28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Pengungsi Rohingya Kesulitan Air Bersih

LABUHAN DELI, SUMUTPOS.CO- Para pengungsi Rohingnya yang terdampar di Pantai Mercusuar, Dusun XV, Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, pada Minggu lalu kesulitan mendapatkan air bersih.

Protection Associate United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Oktina Hafanti, mengatakan kondisi di sana bisa dibilang sangat memprihatinkan. Air bersih tidak ada, pasokan makanan harus dibantu dari desa-desa sekitar seperti Desa Kwala Besar, Langkat.

“Kemudian sumber air seperti sumur bor pun tidak ada, jadi kondisinya saat ini masih sangat memprihatinkan,” ucapnya.

Lanjut Oktina, jika pihaknya saat ini mencoba untuk berkoordinasi kepada pemerintah untuk mendapatkan bantuan kepada para pengungsi Rohingya.

“Kami memohon kepada pemerintah untuk sesegera mungkin dan setidaknya mendapatkan akses bantuan kepada mereka itu bisa cepat,” ujarnya.

Kemudian, Oktina mengatakan bahwa pihaknya sudah berada di lokasi pengungsian sejak hari pertama. Ia juga bersyukur pihak pemerintah turut menolong para pengungsi.

“Kami dari UNHCR sudah ada sejak hari pertama UNHCR sudah ada di tempat dan kami juga support makanan, Alhamdulillah dibantu oleh Pemkab Deliserdang dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, jadi memang kita ikut saja dengan pemerintah,” ucapnya.

Oktina menyebut, bahwa saat ini tercatat ada 83 pengungsi yang sudah memiliki kartu UNHCR. Namun, pihaknya akan melakukan pendataan lanjutan terhadap para pengungsi.

“Dari data kami yang sudah ada kartu itu 83 orang, tapi tentu saja harus kami registrasi sedetail mungkin cuma karena keterbatasan akses kesana, maka kita melakukan Pre-registrasi dulu nanti kami akan segera melakukan registrasi lanjutan,” ucapnya. (mag-1/ram)

LABUHAN DELI, SUMUTPOS.CO- Para pengungsi Rohingnya yang terdampar di Pantai Mercusuar, Dusun XV, Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, pada Minggu lalu kesulitan mendapatkan air bersih.

Protection Associate United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Oktina Hafanti, mengatakan kondisi di sana bisa dibilang sangat memprihatinkan. Air bersih tidak ada, pasokan makanan harus dibantu dari desa-desa sekitar seperti Desa Kwala Besar, Langkat.

“Kemudian sumber air seperti sumur bor pun tidak ada, jadi kondisinya saat ini masih sangat memprihatinkan,” ucapnya.

Lanjut Oktina, jika pihaknya saat ini mencoba untuk berkoordinasi kepada pemerintah untuk mendapatkan bantuan kepada para pengungsi Rohingya.

“Kami memohon kepada pemerintah untuk sesegera mungkin dan setidaknya mendapatkan akses bantuan kepada mereka itu bisa cepat,” ujarnya.

Kemudian, Oktina mengatakan bahwa pihaknya sudah berada di lokasi pengungsian sejak hari pertama. Ia juga bersyukur pihak pemerintah turut menolong para pengungsi.

“Kami dari UNHCR sudah ada sejak hari pertama UNHCR sudah ada di tempat dan kami juga support makanan, Alhamdulillah dibantu oleh Pemkab Deliserdang dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, jadi memang kita ikut saja dengan pemerintah,” ucapnya.

Oktina menyebut, bahwa saat ini tercatat ada 83 pengungsi yang sudah memiliki kartu UNHCR. Namun, pihaknya akan melakukan pendataan lanjutan terhadap para pengungsi.

“Dari data kami yang sudah ada kartu itu 83 orang, tapi tentu saja harus kami registrasi sedetail mungkin cuma karena keterbatasan akses kesana, maka kita melakukan Pre-registrasi dulu nanti kami akan segera melakukan registrasi lanjutan,” ucapnya. (mag-1/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/