25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hanyut di Amplas, jadi Mayat di Percut

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos Ayah Muhammad Aditya menangis di pekuburan muslim Harjosari, sesaat setelah putranya dikebumikan. Adit tewas setelah hanyut di aliran Sungai Mangga di Jalan Garu III, Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, Minggu (2/10) sore.
Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Ayah Muhammad Aditya menangis di pekuburan muslim Harjosari, sesaat setelah putranya dikebumikan. Adit tewas setelah hanyut di aliran Sungai Mangga di Jalan Garu III, Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, Minggu (2/10) sore.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga Bagan Percut digemparkan oleh temuan mayat bocah laki-laki yang ngapung di aliran sungai, Senin (3/10), pukul 07.00 WIB. Belakangan terungkap, ternyata korban bernama Muhammad Aditya (9).

Bocah yang akrab dipanggil Adit ini merupakan warga Jalan Garu V, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas. Sebelumnya, dia dinyatakan hilang usai hanyut dari aliran Sungai Mangga di Jalan Garu III, Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, Minggu (2/10) pukul 17.00 WIB. Sebelum hilang, korban bermain sambil mencari ikan bersama 8 temannya di pinggir aliran sungai tak jauh dari kediamannya.

Saat asyik mencari ikan itulah, korban dan seorang temannya terpeleset hingga tercebur ke sungai dan langsung terbawa arus. Teman-teman korban yang melihat sempat berusaha menyelamatkan keduanya. Namun, hanya satu orang yang berhasil mereka tarik dari sungai. Sedang Aditya hilang terbawa arus sungai yang deras lantaran air naik.

Karena tak lagi melihat Aditya di lokasi, mereka pun memberitahukan kejadian itu pada pihak keluarga korban dan diteruskan ke kepolisian dan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan. Tim langsung diturunkan menyisir aliran sungai mulai dari dilaporkan hilang pukul 17.00 WIB, hingga malam hari. Namun, hasilnya nihil. Hingga akhirnya, jasad korban ditemukan warga ngapung di Dusun 15, Bagan Percut.

Saat ditemukan, korban tanpa mengenakan pakaian atau telanjang bulat. Dari kondisi fisik korban, terlihat tubuh kaku memutih dengan terdapat bekas luka di bahagian wajah (kening) yang diduga akibat benturan batu saat hanyut. Temuan itu cepat tersiar ke seluruh warga hingga dilaporkan kepada pihak desa setempat lalu dikordinasikan ke pihak kepolisian hingga dijemput orangtuanya bernama Hasan Basri Tanjung (35).

Selanjutnya keluarga korban dibantu pihak kepolisian dan tim BPBD Kota Medan membawa jasad korban ke rumah duka di Jalan Garu VI, Gang Merpati, Kecamatan Medan Amplas.”Jasad bocah itu ditemukan warga sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah kita koordinasikan temuan tersebut, jasad korban langsung dibawa keluarganya,” ujar Anwar, Kepala Desa Percut.

Sementara Udin, warga yang pertama kali melihat jenazah bocah tersebut sempat tak yakin bahwa itu mayat manusia. Namun karena melihat perut korban, ia lalu percaya dan memberitahukan kepada warga lain. “Ia terapung dan perutnya ke atas. Kami mengangkatnya ke pinggir sungai pakai tali,” ujarnya.

Akibat penemuan mayat tersebut, arus lalu lintas sempat macet total, karena saat itu jam sibuk. Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Lesman Zendrato saat dikonfirmasi membenarkan penemuan mayat itu. “Keluarga tak keberatan dan tak mau dilakukan otposi,” ujarnya.

Sebelum dikebumikan di Perkuburan Muslim Kelurahan Harjosari I/II, suasana haru di rumah duka. Tak terkecuali sang ayah, Herman Basri (45). “Saya tidak percaya kalau Adit bisa pergi secepat ini. Padahal baru minggu semalam kami memperbaiki sepeda bersama. Dan saya sudah berjanji di hadapan nisan istri saya beberapa tahun lalu untuk menjaganya. Tapi saya gagal,” ujar Herman sambil terisak.

Menurut penuturan warga, Adit adalah seorang anak yang baik dan rendah hati.

“Bagaimana pun kami sekeluarga benar-benar sedih dengan kepergian Adit. Ia adalah anak yang baik.” tutur Imay (39), bibi Adit. Bahkan sampai setelah prosesi pemakaman Adit selesai, suasana haru masih lekat terasa di antara keluarga Adit. (sor/cr-20/deo/rbb)

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos Ayah Muhammad Aditya menangis di pekuburan muslim Harjosari, sesaat setelah putranya dikebumikan. Adit tewas setelah hanyut di aliran Sungai Mangga di Jalan Garu III, Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, Minggu (2/10) sore.
Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Ayah Muhammad Aditya menangis di pekuburan muslim Harjosari, sesaat setelah putranya dikebumikan. Adit tewas setelah hanyut di aliran Sungai Mangga di Jalan Garu III, Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, Minggu (2/10) sore.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga Bagan Percut digemparkan oleh temuan mayat bocah laki-laki yang ngapung di aliran sungai, Senin (3/10), pukul 07.00 WIB. Belakangan terungkap, ternyata korban bernama Muhammad Aditya (9).

Bocah yang akrab dipanggil Adit ini merupakan warga Jalan Garu V, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas. Sebelumnya, dia dinyatakan hilang usai hanyut dari aliran Sungai Mangga di Jalan Garu III, Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, Minggu (2/10) pukul 17.00 WIB. Sebelum hilang, korban bermain sambil mencari ikan bersama 8 temannya di pinggir aliran sungai tak jauh dari kediamannya.

Saat asyik mencari ikan itulah, korban dan seorang temannya terpeleset hingga tercebur ke sungai dan langsung terbawa arus. Teman-teman korban yang melihat sempat berusaha menyelamatkan keduanya. Namun, hanya satu orang yang berhasil mereka tarik dari sungai. Sedang Aditya hilang terbawa arus sungai yang deras lantaran air naik.

Karena tak lagi melihat Aditya di lokasi, mereka pun memberitahukan kejadian itu pada pihak keluarga korban dan diteruskan ke kepolisian dan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan. Tim langsung diturunkan menyisir aliran sungai mulai dari dilaporkan hilang pukul 17.00 WIB, hingga malam hari. Namun, hasilnya nihil. Hingga akhirnya, jasad korban ditemukan warga ngapung di Dusun 15, Bagan Percut.

Saat ditemukan, korban tanpa mengenakan pakaian atau telanjang bulat. Dari kondisi fisik korban, terlihat tubuh kaku memutih dengan terdapat bekas luka di bahagian wajah (kening) yang diduga akibat benturan batu saat hanyut. Temuan itu cepat tersiar ke seluruh warga hingga dilaporkan kepada pihak desa setempat lalu dikordinasikan ke pihak kepolisian hingga dijemput orangtuanya bernama Hasan Basri Tanjung (35).

Selanjutnya keluarga korban dibantu pihak kepolisian dan tim BPBD Kota Medan membawa jasad korban ke rumah duka di Jalan Garu VI, Gang Merpati, Kecamatan Medan Amplas.”Jasad bocah itu ditemukan warga sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah kita koordinasikan temuan tersebut, jasad korban langsung dibawa keluarganya,” ujar Anwar, Kepala Desa Percut.

Sementara Udin, warga yang pertama kali melihat jenazah bocah tersebut sempat tak yakin bahwa itu mayat manusia. Namun karena melihat perut korban, ia lalu percaya dan memberitahukan kepada warga lain. “Ia terapung dan perutnya ke atas. Kami mengangkatnya ke pinggir sungai pakai tali,” ujarnya.

Akibat penemuan mayat tersebut, arus lalu lintas sempat macet total, karena saat itu jam sibuk. Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Lesman Zendrato saat dikonfirmasi membenarkan penemuan mayat itu. “Keluarga tak keberatan dan tak mau dilakukan otposi,” ujarnya.

Sebelum dikebumikan di Perkuburan Muslim Kelurahan Harjosari I/II, suasana haru di rumah duka. Tak terkecuali sang ayah, Herman Basri (45). “Saya tidak percaya kalau Adit bisa pergi secepat ini. Padahal baru minggu semalam kami memperbaiki sepeda bersama. Dan saya sudah berjanji di hadapan nisan istri saya beberapa tahun lalu untuk menjaganya. Tapi saya gagal,” ujar Herman sambil terisak.

Menurut penuturan warga, Adit adalah seorang anak yang baik dan rendah hati.

“Bagaimana pun kami sekeluarga benar-benar sedih dengan kepergian Adit. Ia adalah anak yang baik.” tutur Imay (39), bibi Adit. Bahkan sampai setelah prosesi pemakaman Adit selesai, suasana haru masih lekat terasa di antara keluarga Adit. (sor/cr-20/deo/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/