31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Selaput Pembungkus Bisa Berubah jadi Kulit

istimewa/SUMUT POS
DIRAWAT:
Alifa Adzkiya Shakila Ritonga, dengan kondisi usus di luar tubuh, tengah mendapatkan perawatan di RSUP H Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Alifa Adzkiya Shakila Ritonga, anak pasangan Syahyanti Solin (25) dan Nurul Azmi Ritonga (25), asal Kisaran ini, sudah mendapatkan perawatan konservatif di RSUP H Adam Malik Medan.

Bayi perempuan yang lahir ususnya di luar tubuh, akan dilakukan tindakan yang kompleks, jika ada timbul inveksi di tubuhnya. Meski ususnya di luar tubuh, namun masih terbungkus selaput. Dokter Penanggungjawab Pasien, dr Erjan Fikri SpBA (K) mengatakan, selaput tersebut bisa berubah menjadi kulit.

Namun, ada kalanya kondisi yang dialami bayi baru lahir ini, selaputnya pecah, sehingga terpaksa dilakukan operasi. Selain ada selaput yang menutupi, jenis yang lain bayi memang lahir ususnya di luar dan tidak ada pembungkus sama sekali. Untuk kasus ini, harus mendapat pertolongan segera. “Tapi untuk semua kasus, sangat tergantung dari perawatan sebelum dilahirkan, Sebab sebelum bayi dilahirkan, saat hamil sudah terdeteksi oleh ahli kandungan,” katadia.

Erjan memaparkan, penyenbab terjadinya kasus usus di luar ini di antaranya, terpapar asap rokok, ibu kurang gizi dan ada penyakit tertentu yang diderita ibu saat hamil. Kasus bayi dengan usus di luar tubuh itu, mortalitasnya cukup tinggi. Untuk itu, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit, agar tidak terkena infeksi.

“Jadi perlu kita anjurkan hendaknya, rumah sakit daerah memiliki ahli obgyn dan alat USG. Dengan begitu sejak masih dalam kandungan sudah diketahui ada kelainan. Saat melahirkan bisa dirujuk ke rumah sakit untuk tindakan sesar. Bila melahirkan normal resiko pecah, robek, kena infeksi cukup tinggi. Selain itu bayi bisa langsung dikirim ke tempat khusus, dan ditangani dokter ahli neonatilogis,” ujar Erjan.

Erjan mengatakan, bayi tersebut akan dilakukan operasi. Tapi, hal itu menunggu bayi sampai bayi lebih besar dan lebih kuat. Namun, Erjan tidak menjelaskan secara rinci jadwal untuk operasi itu. “Pertama masuk ke ruangan RSUP H Adam Malik, diberi asupan makanan bayi untuk melihat respon pada ususnya. Saat buang air besar dan buang air kecil masih bagus, bahkan tidak muntah,” kata dr Erjan.

Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak menyebut, bayi berinisial AASR berjenis kelamin perempuan itu masuk ke rumah sakit tipe A itu pada 31 Oktober 2018, pukul. Meski dengan kondisi usus di luar perut, secara umum kondisi bayi memiliki berat badan 4 Kg itu masih stabil.

“Bayi dalam keadaan diinfus, bagian usus di luar sudah dibungkus dengan bahan khusus,” ujarnya.

Seperti diberitakan, Alifa Adzkiya Shakila Ritonga, terlahir dengan kondisi ususnya berada di luar tubuh. Ia dirawat di RSUP H Adam Malik sejak Rabu (31/10).

Ayah sang bayi, Nurul Azmi Ritonga mengatakan, anak pertama mereka tersebut awalnya dirawat RSUD H Abdul Manan Simatupang Kisaran, Asahan. Namun akhirnya dirujuk di RSUP H Adam Malik untuk mendapat pertolongan medis agar anak mereka bisa kembali seperti bayi normal lainnya.

Azmi bercerita, usai menikah awal 2018, ia dan istrinya berangkat ke Palembang mengais rezeki bekerja di salah satu pabrik. “Selama mengandung, kami periksa kandungan di bidan, tidak ada keluhan. Usia kandungan memasuki 3 sampai 4 bulan, gerak sang bayi aktif. Pada bulan keempat, kami ingin mengetahui jenis kelamin bayi dan dokter menyarankan datang pada bulan berikutnya,” ungkapnya.

Selama mengandung, istrinya juga mengkonsumsi makanan yang sehat sesuai anjuran dari bidan yang mengikuti perkembangan kandungan sang istri.

Setelah tiba bulan Agustus, dia dan istrinya kembali ke Kisaran, Asahan untuk menanti kelahiran sang anak. Selama di Kisaran, isterinya dua kali memeriksakan kandungan ke rumah sakit swasta di Kisaran.

“Pihak rumah sakitnya mengatakan ada kelainan di bagian ususnya calon bayi kami. Awalnya kami tidak percaya ada kelainan. Karena gerak bayi kami aktif terus. Kami kemudian memeriksakan ke rumah sakit swasta lainnya pada bulan September. Rumah sakit swasta itu bilang kalau hasil USG tidak ada kelainan. Kami pun lega,” ujarnya.

Tepat pada Rabu, 31 Oktober 2018, pukul 09.30 WIB, kata Azmi, anak pertama mereka itu lahir di klinik bersalin di Kisaran secara normal. Saat itu diketahui anak mereka lahir dengan usus berada di luar tubuh.

Karena itu, bayi mereka langsung dirujuk ke RSUD H Abdul Manan Simatupang Kisaran, Asahan, untuk selanjutnya dirujuk ke RSUP H Adam Malik guna perawatan lebih intensif.

“Memang Dokter belum memberi tahu apa penyebab anak kami bisa lahir dengan kondisi seperti itu. Namun saya berharap tim medis di RSUP H Adam Malik dapat memperbaiki kondisi usus anak saya ke dalam tubuhnya. Semoga bayi kami bisa ditolong,” harapnya. (ain/ila)

istimewa/SUMUT POS
DIRAWAT:
Alifa Adzkiya Shakila Ritonga, dengan kondisi usus di luar tubuh, tengah mendapatkan perawatan di RSUP H Adam Malik Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Alifa Adzkiya Shakila Ritonga, anak pasangan Syahyanti Solin (25) dan Nurul Azmi Ritonga (25), asal Kisaran ini, sudah mendapatkan perawatan konservatif di RSUP H Adam Malik Medan.

Bayi perempuan yang lahir ususnya di luar tubuh, akan dilakukan tindakan yang kompleks, jika ada timbul inveksi di tubuhnya. Meski ususnya di luar tubuh, namun masih terbungkus selaput. Dokter Penanggungjawab Pasien, dr Erjan Fikri SpBA (K) mengatakan, selaput tersebut bisa berubah menjadi kulit.

Namun, ada kalanya kondisi yang dialami bayi baru lahir ini, selaputnya pecah, sehingga terpaksa dilakukan operasi. Selain ada selaput yang menutupi, jenis yang lain bayi memang lahir ususnya di luar dan tidak ada pembungkus sama sekali. Untuk kasus ini, harus mendapat pertolongan segera. “Tapi untuk semua kasus, sangat tergantung dari perawatan sebelum dilahirkan, Sebab sebelum bayi dilahirkan, saat hamil sudah terdeteksi oleh ahli kandungan,” katadia.

Erjan memaparkan, penyenbab terjadinya kasus usus di luar ini di antaranya, terpapar asap rokok, ibu kurang gizi dan ada penyakit tertentu yang diderita ibu saat hamil. Kasus bayi dengan usus di luar tubuh itu, mortalitasnya cukup tinggi. Untuk itu, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit, agar tidak terkena infeksi.

“Jadi perlu kita anjurkan hendaknya, rumah sakit daerah memiliki ahli obgyn dan alat USG. Dengan begitu sejak masih dalam kandungan sudah diketahui ada kelainan. Saat melahirkan bisa dirujuk ke rumah sakit untuk tindakan sesar. Bila melahirkan normal resiko pecah, robek, kena infeksi cukup tinggi. Selain itu bayi bisa langsung dikirim ke tempat khusus, dan ditangani dokter ahli neonatilogis,” ujar Erjan.

Erjan mengatakan, bayi tersebut akan dilakukan operasi. Tapi, hal itu menunggu bayi sampai bayi lebih besar dan lebih kuat. Namun, Erjan tidak menjelaskan secara rinci jadwal untuk operasi itu. “Pertama masuk ke ruangan RSUP H Adam Malik, diberi asupan makanan bayi untuk melihat respon pada ususnya. Saat buang air besar dan buang air kecil masih bagus, bahkan tidak muntah,” kata dr Erjan.

Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak menyebut, bayi berinisial AASR berjenis kelamin perempuan itu masuk ke rumah sakit tipe A itu pada 31 Oktober 2018, pukul. Meski dengan kondisi usus di luar perut, secara umum kondisi bayi memiliki berat badan 4 Kg itu masih stabil.

“Bayi dalam keadaan diinfus, bagian usus di luar sudah dibungkus dengan bahan khusus,” ujarnya.

Seperti diberitakan, Alifa Adzkiya Shakila Ritonga, terlahir dengan kondisi ususnya berada di luar tubuh. Ia dirawat di RSUP H Adam Malik sejak Rabu (31/10).

Ayah sang bayi, Nurul Azmi Ritonga mengatakan, anak pertama mereka tersebut awalnya dirawat RSUD H Abdul Manan Simatupang Kisaran, Asahan. Namun akhirnya dirujuk di RSUP H Adam Malik untuk mendapat pertolongan medis agar anak mereka bisa kembali seperti bayi normal lainnya.

Azmi bercerita, usai menikah awal 2018, ia dan istrinya berangkat ke Palembang mengais rezeki bekerja di salah satu pabrik. “Selama mengandung, kami periksa kandungan di bidan, tidak ada keluhan. Usia kandungan memasuki 3 sampai 4 bulan, gerak sang bayi aktif. Pada bulan keempat, kami ingin mengetahui jenis kelamin bayi dan dokter menyarankan datang pada bulan berikutnya,” ungkapnya.

Selama mengandung, istrinya juga mengkonsumsi makanan yang sehat sesuai anjuran dari bidan yang mengikuti perkembangan kandungan sang istri.

Setelah tiba bulan Agustus, dia dan istrinya kembali ke Kisaran, Asahan untuk menanti kelahiran sang anak. Selama di Kisaran, isterinya dua kali memeriksakan kandungan ke rumah sakit swasta di Kisaran.

“Pihak rumah sakitnya mengatakan ada kelainan di bagian ususnya calon bayi kami. Awalnya kami tidak percaya ada kelainan. Karena gerak bayi kami aktif terus. Kami kemudian memeriksakan ke rumah sakit swasta lainnya pada bulan September. Rumah sakit swasta itu bilang kalau hasil USG tidak ada kelainan. Kami pun lega,” ujarnya.

Tepat pada Rabu, 31 Oktober 2018, pukul 09.30 WIB, kata Azmi, anak pertama mereka itu lahir di klinik bersalin di Kisaran secara normal. Saat itu diketahui anak mereka lahir dengan usus berada di luar tubuh.

Karena itu, bayi mereka langsung dirujuk ke RSUD H Abdul Manan Simatupang Kisaran, Asahan, untuk selanjutnya dirujuk ke RSUP H Adam Malik guna perawatan lebih intensif.

“Memang Dokter belum memberi tahu apa penyebab anak kami bisa lahir dengan kondisi seperti itu. Namun saya berharap tim medis di RSUP H Adam Malik dapat memperbaiki kondisi usus anak saya ke dalam tubuhnya. Semoga bayi kami bisa ditolong,” harapnya. (ain/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/