31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Tembak Mati Saja Begal

JAWAB: Ketua Fraksi DPRD Kota Medan, Herri Zulkarnain menjawab banyak pertanyaan konstituennya, saat menggelar Reses II 2017 di Medan Helvetia baru-baru ini. IST

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Salah satu cara mencegah tindak kriminalitas seperti begal, diyakini dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat. Sebab prilaku begal berkaitan erat dengan masalah ekonomi.

“Karenanya pemerintah harus memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan. Kalau pekerjaan ada pasti kesibukan ada, dan orang tidak jadi begal atau berbuat kriminal,” kata Anggota DPRD Kota Medan, Herri Zulkarnain di hadapan konstituennya, saat menggelar Reses II 2017 di Kecamatan Medan Helvetia, Kamis (22/6) lalu.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi jam keluar pada malam hari. Selain itu tidak memakai perhiasan berlebihan, sehingga mengundang niat buruk para oknum kriminal. “Begal ini pun terkait dengan masalah ekonomi. Cocoknya memang ditembak mati saja pelaku begal agar memberi efek jera. Namun kuncinya adalah, kesejahteraan rakyat diutamakan dan buka lapangan pekerjaan,” tegasnya.

Prilaku kriminal seperti begal ini, masih menurut Herri, erat kaitan dengan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). Kota Medan sendiri saat ini, sudah darurat narkoba. “Untuk itu kitalah yang harus menjaga keluarga dan wilayah kita. Jangan sampai generasi kita hancur karena narkoba. Bapak dan ibu sekalian tidak mau anaknya terlibat narkoba kan?” lanjut Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan itu.

Herri mengajak para orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab keluarga merupakan landasan setiap prilaku anak, juga sebagai tameng menghadapi pengaruh lingkungan dan pertemanan di luar rumah. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli. Maka dari itu peran orang tua sangat penting di sini. Pendidikan agama di Medan Helvetia harus diutamakan. Kalau anak-anak kita pintar, pandai baca Alquran dan rajin salat maka mereka tidak akan mau lagi main game di handphone,” imbaunya.

Ia juga meminta agar tak bosan-bosannya mengajukan dan mengusulkan ide untuk daerah masing-masing. Walaupun anggaran terbatas, karena Rp5,8 triliun dibagi dua menjadi sekitar Rp2,8 triliun untuk pembangunan di 21 Kecamatan. “Karena di Belawan itu juga cukup parah pembangunan jalannya. Kalau tidak bisa terealisasi, kami akan perjuangkan anggaran berikutnya,” ujarnya.

Berbagai aspirasi disampaikan masyarakat di kecamatan itu, seperti banjir, penerangan lampu jalan, jalan berlobang, pelayanan publik dan lainnya. “Untuk itu perlunya ada reses ini. Kami ingin masukan dan aspirasi masyarakat, terkhusus di Medan Helvetia. Harus kita jaga bersama sebagai wujud moto kota ini, ‘Medan Rumah Kita’ yang jadi program andalan Wali Kota Medan,” kata Herri. (prn/ila)

 

 

 

JAWAB: Ketua Fraksi DPRD Kota Medan, Herri Zulkarnain menjawab banyak pertanyaan konstituennya, saat menggelar Reses II 2017 di Medan Helvetia baru-baru ini. IST

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Salah satu cara mencegah tindak kriminalitas seperti begal, diyakini dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat. Sebab prilaku begal berkaitan erat dengan masalah ekonomi.

“Karenanya pemerintah harus memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan. Kalau pekerjaan ada pasti kesibukan ada, dan orang tidak jadi begal atau berbuat kriminal,” kata Anggota DPRD Kota Medan, Herri Zulkarnain di hadapan konstituennya, saat menggelar Reses II 2017 di Kecamatan Medan Helvetia, Kamis (22/6) lalu.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi jam keluar pada malam hari. Selain itu tidak memakai perhiasan berlebihan, sehingga mengundang niat buruk para oknum kriminal. “Begal ini pun terkait dengan masalah ekonomi. Cocoknya memang ditembak mati saja pelaku begal agar memberi efek jera. Namun kuncinya adalah, kesejahteraan rakyat diutamakan dan buka lapangan pekerjaan,” tegasnya.

Prilaku kriminal seperti begal ini, masih menurut Herri, erat kaitan dengan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). Kota Medan sendiri saat ini, sudah darurat narkoba. “Untuk itu kitalah yang harus menjaga keluarga dan wilayah kita. Jangan sampai generasi kita hancur karena narkoba. Bapak dan ibu sekalian tidak mau anaknya terlibat narkoba kan?” lanjut Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan itu.

Herri mengajak para orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab keluarga merupakan landasan setiap prilaku anak, juga sebagai tameng menghadapi pengaruh lingkungan dan pertemanan di luar rumah. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli. Maka dari itu peran orang tua sangat penting di sini. Pendidikan agama di Medan Helvetia harus diutamakan. Kalau anak-anak kita pintar, pandai baca Alquran dan rajin salat maka mereka tidak akan mau lagi main game di handphone,” imbaunya.

Ia juga meminta agar tak bosan-bosannya mengajukan dan mengusulkan ide untuk daerah masing-masing. Walaupun anggaran terbatas, karena Rp5,8 triliun dibagi dua menjadi sekitar Rp2,8 triliun untuk pembangunan di 21 Kecamatan. “Karena di Belawan itu juga cukup parah pembangunan jalannya. Kalau tidak bisa terealisasi, kami akan perjuangkan anggaran berikutnya,” ujarnya.

Berbagai aspirasi disampaikan masyarakat di kecamatan itu, seperti banjir, penerangan lampu jalan, jalan berlobang, pelayanan publik dan lainnya. “Untuk itu perlunya ada reses ini. Kami ingin masukan dan aspirasi masyarakat, terkhusus di Medan Helvetia. Harus kita jaga bersama sebagai wujud moto kota ini, ‘Medan Rumah Kita’ yang jadi program andalan Wali Kota Medan,” kata Herri. (prn/ila)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/