26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Kemenkumham Periksa Sipir dan Kepala Rutan Pancurbatu

Foto: Gibson/PM Suasana di Rutan Pancurbatu pasca kaburnya 14 tahanan, Minggu (1/11/2015).
Foto: Gibson/PM
Suasana di Rutan Pancurbatu pasca kaburnya 14 tahanan, Minggu (1/11/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkuham) wilayah Sumut membentuk tim investigasi untuk melakukan penyidikan atas kaburnya 15 tahanan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Pancur Batu, Deliserdang, Minggu (1/11) lalu.

“Tim sudah dibentuk. Pada hari ini (kemarin, Red) tim sudah bekerja untuk melakukan identifikasi kaburnya tahanan Rutan Pancurbatu,” kata Josua Ginting, Humas Kemenkuham wilayah Sumut, kepada Sumut Pos, Selasa (3/11) siang.

Dia menyebutkan tim akan melakukan identifikasi dari awal kejadian hingga dampak dari peristiwa tersebut. “Semua akan ketahuan dari penyelidikan tim,” jelasnya.

Tim investigasi berencana memeriksa sejumlah saksi, termasuk memeriksa Jefry, petugas sipir yang mengalami penganiyaan. Dalam kronologis lapangan disebutkan, setelah menganiaya Jefry, para tahanan merampas kunci gerbang rutan untuk melarikan diri.

“Kami sudah mencari informasi secara rinci. Selain Jefri, tim juga akan memeriksa Kepala Rutan dan petugas sipir lainnya. Jika selesai akan ketahuan penyebab kejadian tersebut,” paparnya.

Selain membentuk tim investigasi, Kemenkuham Sumut juga sudah melaporkan dan berkordinasi dengan Kemenkuham RI di Jakarta.

Josua mengakui hingga saat ini, belum ada perkembangan dalam proses pengejaran dan penangkapan 14 napi yang masih kabur itu.

“Hingga siang ini (kemarin, Red), belum ada perkembangan. Apakah sudah ada tertangkap atau belum, kami juga belum terima laporan kepolisian,” bebernya.

Disinggung dua faktor penyebab kaburnya 14 tahan di Rutan Pancur Batu, yakni kelebihan kapasitas dan minimnya petugas sipir, Josua mengakuinya. Hanya saja pihaknya tak bisa berbuat apa-apa karena kebijakan dan kewenangan pengembangan Rutan dan Lapas ada di Jakarta.

“Bukan di Sumut saja, rutan dan lapas over kapasitas dan minimnya petugas sipir, di provinsi lain juga. Sampai saat ini belum ada penambahan pegawai. Lapas dan Rutan bekerja seadanya,” ujar Josua sembari mengingatkan Rutan yang dihuni 483 tahanan dijaga lima sipir.

“Memang jauh dari standar operasi prosedur yang ditetapkan. Rasio idealnya satu sipir menjaga enam tahanan atau narapidana,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, 15 wargabinaan yang menghuni Cabang Rumah Tahanan Negara (Rutan) Pancur Batu, Deliserdang, melarikan diri, Minggu (1/11) pagi, sekitar pukul 08.45 WIB. Mereka melarikan diri dengan cara memukuli petugas sipir yang sedang bertugas dan merampas kunci. (gus)

Foto: Gibson/PM Suasana di Rutan Pancurbatu pasca kaburnya 14 tahanan, Minggu (1/11/2015).
Foto: Gibson/PM
Suasana di Rutan Pancurbatu pasca kaburnya 14 tahanan, Minggu (1/11/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkuham) wilayah Sumut membentuk tim investigasi untuk melakukan penyidikan atas kaburnya 15 tahanan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Pancur Batu, Deliserdang, Minggu (1/11) lalu.

“Tim sudah dibentuk. Pada hari ini (kemarin, Red) tim sudah bekerja untuk melakukan identifikasi kaburnya tahanan Rutan Pancurbatu,” kata Josua Ginting, Humas Kemenkuham wilayah Sumut, kepada Sumut Pos, Selasa (3/11) siang.

Dia menyebutkan tim akan melakukan identifikasi dari awal kejadian hingga dampak dari peristiwa tersebut. “Semua akan ketahuan dari penyelidikan tim,” jelasnya.

Tim investigasi berencana memeriksa sejumlah saksi, termasuk memeriksa Jefry, petugas sipir yang mengalami penganiyaan. Dalam kronologis lapangan disebutkan, setelah menganiaya Jefry, para tahanan merampas kunci gerbang rutan untuk melarikan diri.

“Kami sudah mencari informasi secara rinci. Selain Jefri, tim juga akan memeriksa Kepala Rutan dan petugas sipir lainnya. Jika selesai akan ketahuan penyebab kejadian tersebut,” paparnya.

Selain membentuk tim investigasi, Kemenkuham Sumut juga sudah melaporkan dan berkordinasi dengan Kemenkuham RI di Jakarta.

Josua mengakui hingga saat ini, belum ada perkembangan dalam proses pengejaran dan penangkapan 14 napi yang masih kabur itu.

“Hingga siang ini (kemarin, Red), belum ada perkembangan. Apakah sudah ada tertangkap atau belum, kami juga belum terima laporan kepolisian,” bebernya.

Disinggung dua faktor penyebab kaburnya 14 tahan di Rutan Pancur Batu, yakni kelebihan kapasitas dan minimnya petugas sipir, Josua mengakuinya. Hanya saja pihaknya tak bisa berbuat apa-apa karena kebijakan dan kewenangan pengembangan Rutan dan Lapas ada di Jakarta.

“Bukan di Sumut saja, rutan dan lapas over kapasitas dan minimnya petugas sipir, di provinsi lain juga. Sampai saat ini belum ada penambahan pegawai. Lapas dan Rutan bekerja seadanya,” ujar Josua sembari mengingatkan Rutan yang dihuni 483 tahanan dijaga lima sipir.

“Memang jauh dari standar operasi prosedur yang ditetapkan. Rasio idealnya satu sipir menjaga enam tahanan atau narapidana,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, 15 wargabinaan yang menghuni Cabang Rumah Tahanan Negara (Rutan) Pancur Batu, Deliserdang, melarikan diri, Minggu (1/11) pagi, sekitar pukul 08.45 WIB. Mereka melarikan diri dengan cara memukuli petugas sipir yang sedang bertugas dan merampas kunci. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/