28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Terima KPCDI Sumut, Baskami Bahas Fasilitas Hemodialisis di RS Pemerintah

MEDAN, SUMUTPPS.CO – Ketua DPRD Sumatera Utara (Sumut) Baskami Ginting, menerima kedatangan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Sumut, Sabtu (3/6) lalu.

Kepada awak media, Baskami mengatakan, pertemuan itu menyangkut kegiatan-kegiatan KPCDI dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit ginjal. Selain itu, juga terkait fasilitas hemodialisis alias cuci darah yang ada di rumah sakit milik pemerintah di seluruh wilayah Sumut.

“Saya mendapat banyak masukan sekaligus keluhan mengenai pelayanan bagi pasien cuci darah di beberapa rumah sakit. Saya masih meminta agar data-data yang disampaikan bisa dikumpulkan agar dapat mendorong Dinas Kesehatan melakukan perbaikan,” ungkap Baskami.

Menurut Baskami, pelayanan kesehatan bagi warga Sumut, termasuk fasilitas cuci darah untuk pasien, harus ditambah. Tak hanya itu, penguatan kapasitas SDM bagi perawat hemodialisis juga harus dilakukan.

“Masukan dari rekan-rekan KPCDI, maka rumah sakit-rumah sakit pemerintah sudah selayaknya tidak ada masalah dengan fasilitas hemodialisis ini. Kita harus berikan pelayanan terbaik,” imbaunya.

Politisi PDI Perjuangan itu menyebutkan, untuk menekan angka penderita penyakit ginjal, dia mengharapkan agar Dinas Kesehatan intens dalam melakukan edukasi kepada masyarakat.

“Saya sempat terkejut mendengar banyaknya penderita penyakit ginjal dari anak-anak muda, karena mereka masih minim tentang penyebabnya. Maka harus didorong ini, supaya anak-anak kita tidak terkena penyakit ginjal itu,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua KPCDI Cabang Kota Medan, Korwil Sumut, Imma Yuliana Siahaan mengatakan, mereka berharap semua rumah sakit, baik tipe A, B, C dan klinik hemodialisis di Sumut, harus memiliki pelayanan maksimal.

“Baik pasien BPJS dan non-BPJS harus sama pelayanannya. Tidak ada kesenjangan. Ini yang kami harapkan,” katanya.

Dia juga menuturkan, pada beberapa rumah sakit milik pemerintah memiliki pelayanan cuci darah berbeda-beda.

“Misalnya di RS Haji Medan dengan Pirngadi berbeda. RS Haji hanya cek lab dan dapat e-poetin saja. Sementara di Pirngadi mendapat cek lab komplet, dari zat besi, serologi, dan lainnnya. Juga obat-obatan yang lengkap,” beber Imma.

Menurut Imma, banyak rumah sakit yang sering mengalami kendala pada mesin cuci darah, yang selama ini dikeluhkan oleh pasien.

“Kurangnya pengawasan membuat minimnya pelayanan rumah sakit terhadap pasien cuci darah,” jelasnya.

Dia pun berharap, Ketua DPRD Sumut, dapat mendorong Pemprov Sumut melalui Dinas Kesehatan, untuk pembenahan fasilitas bagi para pasien cuci darah.

“Kami berharap pelayanan maksimal. Karena banyaknya keluhan selama bertahun-tahun dari pasien seluruh daerah di Sumut ini,” pungkas Imma. (map/saz)

MEDAN, SUMUTPPS.CO – Ketua DPRD Sumatera Utara (Sumut) Baskami Ginting, menerima kedatangan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Sumut, Sabtu (3/6) lalu.

Kepada awak media, Baskami mengatakan, pertemuan itu menyangkut kegiatan-kegiatan KPCDI dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit ginjal. Selain itu, juga terkait fasilitas hemodialisis alias cuci darah yang ada di rumah sakit milik pemerintah di seluruh wilayah Sumut.

“Saya mendapat banyak masukan sekaligus keluhan mengenai pelayanan bagi pasien cuci darah di beberapa rumah sakit. Saya masih meminta agar data-data yang disampaikan bisa dikumpulkan agar dapat mendorong Dinas Kesehatan melakukan perbaikan,” ungkap Baskami.

Menurut Baskami, pelayanan kesehatan bagi warga Sumut, termasuk fasilitas cuci darah untuk pasien, harus ditambah. Tak hanya itu, penguatan kapasitas SDM bagi perawat hemodialisis juga harus dilakukan.

“Masukan dari rekan-rekan KPCDI, maka rumah sakit-rumah sakit pemerintah sudah selayaknya tidak ada masalah dengan fasilitas hemodialisis ini. Kita harus berikan pelayanan terbaik,” imbaunya.

Politisi PDI Perjuangan itu menyebutkan, untuk menekan angka penderita penyakit ginjal, dia mengharapkan agar Dinas Kesehatan intens dalam melakukan edukasi kepada masyarakat.

“Saya sempat terkejut mendengar banyaknya penderita penyakit ginjal dari anak-anak muda, karena mereka masih minim tentang penyebabnya. Maka harus didorong ini, supaya anak-anak kita tidak terkena penyakit ginjal itu,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua KPCDI Cabang Kota Medan, Korwil Sumut, Imma Yuliana Siahaan mengatakan, mereka berharap semua rumah sakit, baik tipe A, B, C dan klinik hemodialisis di Sumut, harus memiliki pelayanan maksimal.

“Baik pasien BPJS dan non-BPJS harus sama pelayanannya. Tidak ada kesenjangan. Ini yang kami harapkan,” katanya.

Dia juga menuturkan, pada beberapa rumah sakit milik pemerintah memiliki pelayanan cuci darah berbeda-beda.

“Misalnya di RS Haji Medan dengan Pirngadi berbeda. RS Haji hanya cek lab dan dapat e-poetin saja. Sementara di Pirngadi mendapat cek lab komplet, dari zat besi, serologi, dan lainnnya. Juga obat-obatan yang lengkap,” beber Imma.

Menurut Imma, banyak rumah sakit yang sering mengalami kendala pada mesin cuci darah, yang selama ini dikeluhkan oleh pasien.

“Kurangnya pengawasan membuat minimnya pelayanan rumah sakit terhadap pasien cuci darah,” jelasnya.

Dia pun berharap, Ketua DPRD Sumut, dapat mendorong Pemprov Sumut melalui Dinas Kesehatan, untuk pembenahan fasilitas bagi para pasien cuci darah.

“Kami berharap pelayanan maksimal. Karena banyaknya keluhan selama bertahun-tahun dari pasien seluruh daerah di Sumut ini,” pungkas Imma. (map/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/