26 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

TNI AU: Soewondo Tak Ideal

Jual Lahan Lanud Soewondo
Pengamat militer Prof Dr Salim Said MA MAIA menilai, tidak ada implikasi dari aspek pertahanan dan keamanan negara jika lanud itu dipindahkan, keluar dari pusat kota.

Guru besar Universitas Pertahanan (Unhan) Jakarta itu menilai, jika Lanud Soewondo tidak segera dipindahkan, maka risiko bahaya akan terus mengancam.  “Sudah dua kali kecelakaan besar akibat bandara di situ. Yang menjadi korban bukan hanya orang yang ada di pesawat, tapi juga membawa korban penduduk. Jadi, memang harus segera dipindahkan,” ujar Salim Said kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin (3/7).

Seperti diketahui, tragedi Mandala Airlines tahun 2015, merenggut 149 nyawa, termasuk 44 warga yang berada di sekitar lokasi kecelakaan, tak jauh dari Bandara Polonia. Salah satu korban tewas adalah  T Rizal Nurdin, gubernur Sumut saat itu.

Dipicu kecelakaan maut itu, lantas penerbangan sipil di Bandara Polonia dipindahkan ke Kualanamu, Deliserdang. Hanya saja, pangkalan udara masih beroperasi di Polonia, yang kemudian berganti nama menjadi Lanud Soewondo. Lepas landas dari lanud itu, pesawat angkut militer Hercules C-130 terhempas di Jalan Jamin Ginting, Medan, 30 Juni 2015. Ratusan nyawa melayang.

Salim Said mengakui, memindahkan pangkalan militer membutuhkan dana yang cukup besar. Dulu, era Orde Baru, sempat muncul gagasan agar pangkalan udara milik TNI AU yang masih menyatu dengan bandara penerbangan sipil Husein Sastranegara di Bandung, segera dipindahkan.

Namun Presiden Soeharto menolak gagasan itu. “Karena Pak Harto tahu, memindahkan pangkalan militer itu mahal biayanya, menyangkut instalasi militer,” ujar mantan Duta Besar RI untuk Republik Ceko itu.

Nah, bagaimana mengatasi mahalnya biaya untuk pemindahan Lanud Soewondo? Salim mengusulkan agar TNI menjual lahan yang ada di lanud itu, atau menukar guling lahan (ruislag).

“Itu lahan kan di kota, pasti mahal. Nah, jual saja lantas cari lahan baru di luar kota untuk lokasi pemindahan lanud itu. Memang masih akan kurang dananya, tapi sudah cukup membantu (uang hasil jual lahan, Red),” saran Salim.  (prn/bal/rbb)

Jual Lahan Lanud Soewondo
Pengamat militer Prof Dr Salim Said MA MAIA menilai, tidak ada implikasi dari aspek pertahanan dan keamanan negara jika lanud itu dipindahkan, keluar dari pusat kota.

Guru besar Universitas Pertahanan (Unhan) Jakarta itu menilai, jika Lanud Soewondo tidak segera dipindahkan, maka risiko bahaya akan terus mengancam.  “Sudah dua kali kecelakaan besar akibat bandara di situ. Yang menjadi korban bukan hanya orang yang ada di pesawat, tapi juga membawa korban penduduk. Jadi, memang harus segera dipindahkan,” ujar Salim Said kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin (3/7).

Seperti diketahui, tragedi Mandala Airlines tahun 2015, merenggut 149 nyawa, termasuk 44 warga yang berada di sekitar lokasi kecelakaan, tak jauh dari Bandara Polonia. Salah satu korban tewas adalah  T Rizal Nurdin, gubernur Sumut saat itu.

Dipicu kecelakaan maut itu, lantas penerbangan sipil di Bandara Polonia dipindahkan ke Kualanamu, Deliserdang. Hanya saja, pangkalan udara masih beroperasi di Polonia, yang kemudian berganti nama menjadi Lanud Soewondo. Lepas landas dari lanud itu, pesawat angkut militer Hercules C-130 terhempas di Jalan Jamin Ginting, Medan, 30 Juni 2015. Ratusan nyawa melayang.

Salim Said mengakui, memindahkan pangkalan militer membutuhkan dana yang cukup besar. Dulu, era Orde Baru, sempat muncul gagasan agar pangkalan udara milik TNI AU yang masih menyatu dengan bandara penerbangan sipil Husein Sastranegara di Bandung, segera dipindahkan.

Namun Presiden Soeharto menolak gagasan itu. “Karena Pak Harto tahu, memindahkan pangkalan militer itu mahal biayanya, menyangkut instalasi militer,” ujar mantan Duta Besar RI untuk Republik Ceko itu.

Nah, bagaimana mengatasi mahalnya biaya untuk pemindahan Lanud Soewondo? Salim mengusulkan agar TNI menjual lahan yang ada di lanud itu, atau menukar guling lahan (ruislag).

“Itu lahan kan di kota, pasti mahal. Nah, jual saja lantas cari lahan baru di luar kota untuk lokasi pemindahan lanud itu. Memang masih akan kurang dananya, tapi sudah cukup membantu (uang hasil jual lahan, Red),” saran Salim.  (prn/bal/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru