25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

11 Jam, Warga Tebingtinggi Begadang Awasi Banjir

Foto: Sofian/Sumut Pos
BANJIR: Banjir kiriman lewat Sungai Padang, merendam kawasan lingkungan 1 dan 2 Kelurahan Bandar Utama Kecamatan Tebingtinggi Kota, Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara, Kamis (4/1/2017).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Hujan deras yang mengguyur daerah hulu Sungai Padang di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengirimkan banjir kiriman ke Kota Tebingtinggi. Diperkirakan, sekitar 1.500 rumah terendam banjir di empat kecamatan di Kota Tebingtinggi, mulai Rabu (3/1) malam hingga Kamis (4/1) pagi. Banjir menyebabkan warga begadang mengawasi banjir hingga 11 jam.

Kepala BPBD Kota Tebingtinggi, Wahid Sitorus, mengatakan banjir kiriman mulai merendam rumah warga di empat kecamatan, hingga kedalaman 50 centimeter. Kondisi terparah berada di lingkungan 1, 2 dan 3 Kelurahan Bandar Utama Kecamatan Tebingtinggi Kota.

“Sampai saat ini kami masih mengumpulkan data korban banjir di Kota Tebingtinggi dari pihak Kelurahan. Ada 1.500 rumah warga yang terendam banjir kiriman selama hampir 11 jam. Sampai saat ini belum ada laporan tentang korban jiwa,” kata Wahid.

Pihak BPBD Kota Tebingtinggi dan Tim SAR Regu Tagana terus melakukan pemantauan kondisi air sungai Padang. Tinggi air terus mengalami penurunan, dan BPBD berharap air sungai benar-benar surut pada sore hari. “Warga yang tinggal di bantaran Sungai Padang, diharapkan agar terus berhati hati dan jangan terlena. Karena bila wilayah hulu sungai masih diguyur hujan, banjir kiriman masih bisa terjadi,” katanya.

Salah seorang warga Kelurahan Bandar Utama Kota Tebingtinggi, Norman (52) mengatakan, air sungai Padang mulai naik pada Rabu malam sekira pukul 21.00 WIB, dan baru surut pada pukul 08.00 WIB Kamis pagi. “Kami sudah memprediksi banjir kiriman akan sampai di Kota Tebingtinggi, karena sejak Rabu sore, warga masyarakat menerima informasi ada banjir kiriman di lokasi wisata pemandian Batu Nonggol di Kecamatan Sipispis Kabupaten Sergai. Malam itu, kami begadang mengamankan barang barang ke tempat yang lebih tinggi, dan terus berjaga kalau-kalau perlu mengungsi,” jelasnya.

Boiman (65) warga Lingkungan II Kelurahan Bandar Utama Kota Tebingtinggi, berharap Pemerintah Kota Tebingtinggi melakukan normalisasi Sungai Padang. Caranya dengan mengorek Sungai Padang yang sudah ratusan tahun belum pernah dikorek. “Bila Sungai Padang dikorek, kemungkinan debit air sungai bisa menampung air lebih banyak lagi, dan banjir seperti ini tidak akan terjadi,” jelas Boiman.

Foto: Sofian/Sumut Pos
BANJIR: Banjir kiriman lewat Sungai Padang, merendam kawasan lingkungan 1 dan 2 Kelurahan Bandar Utama Kecamatan Tebingtinggi Kota, Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara, Kamis (4/1/2017).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Hujan deras yang mengguyur daerah hulu Sungai Padang di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengirimkan banjir kiriman ke Kota Tebingtinggi. Diperkirakan, sekitar 1.500 rumah terendam banjir di empat kecamatan di Kota Tebingtinggi, mulai Rabu (3/1) malam hingga Kamis (4/1) pagi. Banjir menyebabkan warga begadang mengawasi banjir hingga 11 jam.

Kepala BPBD Kota Tebingtinggi, Wahid Sitorus, mengatakan banjir kiriman mulai merendam rumah warga di empat kecamatan, hingga kedalaman 50 centimeter. Kondisi terparah berada di lingkungan 1, 2 dan 3 Kelurahan Bandar Utama Kecamatan Tebingtinggi Kota.

“Sampai saat ini kami masih mengumpulkan data korban banjir di Kota Tebingtinggi dari pihak Kelurahan. Ada 1.500 rumah warga yang terendam banjir kiriman selama hampir 11 jam. Sampai saat ini belum ada laporan tentang korban jiwa,” kata Wahid.

Pihak BPBD Kota Tebingtinggi dan Tim SAR Regu Tagana terus melakukan pemantauan kondisi air sungai Padang. Tinggi air terus mengalami penurunan, dan BPBD berharap air sungai benar-benar surut pada sore hari. “Warga yang tinggal di bantaran Sungai Padang, diharapkan agar terus berhati hati dan jangan terlena. Karena bila wilayah hulu sungai masih diguyur hujan, banjir kiriman masih bisa terjadi,” katanya.

Salah seorang warga Kelurahan Bandar Utama Kota Tebingtinggi, Norman (52) mengatakan, air sungai Padang mulai naik pada Rabu malam sekira pukul 21.00 WIB, dan baru surut pada pukul 08.00 WIB Kamis pagi. “Kami sudah memprediksi banjir kiriman akan sampai di Kota Tebingtinggi, karena sejak Rabu sore, warga masyarakat menerima informasi ada banjir kiriman di lokasi wisata pemandian Batu Nonggol di Kecamatan Sipispis Kabupaten Sergai. Malam itu, kami begadang mengamankan barang barang ke tempat yang lebih tinggi, dan terus berjaga kalau-kalau perlu mengungsi,” jelasnya.

Boiman (65) warga Lingkungan II Kelurahan Bandar Utama Kota Tebingtinggi, berharap Pemerintah Kota Tebingtinggi melakukan normalisasi Sungai Padang. Caranya dengan mengorek Sungai Padang yang sudah ratusan tahun belum pernah dikorek. “Bila Sungai Padang dikorek, kemungkinan debit air sungai bisa menampung air lebih banyak lagi, dan banjir seperti ini tidak akan terjadi,” jelas Boiman.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/