25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Tinggal di Gubuk Kumuh, Rendi sering Disuruh Ngemis

Bernhard mengatakan, keterangan dari mamak tuanya, Nurwati (40) anak dari kakek si bocah, membenarkan jika bocah tersebut memang dirantai karena nakal.

“Pengakuan dari mamak tuanya, memang sengaja dirantai karena bocah nakal. Saat ini mamak tuanya sudah kita boyong ke polsek untuk dimintai keterangan,” jelasnya.

Menurutnya, para tetangga pun sangat tak terima dengan perlakuan keluarga kepada bocah tersebut. “Kalau kata tetangga, ini merupakan gejala yang tak baik,” ucapnya.

Disinggung tentang pengakuan warga yang menyebut korban adalah hasil perkawinan sedarah, Bernhard mengaku belum bisa menanggapi hal tersebut. “Kalau itu kita belum bisa pastikan, itu tergantung hasil dari penyelidikan. Kalau diperlukan untuk ditingkatkan maka kita akan lakukan tes DNA. Memang kata tetangga seperti itu, namun kita tak bisa sembarangan, harus ada bukti,” tandasnya.

Foto: Rizky/PM Maniur Marbun Lumban Gaol , kakek yang merantai cucunya sendiri, dimintai keterangan di Polsek Medan Timur, Jumat (4/3/2016).
Foto: Rizky/PM
Maniur Marbun Lumban Gaol , kakek yang merantai cucunya sendiri, dimintai keterangan di Polsek Medan Timur, Jumat (4/3/2016).

SERING TIDUR DI JALAN
Tak tahan dengan perlakuan sang kakek terhadap Rendi dan ketiga adiknya yang masih kecil, warga Jalan Gurila, Gang Mustika, Kecamatan Medan Perjuangan meminta Pemko Medan segera mengadopsi ke empat bocah malang itu.

“Kami minta Pemko Medan segera mengadopsi ke empat anak itu. Kasihan kali mereka disiksa sama keluarganya di sini. Paling tidak, masukkan saja mereka ke panti asuhan, biar hidup mereka terjamin,” pinta Tuti Siregar (50), diamini warga lain.

Selama ini lanjut Tuti, dia dan warga sangat prihatin melihat kehidupan Rendi dan ketiga adiknya,yakni Mutiara (7), Selvia (3) dan Akim (1).

“Kadang-kadang mereka tidur di pinggir jalan, kadang tidur di depan rumah warga. Ayah ibunya ntah ke mana,” ungkapnya. Bahkan ibu 4 anak itu mengaku tak pernah melihat keluarga Rendi memasak. “Saya gak pernah melihat mereka masak, rumahnya saja gak layak dihuni, banyak barang-barang bekas, karena penghasilan mereka dari botot,” jelasnya.

Ibu berbadan tambun ini mengaku, selama ini warga yang kasihan dan iba sering memberi makanan kepada mereka. “Warga di sini sangat kasihan sama si Rendi dan adik-adiknya, makanya warga sering juga memberi makanan kepada mereka berempat,” ucapnya.

Karena itu, Tuti berharap pemerintah mau mengurus Rendi dan ketiga adiknya agar terhindar dari perlakuan kasar dari keluarganya. “Saya harap pemerintah mau mengadopsi mereka berempat, karena mereka masih kecil-kecil, masa depannya masih panjang,” harapnya.

(riz/deo)

Bernhard mengatakan, keterangan dari mamak tuanya, Nurwati (40) anak dari kakek si bocah, membenarkan jika bocah tersebut memang dirantai karena nakal.

“Pengakuan dari mamak tuanya, memang sengaja dirantai karena bocah nakal. Saat ini mamak tuanya sudah kita boyong ke polsek untuk dimintai keterangan,” jelasnya.

Menurutnya, para tetangga pun sangat tak terima dengan perlakuan keluarga kepada bocah tersebut. “Kalau kata tetangga, ini merupakan gejala yang tak baik,” ucapnya.

Disinggung tentang pengakuan warga yang menyebut korban adalah hasil perkawinan sedarah, Bernhard mengaku belum bisa menanggapi hal tersebut. “Kalau itu kita belum bisa pastikan, itu tergantung hasil dari penyelidikan. Kalau diperlukan untuk ditingkatkan maka kita akan lakukan tes DNA. Memang kata tetangga seperti itu, namun kita tak bisa sembarangan, harus ada bukti,” tandasnya.

Foto: Rizky/PM Maniur Marbun Lumban Gaol , kakek yang merantai cucunya sendiri, dimintai keterangan di Polsek Medan Timur, Jumat (4/3/2016).
Foto: Rizky/PM
Maniur Marbun Lumban Gaol , kakek yang merantai cucunya sendiri, dimintai keterangan di Polsek Medan Timur, Jumat (4/3/2016).

SERING TIDUR DI JALAN
Tak tahan dengan perlakuan sang kakek terhadap Rendi dan ketiga adiknya yang masih kecil, warga Jalan Gurila, Gang Mustika, Kecamatan Medan Perjuangan meminta Pemko Medan segera mengadopsi ke empat bocah malang itu.

“Kami minta Pemko Medan segera mengadopsi ke empat anak itu. Kasihan kali mereka disiksa sama keluarganya di sini. Paling tidak, masukkan saja mereka ke panti asuhan, biar hidup mereka terjamin,” pinta Tuti Siregar (50), diamini warga lain.

Selama ini lanjut Tuti, dia dan warga sangat prihatin melihat kehidupan Rendi dan ketiga adiknya,yakni Mutiara (7), Selvia (3) dan Akim (1).

“Kadang-kadang mereka tidur di pinggir jalan, kadang tidur di depan rumah warga. Ayah ibunya ntah ke mana,” ungkapnya. Bahkan ibu 4 anak itu mengaku tak pernah melihat keluarga Rendi memasak. “Saya gak pernah melihat mereka masak, rumahnya saja gak layak dihuni, banyak barang-barang bekas, karena penghasilan mereka dari botot,” jelasnya.

Ibu berbadan tambun ini mengaku, selama ini warga yang kasihan dan iba sering memberi makanan kepada mereka. “Warga di sini sangat kasihan sama si Rendi dan adik-adiknya, makanya warga sering juga memberi makanan kepada mereka berempat,” ucapnya.

Karena itu, Tuti berharap pemerintah mau mengurus Rendi dan ketiga adiknya agar terhindar dari perlakuan kasar dari keluarganya. “Saya harap pemerintah mau mengadopsi mereka berempat, karena mereka masih kecil-kecil, masa depannya masih panjang,” harapnya.

(riz/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/