31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Kapolri: Jaringan JAD Tersebar di Seluruh Indonesia

Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah atau JAD tersebar sangat luas. Bahkan, jaringan teror pimpinan Aman Abdurrahman itu ada di semua provinsi di Indonesia.

“Jadi, mereka (JAD) di semua provinsi terdapat sel. Ini perlu diwaspadai. Ada sel aktif dan ada juga tidak aktif,” ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/6).

Dia menyampaikan hal tersebut ke seluruh kapolda dalam video conference yang digelar pagi tadi. Dalam penyampaiannya, Tito meminta antara Polri dan TNI membuat satuan tugas khusus untuk menangkal jaringan itu jangan sampai beraksi.

“Satgas itu ada unsur penyelidikan, penyidikan dan penindakan serta berfungsi untuk membantu kerja Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri,” kata Tito.

Jenderal bintang empat ini tak mau peristiwa bom bunuh diri terhadap tiga gereja di Surabaya kembali terjadi.

“Belajar dari pengalaman kasus di Surabaya, sel yang sebetulnya sudah termonitor tapi kemudian tim bergerak ke yang lain yang sel aktif ternyata, sel yang tidak aktif ini justru melakukan aksi,” tandas orang nomor satu di Korps Bhayangkara ini. (mg1/jpnn)

Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah atau JAD tersebar sangat luas. Bahkan, jaringan teror pimpinan Aman Abdurrahman itu ada di semua provinsi di Indonesia.

“Jadi, mereka (JAD) di semua provinsi terdapat sel. Ini perlu diwaspadai. Ada sel aktif dan ada juga tidak aktif,” ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/6).

Dia menyampaikan hal tersebut ke seluruh kapolda dalam video conference yang digelar pagi tadi. Dalam penyampaiannya, Tito meminta antara Polri dan TNI membuat satuan tugas khusus untuk menangkal jaringan itu jangan sampai beraksi.

“Satgas itu ada unsur penyelidikan, penyidikan dan penindakan serta berfungsi untuk membantu kerja Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri,” kata Tito.

Jenderal bintang empat ini tak mau peristiwa bom bunuh diri terhadap tiga gereja di Surabaya kembali terjadi.

“Belajar dari pengalaman kasus di Surabaya, sel yang sebetulnya sudah termonitor tapi kemudian tim bergerak ke yang lain yang sel aktif ternyata, sel yang tidak aktif ini justru melakukan aksi,” tandas orang nomor satu di Korps Bhayangkara ini. (mg1/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/