27.8 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Kadinkes Sumut Jamin Stok Anti Difteri Serum Aman

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, Agustama.

SUMUTPOS.CO – Tiga hari belakangan jagat maya dihebohkan soal kekosongan Anti Difteri Serum (ADS) di Rumah Sakit Umum Adam Malik, Medan. Hal itu terungkap setelah Togu Simorangkir orangtua dari pasien terduga penyakit difteri, kalang kabut lantaran rumahsakit Tipe A itu tak memiliki serumnya.

Alhasil, setelah meminta bantuan dari sejumlah kerabat melalui postingan di media sosial, kabarnya ADS yang diperlukan untuk anaknya didapat dari kerabatnya di Jakarta yang mengambil serum ADS itu dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes).

Menanggapi soal kekosongan ADS, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut Agustama punya jawaban dan alasannya. Menurutnya, tidak tersedianya stok ADS di RS Adam Malik lantaran serum itu memiliki masa expired. ADS itu dikeluarkan Kemenkes setelah ada permintaan dari rumahsakit melalui dinas kesehatan.

“Jadi sifatnya ADS itu didatangkan dari Kemenkes setelah sudah jelas diagnosanya penderita difteri. Nah untuk kasus yang di rumahsakit kemarin itu kan masih gejala difteri. Begitupun kita sudah mendatangkan stok 10 ADS dari Kemenkes,” kata Agustama.

Saat ini terdata sudah 10 orang penderita Difteri yang dirawat di rumahsakit Adam Malik, tujuh diantaranya sudah dinyatakan sehat dan dipulangkan. Menurut Agustama, tujuh pasien yang dipulangkan itu ketika datang ke rumahsakit masih didiagnosa menderita gejala difteri.

“Jadi seperti yang saya katakana tadi, ADS didatangkan ketika sudah ditemukan kasus Difteri, kalau masih diagnosa gejala Difteri belum kita minta. Masa serum itu juga tidak lama, hanya kuranglebih 3 bulan saja,” katanya.

Agustama mengatakan, pihaknya kecewa soal pemberitaan yang cenderung menyudutkan pihaknya lantaran kekosongan ADS di Adam Malik.

“Kasus ini kan Kejadian Luar Biasa (KLB) mana mungkin kita main-main, nyawa manusia itu yang dipertaruhkan. Saya melihat terlalu berlebihan berita-berita yang naik di beberapa media itu, terkesan dipolitisir dan mengada-ada. Lagian kalau mau cari serum itu sendiri apa bisa, itu kan dari Kemenkes langsung, saya dengar katanya ada keluarga terduga difteri mengambil langsung ADS dari Jakarta ke Medan apa yang ngambil orang Kemenkes, kadang yang begini-gini terlalu berlebihan,” ungkap Agustama.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, Agustama.

SUMUTPOS.CO – Tiga hari belakangan jagat maya dihebohkan soal kekosongan Anti Difteri Serum (ADS) di Rumah Sakit Umum Adam Malik, Medan. Hal itu terungkap setelah Togu Simorangkir orangtua dari pasien terduga penyakit difteri, kalang kabut lantaran rumahsakit Tipe A itu tak memiliki serumnya.

Alhasil, setelah meminta bantuan dari sejumlah kerabat melalui postingan di media sosial, kabarnya ADS yang diperlukan untuk anaknya didapat dari kerabatnya di Jakarta yang mengambil serum ADS itu dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes).

Menanggapi soal kekosongan ADS, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut Agustama punya jawaban dan alasannya. Menurutnya, tidak tersedianya stok ADS di RS Adam Malik lantaran serum itu memiliki masa expired. ADS itu dikeluarkan Kemenkes setelah ada permintaan dari rumahsakit melalui dinas kesehatan.

“Jadi sifatnya ADS itu didatangkan dari Kemenkes setelah sudah jelas diagnosanya penderita difteri. Nah untuk kasus yang di rumahsakit kemarin itu kan masih gejala difteri. Begitupun kita sudah mendatangkan stok 10 ADS dari Kemenkes,” kata Agustama.

Saat ini terdata sudah 10 orang penderita Difteri yang dirawat di rumahsakit Adam Malik, tujuh diantaranya sudah dinyatakan sehat dan dipulangkan. Menurut Agustama, tujuh pasien yang dipulangkan itu ketika datang ke rumahsakit masih didiagnosa menderita gejala difteri.

“Jadi seperti yang saya katakana tadi, ADS didatangkan ketika sudah ditemukan kasus Difteri, kalau masih diagnosa gejala Difteri belum kita minta. Masa serum itu juga tidak lama, hanya kuranglebih 3 bulan saja,” katanya.

Agustama mengatakan, pihaknya kecewa soal pemberitaan yang cenderung menyudutkan pihaknya lantaran kekosongan ADS di Adam Malik.

“Kasus ini kan Kejadian Luar Biasa (KLB) mana mungkin kita main-main, nyawa manusia itu yang dipertaruhkan. Saya melihat terlalu berlebihan berita-berita yang naik di beberapa media itu, terkesan dipolitisir dan mengada-ada. Lagian kalau mau cari serum itu sendiri apa bisa, itu kan dari Kemenkes langsung, saya dengar katanya ada keluarga terduga difteri mengambil langsung ADS dari Jakarta ke Medan apa yang ngambil orang Kemenkes, kadang yang begini-gini terlalu berlebihan,” ungkap Agustama.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/