27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Pengusaha Sukses DL Sitorus Wafat di Kursi 8 GA 188

Foto: Istimewa
Pengusaha sukses asal Sumut, DL Sitorus, meninggal di di atas pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 188, sesaat setelah boarding tujuan Jakarta-Medan, Rabu (3/8) pukul 14.15 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar meninggalnya pengusaha Darianus Lungguk Sitorus alias DL Sitorus, cukup menghebohkan Sumatera Utara. Raja Perkebunan itu meninggal dunia di atas pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 188, sesaat setelah boarding tujuan Jakarta-Medan, Rabu (3/8) pukul  14.15 WIB.

Berita duka ini diterima awak media dari anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan sekira pukul 15.15 WIB. “DL Sitorus meninggal dunia di pesawat GA 188 setelah boarding,” kata politisi PDI Perjuangan ini melalui pesan singkat, Kamis (3/8).

Sementara Anggota DPRD Sumut lainnya, Astrayudha Bangun mengaku kebetulan berada satu pesawat dengan DL Sitorus saat hendak bertolak dari Jakarta ke Kota Medan. Menurutnya, sesaat sebelum take off, ada pengumuman dari pramugari yang menanyakan keberadaan dokter, apakah ada di dalam pesawat.

“Kemudian ada penumpang yang maju ke depan kursi penumpang Nomor 8 yang diduduki almarhum, dan dilihat sudah meninggal. Bahkan ada 3 sampai 4 orang yang periksa nadinya, sudah tidak bedenyut. Tangan sudah pucat dan kaku,” kata politisi Partai Gerindra ini ketika dihubungi, kemarin.

Astrayudha yang duduk di kursi penumpang nomor 31 dekat pintu emergency mengungkapkan, ia bersama Washington Pane, mantan anggota DPRD Sumut periode 2009-2014 langsung maju ke depan untuk mengetahui apa yang terjadi pada DL Sitorus.

“Dan Washington lah yang menemani almarhum diturunkan dari pesawat menuju rumah sakit terdekat dan membawakan tas-tas DL Sitorus. Kalau aku tetap di pesawat dan keberangkatan ke Medan di delay selama 2 jam,” ungkapnya.

Sebelumnya, kata anggota Komisi A DPRD Sumut ini, ia bersama Washington Pane sempat mengobrol santai bersama DL Sitorus di ruang tunggu selama 15 menit sebelum masuk ke dalam pesawat. Karena almarhum pakai kursi roda, maka ia yang tanpa ditemani siapapun masuk duluan dan duduk di kursi penumpang di ruang bisnis. “Kemudian kami masuk juga. Saat itu kursi penumpang masih banyak yang kosong. Kami juga masih menyapa dia dan bilang kami duduk di belakang,” bebernya.

Dia pun mengaku turut berduka atas meninggalnya pengusaha sukses asal Sumut ini. Bahkan dirinya mengaku sangat kehilangan.

Sihar Sitorus, anak DL Sitorus menyebutkan, keluarga berencana menguburkan jasad ayahnya itu di Parsambilan, Tobasa. Namun dia mengatakan, hal itu masih menunggu keputusan dari raja-raja adat di sana.

“Saat ini mendiang bapak masih di Jakarta, dalam proses formalin. Kemungkinan akan dikubur di kampung, Parsambilan. Kapan waktunya, masih menunggu keputusan raja-raja adat di sana,” kata Sihar, kepada Sumut Pos, Kamis (3/8) malam.

Menurutnya, ayahnya meninggal karena serangan penyakit jantung mendadak. Penyakit itu sendiri memang sudah lama diidap pemilik PT Torganda ini. “Memang sudah lama bapak sakit, ada beberapa tahun ini. Ya kami semua keluarga tentunya shock tapi mungkin ini jalan terbaik yang diberikan Tuhan, ya,” pungkas Sihar. (jpg/bbs/dik)

Foto: Istimewa
Pengusaha sukses asal Sumut, DL Sitorus, meninggal di di atas pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 188, sesaat setelah boarding tujuan Jakarta-Medan, Rabu (3/8) pukul 14.15 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar meninggalnya pengusaha Darianus Lungguk Sitorus alias DL Sitorus, cukup menghebohkan Sumatera Utara. Raja Perkebunan itu meninggal dunia di atas pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 188, sesaat setelah boarding tujuan Jakarta-Medan, Rabu (3/8) pukul  14.15 WIB.

Berita duka ini diterima awak media dari anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan sekira pukul 15.15 WIB. “DL Sitorus meninggal dunia di pesawat GA 188 setelah boarding,” kata politisi PDI Perjuangan ini melalui pesan singkat, Kamis (3/8).

Sementara Anggota DPRD Sumut lainnya, Astrayudha Bangun mengaku kebetulan berada satu pesawat dengan DL Sitorus saat hendak bertolak dari Jakarta ke Kota Medan. Menurutnya, sesaat sebelum take off, ada pengumuman dari pramugari yang menanyakan keberadaan dokter, apakah ada di dalam pesawat.

“Kemudian ada penumpang yang maju ke depan kursi penumpang Nomor 8 yang diduduki almarhum, dan dilihat sudah meninggal. Bahkan ada 3 sampai 4 orang yang periksa nadinya, sudah tidak bedenyut. Tangan sudah pucat dan kaku,” kata politisi Partai Gerindra ini ketika dihubungi, kemarin.

Astrayudha yang duduk di kursi penumpang nomor 31 dekat pintu emergency mengungkapkan, ia bersama Washington Pane, mantan anggota DPRD Sumut periode 2009-2014 langsung maju ke depan untuk mengetahui apa yang terjadi pada DL Sitorus.

“Dan Washington lah yang menemani almarhum diturunkan dari pesawat menuju rumah sakit terdekat dan membawakan tas-tas DL Sitorus. Kalau aku tetap di pesawat dan keberangkatan ke Medan di delay selama 2 jam,” ungkapnya.

Sebelumnya, kata anggota Komisi A DPRD Sumut ini, ia bersama Washington Pane sempat mengobrol santai bersama DL Sitorus di ruang tunggu selama 15 menit sebelum masuk ke dalam pesawat. Karena almarhum pakai kursi roda, maka ia yang tanpa ditemani siapapun masuk duluan dan duduk di kursi penumpang di ruang bisnis. “Kemudian kami masuk juga. Saat itu kursi penumpang masih banyak yang kosong. Kami juga masih menyapa dia dan bilang kami duduk di belakang,” bebernya.

Dia pun mengaku turut berduka atas meninggalnya pengusaha sukses asal Sumut ini. Bahkan dirinya mengaku sangat kehilangan.

Sihar Sitorus, anak DL Sitorus menyebutkan, keluarga berencana menguburkan jasad ayahnya itu di Parsambilan, Tobasa. Namun dia mengatakan, hal itu masih menunggu keputusan dari raja-raja adat di sana.

“Saat ini mendiang bapak masih di Jakarta, dalam proses formalin. Kemungkinan akan dikubur di kampung, Parsambilan. Kapan waktunya, masih menunggu keputusan raja-raja adat di sana,” kata Sihar, kepada Sumut Pos, Kamis (3/8) malam.

Menurutnya, ayahnya meninggal karena serangan penyakit jantung mendadak. Penyakit itu sendiri memang sudah lama diidap pemilik PT Torganda ini. “Memang sudah lama bapak sakit, ada beberapa tahun ini. Ya kami semua keluarga tentunya shock tapi mungkin ini jalan terbaik yang diberikan Tuhan, ya,” pungkas Sihar. (jpg/bbs/dik)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/