25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Perawat RSUD Pirngadi Dilatih Komunikasi Efektif

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan diberikan pelatihan komunikasi efektif. Pelatihan bertujuan agar para perawat mampu memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien secara efektif.

LAYANI: Perawat di RSUD dr Pirngadi Medan saat melayani pasien yang datang ke rumah sakit pelat merah tersebut.

Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Peranginangin mengatakan, pelatihan ini sangat penting diberikan, karena pekerja rumah sakit terutama perawat, harus tahu cara memberikan informasi yang efektif. Sebab, terkadang dengan komunikasi yang tidak baik bisa membuat persepsi berbeda. Pelatihan tersebut juga bertujuan agar mereka mampu menjadi health edukator, paham cara dan proses melakukan edukasi di rumah sakit.

“Sebenarnya yang dikerjakan sudah benar namun karena komunikasi tidak pas, maka akan ada yang merasa dongkol dan tidak diperdulikan atau tidak dilayani. Jadi, inilah pentingnya pelatihan tersebut. Pelatihan ini juga untuk penyegaran para pekerja yang ada di rumah sakit ini,” ungkap Edison, Minggu (4/7).

Menurut Edison, melalui materi yang disampaikan, etika dalam kesehatan sangat penting. Kalau sudah beretika, dipastian tentunya perawat dan pekerja memiliki norma.

“Etika merupakan gambaran seseorang. Jika tidak beretika, maka dia sudah tidak memiliki norma. Sebaliknya, kalau sudah memiliki norma otomatis dalam menjalankan tugasnya dengan disiplin,” tuturnya.

Dia mengaku, para perawat dan pekerja sangat antusias mengikuti pelatihan, meskipun sebenarnya sudah mengetahui semua yang telah disampaikan sebelumnya. Kegiatan ini hanya satu cara mengingatkan kembali ilmu yang telah dimiliki mereka sebelumnya.

“Harapannya, tentu ke depan image RSUD dr Pirngadi menjadi lebih baik melalui cara berkomunikasi yang dilakukan oleh perawat dan pekerja kepada pasien maupun keluarga pasien,” harap Edison.

Kabag Umum RSUD dr Pirngadi Medan, Indah Kemala juga mengatakan, perawat harus bisa memberikan informasi yang baik kepada pasien sejak pasien masuk, dirawat hingga sembuh. Karena, dengan informasi yang baik tentang beban pasien akan menjadi lebih ringan.

“Jadi perawat harus bisa memberi informasi ke pasien tentang apa penyakitnya, obatnya dan juga apa yang harus dilakukan pasien. Ini bisa membantu pasien meskipun apa yang dilakukan perawat itu tidak sedetail yang dilakukan dokter,” jelas Indah, yang juga menjadi pemateri pelatihan tersebut.

Indah mengaku, memberikan materi tentang perfomance, di mana para perawat khususnya harus memiliki tampilan yang baik, segar, dan bahasa yang baik.

“Saya tekankan kepada para peserta, perawat itu harus berpenampilan yang baik, rapi, cantik dan indah. Ini penting agar pasien juga bisa cepat sembuh. Secara psikologi, seseorang yang bisa membereskan tubuhnya mulai bertata pakaian, bisa menjadi ukuran bahwasanya dia bisa merawat pasien. Merawat dirinya saja mampu apalagi merawat orang lain (pasien). Kami juga mengajarkan cara berkomunikasi dengan pasien dan pengunjung rumah sakit,” ujarnya.

Dia menuturkan, pelatihan ini tidak berhenti di situ, karena pihak rumah sakit telah membentuk tim evaluasi yang memonitor apa hasil kegiatan komunikasi efektif tersebut.

“Ada 2 ruangan contoh yakni ruangan IGD dan Asoka. Dan 2 ruangan itu menjadi pilot projects. Artinya, ada penilaian mulai tampilan, cara berbicara, dan lainnya, sehingga akan ada punishman dan reward,” kata Indah lagi.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya sebuah video yang menunjukkan keributan di satu rumah sakit Kota Medan viral di media sosial. Belakangan diketahui terjadi di RSUD dr Pirngadi Medan. Dalam video tersebut, terdengar suara seorang pria yang mengambil video memarahi petugas medis yang diduga lalai merawat ibunya yang sedang kritis. Dalam video berdurasi 56 detik tersebut, keluarga pasien menuduh perawat memberikan tabung oksigen kosong hingga sang ibu akhirnya meninggal dunia. Pasien masuk pada 19 Mei dengan diagnosa diabetes dan TB. Setelah melewati perawatan selama sepekan, pasien meninggal dunia pada 26 Mei malam.

Di samping itu, rumah sakit milik Pemko Medan ini, juga diterpa kabar viral di media sosial terkait tudingan diduga menetapkan diagnosis Covid-19 terhadap bayi perempuan bernama Khayra Hanifah Al Maghfirah. Namun, kabar tersebut dibantah pihak rumah sakit. (ris/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan diberikan pelatihan komunikasi efektif. Pelatihan bertujuan agar para perawat mampu memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien secara efektif.

LAYANI: Perawat di RSUD dr Pirngadi Medan saat melayani pasien yang datang ke rumah sakit pelat merah tersebut.

Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Peranginangin mengatakan, pelatihan ini sangat penting diberikan, karena pekerja rumah sakit terutama perawat, harus tahu cara memberikan informasi yang efektif. Sebab, terkadang dengan komunikasi yang tidak baik bisa membuat persepsi berbeda. Pelatihan tersebut juga bertujuan agar mereka mampu menjadi health edukator, paham cara dan proses melakukan edukasi di rumah sakit.

“Sebenarnya yang dikerjakan sudah benar namun karena komunikasi tidak pas, maka akan ada yang merasa dongkol dan tidak diperdulikan atau tidak dilayani. Jadi, inilah pentingnya pelatihan tersebut. Pelatihan ini juga untuk penyegaran para pekerja yang ada di rumah sakit ini,” ungkap Edison, Minggu (4/7).

Menurut Edison, melalui materi yang disampaikan, etika dalam kesehatan sangat penting. Kalau sudah beretika, dipastian tentunya perawat dan pekerja memiliki norma.

“Etika merupakan gambaran seseorang. Jika tidak beretika, maka dia sudah tidak memiliki norma. Sebaliknya, kalau sudah memiliki norma otomatis dalam menjalankan tugasnya dengan disiplin,” tuturnya.

Dia mengaku, para perawat dan pekerja sangat antusias mengikuti pelatihan, meskipun sebenarnya sudah mengetahui semua yang telah disampaikan sebelumnya. Kegiatan ini hanya satu cara mengingatkan kembali ilmu yang telah dimiliki mereka sebelumnya.

“Harapannya, tentu ke depan image RSUD dr Pirngadi menjadi lebih baik melalui cara berkomunikasi yang dilakukan oleh perawat dan pekerja kepada pasien maupun keluarga pasien,” harap Edison.

Kabag Umum RSUD dr Pirngadi Medan, Indah Kemala juga mengatakan, perawat harus bisa memberikan informasi yang baik kepada pasien sejak pasien masuk, dirawat hingga sembuh. Karena, dengan informasi yang baik tentang beban pasien akan menjadi lebih ringan.

“Jadi perawat harus bisa memberi informasi ke pasien tentang apa penyakitnya, obatnya dan juga apa yang harus dilakukan pasien. Ini bisa membantu pasien meskipun apa yang dilakukan perawat itu tidak sedetail yang dilakukan dokter,” jelas Indah, yang juga menjadi pemateri pelatihan tersebut.

Indah mengaku, memberikan materi tentang perfomance, di mana para perawat khususnya harus memiliki tampilan yang baik, segar, dan bahasa yang baik.

“Saya tekankan kepada para peserta, perawat itu harus berpenampilan yang baik, rapi, cantik dan indah. Ini penting agar pasien juga bisa cepat sembuh. Secara psikologi, seseorang yang bisa membereskan tubuhnya mulai bertata pakaian, bisa menjadi ukuran bahwasanya dia bisa merawat pasien. Merawat dirinya saja mampu apalagi merawat orang lain (pasien). Kami juga mengajarkan cara berkomunikasi dengan pasien dan pengunjung rumah sakit,” ujarnya.

Dia menuturkan, pelatihan ini tidak berhenti di situ, karena pihak rumah sakit telah membentuk tim evaluasi yang memonitor apa hasil kegiatan komunikasi efektif tersebut.

“Ada 2 ruangan contoh yakni ruangan IGD dan Asoka. Dan 2 ruangan itu menjadi pilot projects. Artinya, ada penilaian mulai tampilan, cara berbicara, dan lainnya, sehingga akan ada punishman dan reward,” kata Indah lagi.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya sebuah video yang menunjukkan keributan di satu rumah sakit Kota Medan viral di media sosial. Belakangan diketahui terjadi di RSUD dr Pirngadi Medan. Dalam video tersebut, terdengar suara seorang pria yang mengambil video memarahi petugas medis yang diduga lalai merawat ibunya yang sedang kritis. Dalam video berdurasi 56 detik tersebut, keluarga pasien menuduh perawat memberikan tabung oksigen kosong hingga sang ibu akhirnya meninggal dunia. Pasien masuk pada 19 Mei dengan diagnosa diabetes dan TB. Setelah melewati perawatan selama sepekan, pasien meninggal dunia pada 26 Mei malam.

Di samping itu, rumah sakit milik Pemko Medan ini, juga diterpa kabar viral di media sosial terkait tudingan diduga menetapkan diagnosis Covid-19 terhadap bayi perempuan bernama Khayra Hanifah Al Maghfirah. Namun, kabar tersebut dibantah pihak rumah sakit. (ris/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/