30 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Siswi SMK Pancabudi Dibakar di Kamar Mandi

MEDAN- Asap mengepul dari rumah Deni Syahputra (23) di Jalan Pusaka, Dusun 16, Desa Bandar Klippa, Pasar 11 Tembung. Aroma daging bakar menusuk hidung tetangga dalam beberapa hari terakhir. Bukan bangkai tikus yang dibakar, namun tubuh Lia Ramadhani (16). Tubuh siswi SMK Pancabudi Jalan Gatot Subroto itu dibakar Deni yang belakangan diketahui sebagai kekasih Lia.

Lia Ramadhani//facebook.com
Lia Ramadhani//facebook.com

Awalnya tak ada yang menduga, warga hanya curiga dengan gelagat Deni. Ketika asap mengepul dan aroma makin menyengat, Deni keluar rumah membeli goni (karung). “Kata warga, Deni membeli goni untuk membuang bangkai tikus,” ujar Kepala Dusun XVI, Maiman saat di temui di kediamannya, Senin malam (3/6).

Informasi diterima Sumut Pos, penemuan mayat itu pertama kali diketahui tetangga rumah kontrakan itu bernama Ika. Awalnya, wanita berusia 20 tahun itu curiga dengan bau menyengat yang keluar dari dalam rumah tersebut. Selanjutnya, Ika mencoba mencari tahu dengan cara mengintip melalui jendela kamar mandi rumah itu. Saat itu lah, Ika terkejut melihat sesosok mayat telentang di lantai kamar mandi rumah itu.

Atas temuan itu, Ika memberitahukan kejadian itu kepada kepling dan warga lainnya.

Sontak, warga berkumpul dan beramai-ramai mendatangi lokasi kejadian. Saat itu juga, warga menemukan seorang penghuni rumah yaitu Deni Syahputra dalam kondisi gugup dan mencoba melarikan diri. Warga langsung meringkus Deni dan selanjutnya mengikat Deni di sebuah pohon yang ada di halaman rumah itu, sembari menunggu kedatangan polisi.

“Begitu kami temukan mayat itu, langsung kami ringkus si Deni. Namun karena takut amuk warga yang semakin emosi, langsung dibawa si Deni itu sama polisi ke Polsek Percut Seituan,” ungkap Hasanudin, seorang penjaga dan keamanan rumah kontrakan itu.

Sekitar 30 menit dari penemuan itu, tim identifikasi dari Polresta Medan, tiba di lokasi kejadian. Proses identifikasi pun langsung dilakukan petugas. Begitu juga dengan pengumpulan barang bukti berupa beberapa botol berisi bensin dan sejumlah pakaian dari dalam rumah. Selanjutnya, petugas identifikasi itu membawa sejumlah barang bukti itu dengan menggunakan sebuah goni.

“Si Deni itu tinggal di rumah ini sejak bulan 4 lalu. Namun, saat itu yang datang seorang wanita mengaku ibunya yang mengatakan akan menempati rumah itu bersama anak lajangnya yang ternyata si Deni itu. Kalau informasi yang saya dengar, si Deni itu yang bunuh karena si korban, terus mendatanginya. Ada yang bilang minta tanggung jawab, ada yang bilang minta uang,” ungkap Hasanudin.

“ Keluarga tersebut belum sempat melapor kepada saya,” timpal sang kepling, Maiman.

Menurut pengakuan Deni kepada Maiman, Lia Ramadhani dikenalnya melalui jejaring sosial Facebook sejak beberapa bulan yang lalu. “Deni tidak mau banyak berkomentar,” tuturnya.

Tidak lama, secara tiba-tiba seorang wanita mengaku bernama Mak Nanda tiba di lokasi kejadian. Wanita yang tinggal di Jalan Pasar VIII Gang Amal II Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Seituan itu tiba-tiba mengaku kalau korban merupakan keponakannya. Disebutnya, keponakannya itu, Lia Ramadhani (16), warga Jalan Pasar VIII Desa Seirotan Kecamatan Percut Seituan. Disebutnya, kalau keponakannya itu merupakan siswi kelas I SMK Panca Budi di Jalan Gatot Subroto.

“Sejak hari Sabtu jam 3, dia hilang dari rumah. Sudah kami cari ke mana-mana dan tidak ketemu juga,” ujar wanita mengenakan baju kaos warna biru itu sembari panik menghubungi keluarganya via telepon.

Kedatangan wanita yang dikabarkan sudah memiliki 2 orang anak perempuan itu, disambut Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, AKP Faidir Caniago. Faidir yang mendengarkan penjelasan wanita berambut pendek itu akan identitas korban,  lantas membenarkannya. Namun, Faidir tidak mengizinkan wanita itu masuk ke dalam rumah dan mengatakan kalau jenazah korban sudah dibawa ke RS Pringadi Medan. Seketika, Mak Nanda langsung pergi dan bermaksud menuju RS Pringadi Medan. Namun, karena mendapat penjelasan dari warga kalau jenazah korban belum dibawa ke RS Pringadi Medan, membuat Mak Nanda kembali masuk ke dalam rumah.

“Kita masih melakukan penyelidikan atas kasus ini. Saat ini, kita sudah mengamankan seorang tersangka yang diduga memiliki hubungan asmara dengan korban,” ungkap Faidir Caniago.

Sementara itu, saat Sumut Pos menyambangi kediaman Lia Rahmadani di Jalan Pasar VII Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Seituan, sudah tampak sebuah tilam dengan alas sebuah kain panjang, disiapkan di ruang tamu rumah itu. “Pantas saja tadi malam Lia datang (dalam mimpi, Red) dan melarang saya dan Ibu saya tidur. Memang kami tidur, tapi kejadian itu seperti nyata, dia minta tolong karena kesakitan,” ungkap Fifit yang merupakan kakak sepupu Lia.

Tangan Kiri Putus, Usus Terburai

Lebih lanjut, Fifit menyebut kalau semasa hidup Lia merupakan sosok anak yang baik dan ceria. Disebutnya, hampir setiap saat dirinya bermain dengan Lia, terlebih bila ingin bertemu lawan jenis alias cowok. Namun, saat disinggung soal Deni, wanita berkulit putih itu mengaku tidak mengenal Deni. Disebutnya, sebelum pergi sejak Sabtu lalu, Lia tampak gelisah. Namun saat dirinya bertanya, diakuinya kalau Lia enggan menjawab.

Sementara sejumlah remaja di sekitar rumah Lia Rahmadani, mengaku kalau Lia memang memiliki banyak teman. Namun, sejumlah remaja pria itu mengaku tidak pernah berbaur dengan teman-teman dari anak sulung dari 3 bersaudara itu. Mereka mengatakan kalau malam hari, khususnya malam Minggu, disebutnya kalau Lia Rahmadani bersama teman-temannya kerap berkumpul di sebuah ayunan besi yang berada tepat di halaman depan rumah Lia Rahmadani.

Pantauan di Instalasi Jenazah, kondisi mayat korban seluruh tubuhnya terbakar dengan luas hampir meliputi seluruh tubuhnya. Tangan kiri mayat putus, ususnya terburai. Namun saat itu Dr Doaris bagian forensik yang melakukan pemeriksaan luar belum dapat memastikan apakah korban tewas terlebih dahulu baru dibakar dan apakah korban tewas karena terbakar.

“Kita belum bisa tentukan luka bakar yang dialami korban, karena kita belum lakukan pemeriksaan dalam jadi belum bisa kita pastikan apakah korban tewas terlebih dahulu baru dibakar apakah memang terbakar yang menyebabkan korban tewas,” jelas Dr Doaris.

Lia, anak sulung dari pasangan suami istri, Suliono (40) dan istrinya almarhum Asnik. Cobaan berat bukan hanya datang dari meninggalnya Lia yang dengan cara mengenaskan. Namun, setelah meninggalnya Asnik, istri atau ibu korban, tak lama ini Suliono juga mendapat musibah karena kesetrum saat bekerja sebagai buruh lepas pemasang listrik, dan kini ia masih dalam perawatan penyembuhan. (mag-10/mag-8/mag/13)

MEDAN- Asap mengepul dari rumah Deni Syahputra (23) di Jalan Pusaka, Dusun 16, Desa Bandar Klippa, Pasar 11 Tembung. Aroma daging bakar menusuk hidung tetangga dalam beberapa hari terakhir. Bukan bangkai tikus yang dibakar, namun tubuh Lia Ramadhani (16). Tubuh siswi SMK Pancabudi Jalan Gatot Subroto itu dibakar Deni yang belakangan diketahui sebagai kekasih Lia.

Lia Ramadhani//facebook.com
Lia Ramadhani//facebook.com

Awalnya tak ada yang menduga, warga hanya curiga dengan gelagat Deni. Ketika asap mengepul dan aroma makin menyengat, Deni keluar rumah membeli goni (karung). “Kata warga, Deni membeli goni untuk membuang bangkai tikus,” ujar Kepala Dusun XVI, Maiman saat di temui di kediamannya, Senin malam (3/6).

Informasi diterima Sumut Pos, penemuan mayat itu pertama kali diketahui tetangga rumah kontrakan itu bernama Ika. Awalnya, wanita berusia 20 tahun itu curiga dengan bau menyengat yang keluar dari dalam rumah tersebut. Selanjutnya, Ika mencoba mencari tahu dengan cara mengintip melalui jendela kamar mandi rumah itu. Saat itu lah, Ika terkejut melihat sesosok mayat telentang di lantai kamar mandi rumah itu.

Atas temuan itu, Ika memberitahukan kejadian itu kepada kepling dan warga lainnya.

Sontak, warga berkumpul dan beramai-ramai mendatangi lokasi kejadian. Saat itu juga, warga menemukan seorang penghuni rumah yaitu Deni Syahputra dalam kondisi gugup dan mencoba melarikan diri. Warga langsung meringkus Deni dan selanjutnya mengikat Deni di sebuah pohon yang ada di halaman rumah itu, sembari menunggu kedatangan polisi.

“Begitu kami temukan mayat itu, langsung kami ringkus si Deni. Namun karena takut amuk warga yang semakin emosi, langsung dibawa si Deni itu sama polisi ke Polsek Percut Seituan,” ungkap Hasanudin, seorang penjaga dan keamanan rumah kontrakan itu.

Sekitar 30 menit dari penemuan itu, tim identifikasi dari Polresta Medan, tiba di lokasi kejadian. Proses identifikasi pun langsung dilakukan petugas. Begitu juga dengan pengumpulan barang bukti berupa beberapa botol berisi bensin dan sejumlah pakaian dari dalam rumah. Selanjutnya, petugas identifikasi itu membawa sejumlah barang bukti itu dengan menggunakan sebuah goni.

“Si Deni itu tinggal di rumah ini sejak bulan 4 lalu. Namun, saat itu yang datang seorang wanita mengaku ibunya yang mengatakan akan menempati rumah itu bersama anak lajangnya yang ternyata si Deni itu. Kalau informasi yang saya dengar, si Deni itu yang bunuh karena si korban, terus mendatanginya. Ada yang bilang minta tanggung jawab, ada yang bilang minta uang,” ungkap Hasanudin.

“ Keluarga tersebut belum sempat melapor kepada saya,” timpal sang kepling, Maiman.

Menurut pengakuan Deni kepada Maiman, Lia Ramadhani dikenalnya melalui jejaring sosial Facebook sejak beberapa bulan yang lalu. “Deni tidak mau banyak berkomentar,” tuturnya.

Tidak lama, secara tiba-tiba seorang wanita mengaku bernama Mak Nanda tiba di lokasi kejadian. Wanita yang tinggal di Jalan Pasar VIII Gang Amal II Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Seituan itu tiba-tiba mengaku kalau korban merupakan keponakannya. Disebutnya, keponakannya itu, Lia Ramadhani (16), warga Jalan Pasar VIII Desa Seirotan Kecamatan Percut Seituan. Disebutnya, kalau keponakannya itu merupakan siswi kelas I SMK Panca Budi di Jalan Gatot Subroto.

“Sejak hari Sabtu jam 3, dia hilang dari rumah. Sudah kami cari ke mana-mana dan tidak ketemu juga,” ujar wanita mengenakan baju kaos warna biru itu sembari panik menghubungi keluarganya via telepon.

Kedatangan wanita yang dikabarkan sudah memiliki 2 orang anak perempuan itu, disambut Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, AKP Faidir Caniago. Faidir yang mendengarkan penjelasan wanita berambut pendek itu akan identitas korban,  lantas membenarkannya. Namun, Faidir tidak mengizinkan wanita itu masuk ke dalam rumah dan mengatakan kalau jenazah korban sudah dibawa ke RS Pringadi Medan. Seketika, Mak Nanda langsung pergi dan bermaksud menuju RS Pringadi Medan. Namun, karena mendapat penjelasan dari warga kalau jenazah korban belum dibawa ke RS Pringadi Medan, membuat Mak Nanda kembali masuk ke dalam rumah.

“Kita masih melakukan penyelidikan atas kasus ini. Saat ini, kita sudah mengamankan seorang tersangka yang diduga memiliki hubungan asmara dengan korban,” ungkap Faidir Caniago.

Sementara itu, saat Sumut Pos menyambangi kediaman Lia Rahmadani di Jalan Pasar VII Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Seituan, sudah tampak sebuah tilam dengan alas sebuah kain panjang, disiapkan di ruang tamu rumah itu. “Pantas saja tadi malam Lia datang (dalam mimpi, Red) dan melarang saya dan Ibu saya tidur. Memang kami tidur, tapi kejadian itu seperti nyata, dia minta tolong karena kesakitan,” ungkap Fifit yang merupakan kakak sepupu Lia.

Tangan Kiri Putus, Usus Terburai

Lebih lanjut, Fifit menyebut kalau semasa hidup Lia merupakan sosok anak yang baik dan ceria. Disebutnya, hampir setiap saat dirinya bermain dengan Lia, terlebih bila ingin bertemu lawan jenis alias cowok. Namun, saat disinggung soal Deni, wanita berkulit putih itu mengaku tidak mengenal Deni. Disebutnya, sebelum pergi sejak Sabtu lalu, Lia tampak gelisah. Namun saat dirinya bertanya, diakuinya kalau Lia enggan menjawab.

Sementara sejumlah remaja di sekitar rumah Lia Rahmadani, mengaku kalau Lia memang memiliki banyak teman. Namun, sejumlah remaja pria itu mengaku tidak pernah berbaur dengan teman-teman dari anak sulung dari 3 bersaudara itu. Mereka mengatakan kalau malam hari, khususnya malam Minggu, disebutnya kalau Lia Rahmadani bersama teman-temannya kerap berkumpul di sebuah ayunan besi yang berada tepat di halaman depan rumah Lia Rahmadani.

Pantauan di Instalasi Jenazah, kondisi mayat korban seluruh tubuhnya terbakar dengan luas hampir meliputi seluruh tubuhnya. Tangan kiri mayat putus, ususnya terburai. Namun saat itu Dr Doaris bagian forensik yang melakukan pemeriksaan luar belum dapat memastikan apakah korban tewas terlebih dahulu baru dibakar dan apakah korban tewas karena terbakar.

“Kita belum bisa tentukan luka bakar yang dialami korban, karena kita belum lakukan pemeriksaan dalam jadi belum bisa kita pastikan apakah korban tewas terlebih dahulu baru dibakar apakah memang terbakar yang menyebabkan korban tewas,” jelas Dr Doaris.

Lia, anak sulung dari pasangan suami istri, Suliono (40) dan istrinya almarhum Asnik. Cobaan berat bukan hanya datang dari meninggalnya Lia yang dengan cara mengenaskan. Namun, setelah meninggalnya Asnik, istri atau ibu korban, tak lama ini Suliono juga mendapat musibah karena kesetrum saat bekerja sebagai buruh lepas pemasang listrik, dan kini ia masih dalam perawatan penyembuhan. (mag-10/mag-8/mag/13)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/