2024 yang sudah semakin dekat.

Dikatakan Dedy, adapun langkah yang harus diambil masyarakat untuk tetap menjaga iklim politik yang sehat adalah dengan tidak mengeluarkan kata-kata fitnah dan membuat kabar-kabar bohong (hoax) yang menyesatkan banyak orang.

“Semua ada aturannya. Seperti Medan yang punya Perda, Pemilu juga punya aturan yang tertuang dalam PKPU. Jangan pernah mengeluarkan kata-kata fitnah dan membuat kabar hoax di tengah-tengah masyarakat, sebab semua itu akan menimbulkan kegaduhan,” ungkap Dedy kepada Sumut Pos, Minggu (3/12).

Dedy juga mengajak warga Kota Medan untuk tidak mudah percaya atas setiap fitnah maupun kabar hoax yang semakin gencar terjadi menjelang Pemilu. Anggota Komisi 4 DPRD Medan itu, pun meminta masyarakat untuk lebih dulu mengecek atau mengklarifikasi kebenaran dari kabar-kabar yang didapatkan.

“Jangan langsung ‘ditelan’ semua informasi itu, apalagi yang didapatkan dari media sosial. Saring semua informasi yang kita terima, sebab tidak semua informasi itu benar adanya. Saya percaya masyarakat sudah semakin cerdas dan tidak mudah termakan kabar-kabar hoax yang memecah belah. Jangan mau dipecah belah, persatuan bangsa jauh lebih penting,” imbaunya.

Selain merugikan orang lain, kata Dedy, fitnah dan hoax juga akan sangat merugikan masyarakat yang menyebarkannya. Sebab saat ini, undang-undang akan menjerat para pelaku penyebar fitnah dan kebohongan publik.

“Undang-undangnya sudah jelas, aturannya juga sudah ada. Bijaklah dengan ucapan, khususnya ‘jari-jari’ kita di media sosial. Sopan dan santunlah dalam berkata-kata. Persatuan adalah yang paling utama untuk kita jaga,” tegasnya.

Dijelaskan politisi Partai Gerindra itu, Pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi yang harus dijalani dengan baik dan penuh kegembiraan tanpa adanya berita bohong serta fitnah-memfitnah di media sosial.

“Kuncinya adalah hindari ujaran kebencian. Jangan ada lagi berita bohong, sebab hal itu juga banyak itu di Pemilu-pemilu sebelumnya, terutama di media sosial,” jelas Dedy.

Dedy menekankan, perbedaan pilihan dalam demokrasi adalah hal yang wajar. Keindahan demokrasi itu justru semakin terlihat apabila masyarakat tetap hidup damai dan menjaga persatuan walaupun terjadi perbedaan pilihan dalam berpolitik.

“Kita harus semakin dewasa dalam berdemokrasi. Berbeda pilihan itu biasa, tapi jangan pernah bertengkar dan saling menjelekkan satu sama lain, apalagi sampai mengarah kepada SARA. Hentikan semua itu, kita harus buktikan, kita memiliki kedewasaan dalam berdemokrasi,” pungkasnya.
(map/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/