23.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Danau Toba Diusul jadi Lokasi Judi

MEDAN-Ide mengubah Danau Toba menjadi lokasi pariwisata yang paling diminati belum kesampaian hingga kini. Tiba-tiba muncul ide untuk menjadikan Danau Toba sebagai lokasi judi dan seks.

Adalah Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Bahauddin Manik yang menyampaikan ide tersebut. “Seks dan judi itu paling diminati, kemudian bisa saja hiburan malam. Itu ‘kan tinggal bagaimana memanage-nya,” kata Bahauddin Manik saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Pemprovsu saat sesi pembahasan kawasan Danau Toba di Convention Hall Tiara, Medan, Kamis (5/4).

Dia mengatakan, selama ini banyak tempat wisata seperti Pulau Bali. Kondisi alamnya tak berbeda jauh dengan pesona Danau Toba, hanya saja turis lebih suka ke Bali. Padahal, ketika Danau Toba dikelola dan pengunjungnya merasa terhibur dengan ragam hiburan, maka pengunjung merasa betah di kawasan Danau Toba.

“Jadi berwisata itu bukan cuma melihat-lihat saja, tapi menikmati hiburan. Kalau hanya melihat-lihat saja, itu yah cuma sekali saja datangnya,” ucapnya kepada Sumut Pos usai Musrenbang.

Ide ini juga sejalan dengan beberapa kawasan di Asia yang makin diminati wisatawan. Sebut saja Macau. Kawasan di China ini selain kuat di sisi wisata alam dan budaya, dia lebih dikenal sebagai kota judi. Lalu, di Malaysia ada Genting Highlands. Nah, yang ini sekarang disebut sebagai Las Vegas-nya Malaysia. Menyeberang ke Thailand, maka akan ada Pattaya. Ya, surga seks ternyaman di dunia. Tidak itu saja, Singapura yang dikenal sebagai tempat wisata belanja pun kini sudah dikenal sebagai kota judi. Dan terakhir, sebut saja Kota Manama. Kota di Bahrain ini dikenal sebagai “Tempat Pesta Paling Tenang di Timur Tengah”. Kota ini dekat dengan Arab Saudi dan dikenal merupakan tempat bagi orang-orang Saudi mencari kesenangan dunia, yang sulit mereka dapatkan di negara mereka sendiri. Kota ini menawarkan hal-hal haram mulai dari tempat minum-minuman, pub, klub malam sampai prostitusi.
‘’Kita konsepkan juga untuk mengadakan pertemuan di Danau Toba. Coba kalau ada judi dan seks bebas di sana, heboh semua ke sana,’’ tambah Bahauddin Manik.

Ide menata Danau Toba menjadi kawasan seks dan judi tadi langsung ditanggapi Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut, Ir Riadil Akhir Lubis. Menurut dia, ide boleh saja, hanya saja perlu dikaitkan dengan norma-norma dan aturan yang ada di negara ini. “Lokalisasi judi dan seks itu dilarang di negara ini, jadi perlu ada cara lain. Yah kalau sebatas ide, kami terima,” katanya.

Riadil memaparkan, satu kawasan wisata seperti Danau Toba memang memiliki potensi besar, hanya sekarang dari sisi pengelolaan dan membuat pengunjung betah saja. Memang ada beberapa hal yang menjadi kendalanya pertama adalah infrastruktur, perilaku masyarakat hingga kepada penataan kegiatan atau hiburan untuk pengunjungnya.

“Hiburan itu perlu untuk membuat suasana betah kepada pengunjung Danau Toba, jadi pengunjung tidak datang pagi pulang petang, tapi bisa bertahan lama di Danau Toba berhari-hari,” ujarnya.

Hal lainnya, dia menyebutkan, konsep Danau Toba memang benar-benar menjadi tempat wisata. Tapi, ke depannya, konsepnya itu bisa berkembang seiring perilaku masyarakat sekitarnya sudah benar-benar menjadi pelayan yang baik kepada pengunjungnya.

“Begitupun, kami tidak lepas. Tapi kami tetap komitmen menata Danau Toba lewat kebersamaan tujuh kabupaten yang ada sekitar Danau Toba,” ujarnya.
Riadil mengakui, selama ini penataan dan pembangunan di sekitar Danau Toba dilakukan sendiri-sendiri oleh 7 kabupaten yang ada di sekitar kawasan itu. Sebenarnya, hal inilah yang bertentangan dan sudah menjadi keharusan menyatu agar secara konsep dan penataannya tepat menjaga keindahan Danau Toba.

“Bisa didengarkan dalam paparan para Kepala Bappeda masing-masing kabupaten, ada kecenderungan memiliki anggaran dan membangun di sekitaran Danau Toba. Namun, pada pembangunannya tidak sinkron dengan daerah lain. Akibatnya, penataan Danau Toba tidak sesuai konsep,” ucapnya.
Ke depan, Riadil menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan satu kesempatan dan fokus perhatian kepada Danau Toba. Pada anggaran 2013 mendatang, setiap instansi atau daerah yang berada di wilayah Danau Toba ikut menandatangani MoU tentang penataan. Gunanya, para instansi dan pemerintah kabupaten bisa sama-sama mengikuti arah dan konsep dalam menata Danau Toba.

Lebih lanjut, dia memaparkan, termasuk seperti infrastruktur jalan. Pemkab masing-masing, bisa berkoordinasi dengan pemkab daerah lainnya. “Inilah yang akan disatukan oleh Pemprovsu, sifatnya Pemprovsu jadi fasilitator untuk mengarahkan konsep penataan Danau Toba,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengaturan dan Evaluasi Dinas Bina Marga Sumut, Iswahyudi menyatakan, di sekitaran Danau Toba hanya ada jalan kabupaten dan jalan nasional. Tapi, Pemprovsu bertindak sebagai fasilitator dan membuat MoU agar kabupaten bersama-sama melakukan pembangunan.

Bandara Silangit Diperlebar

Pertemuan ini juga mengemuka usulan Dinas Perhubungan Sumut yang akan mengembangkan dua bandar udara di kawasan Danau Toba yakni Bandara Silangit dan Bandara Sibisa. Pada 2013 dimasukan anggaran perluasan landasasan Bandara Silangit dari 2.400 m2 menjadi 3.000 m2 sehingga pesawat Boing 747-400 dari Jakarta dan Singapura dapat langsung mendarat di Bandara Silangit sedangkan Bandara Sibisa dikembangkan sebagai Bandara perintis.

“Memang tadi ada permintaan agar Bandara Silangit diperbesar, sehingga pesawat besar bisa mendarat,” ujarnya.(ril/dmp)

Begitupun, paparnya ide itu akan disampaikan ke Pemerintah Pusat untuk bisa ditindak lanjuti, sehingga Danau Toba yang sesuai PP No. 26/2008 tentang Kawasan Strategis Nasional (KSN) masuk diantaranya. “Jadi ada kemungkinan besar bisa disahuti, inilah saatnya bersama menata Danau Toba,” sebutnya. (ril/dmp)

MEDAN-Ide mengubah Danau Toba menjadi lokasi pariwisata yang paling diminati belum kesampaian hingga kini. Tiba-tiba muncul ide untuk menjadikan Danau Toba sebagai lokasi judi dan seks.

Adalah Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Bahauddin Manik yang menyampaikan ide tersebut. “Seks dan judi itu paling diminati, kemudian bisa saja hiburan malam. Itu ‘kan tinggal bagaimana memanage-nya,” kata Bahauddin Manik saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Pemprovsu saat sesi pembahasan kawasan Danau Toba di Convention Hall Tiara, Medan, Kamis (5/4).

Dia mengatakan, selama ini banyak tempat wisata seperti Pulau Bali. Kondisi alamnya tak berbeda jauh dengan pesona Danau Toba, hanya saja turis lebih suka ke Bali. Padahal, ketika Danau Toba dikelola dan pengunjungnya merasa terhibur dengan ragam hiburan, maka pengunjung merasa betah di kawasan Danau Toba.

“Jadi berwisata itu bukan cuma melihat-lihat saja, tapi menikmati hiburan. Kalau hanya melihat-lihat saja, itu yah cuma sekali saja datangnya,” ucapnya kepada Sumut Pos usai Musrenbang.

Ide ini juga sejalan dengan beberapa kawasan di Asia yang makin diminati wisatawan. Sebut saja Macau. Kawasan di China ini selain kuat di sisi wisata alam dan budaya, dia lebih dikenal sebagai kota judi. Lalu, di Malaysia ada Genting Highlands. Nah, yang ini sekarang disebut sebagai Las Vegas-nya Malaysia. Menyeberang ke Thailand, maka akan ada Pattaya. Ya, surga seks ternyaman di dunia. Tidak itu saja, Singapura yang dikenal sebagai tempat wisata belanja pun kini sudah dikenal sebagai kota judi. Dan terakhir, sebut saja Kota Manama. Kota di Bahrain ini dikenal sebagai “Tempat Pesta Paling Tenang di Timur Tengah”. Kota ini dekat dengan Arab Saudi dan dikenal merupakan tempat bagi orang-orang Saudi mencari kesenangan dunia, yang sulit mereka dapatkan di negara mereka sendiri. Kota ini menawarkan hal-hal haram mulai dari tempat minum-minuman, pub, klub malam sampai prostitusi.
‘’Kita konsepkan juga untuk mengadakan pertemuan di Danau Toba. Coba kalau ada judi dan seks bebas di sana, heboh semua ke sana,’’ tambah Bahauddin Manik.

Ide menata Danau Toba menjadi kawasan seks dan judi tadi langsung ditanggapi Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut, Ir Riadil Akhir Lubis. Menurut dia, ide boleh saja, hanya saja perlu dikaitkan dengan norma-norma dan aturan yang ada di negara ini. “Lokalisasi judi dan seks itu dilarang di negara ini, jadi perlu ada cara lain. Yah kalau sebatas ide, kami terima,” katanya.

Riadil memaparkan, satu kawasan wisata seperti Danau Toba memang memiliki potensi besar, hanya sekarang dari sisi pengelolaan dan membuat pengunjung betah saja. Memang ada beberapa hal yang menjadi kendalanya pertama adalah infrastruktur, perilaku masyarakat hingga kepada penataan kegiatan atau hiburan untuk pengunjungnya.

“Hiburan itu perlu untuk membuat suasana betah kepada pengunjung Danau Toba, jadi pengunjung tidak datang pagi pulang petang, tapi bisa bertahan lama di Danau Toba berhari-hari,” ujarnya.

Hal lainnya, dia menyebutkan, konsep Danau Toba memang benar-benar menjadi tempat wisata. Tapi, ke depannya, konsepnya itu bisa berkembang seiring perilaku masyarakat sekitarnya sudah benar-benar menjadi pelayan yang baik kepada pengunjungnya.

“Begitupun, kami tidak lepas. Tapi kami tetap komitmen menata Danau Toba lewat kebersamaan tujuh kabupaten yang ada sekitar Danau Toba,” ujarnya.
Riadil mengakui, selama ini penataan dan pembangunan di sekitar Danau Toba dilakukan sendiri-sendiri oleh 7 kabupaten yang ada di sekitar kawasan itu. Sebenarnya, hal inilah yang bertentangan dan sudah menjadi keharusan menyatu agar secara konsep dan penataannya tepat menjaga keindahan Danau Toba.

“Bisa didengarkan dalam paparan para Kepala Bappeda masing-masing kabupaten, ada kecenderungan memiliki anggaran dan membangun di sekitaran Danau Toba. Namun, pada pembangunannya tidak sinkron dengan daerah lain. Akibatnya, penataan Danau Toba tidak sesuai konsep,” ucapnya.
Ke depan, Riadil menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan satu kesempatan dan fokus perhatian kepada Danau Toba. Pada anggaran 2013 mendatang, setiap instansi atau daerah yang berada di wilayah Danau Toba ikut menandatangani MoU tentang penataan. Gunanya, para instansi dan pemerintah kabupaten bisa sama-sama mengikuti arah dan konsep dalam menata Danau Toba.

Lebih lanjut, dia memaparkan, termasuk seperti infrastruktur jalan. Pemkab masing-masing, bisa berkoordinasi dengan pemkab daerah lainnya. “Inilah yang akan disatukan oleh Pemprovsu, sifatnya Pemprovsu jadi fasilitator untuk mengarahkan konsep penataan Danau Toba,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengaturan dan Evaluasi Dinas Bina Marga Sumut, Iswahyudi menyatakan, di sekitaran Danau Toba hanya ada jalan kabupaten dan jalan nasional. Tapi, Pemprovsu bertindak sebagai fasilitator dan membuat MoU agar kabupaten bersama-sama melakukan pembangunan.

Bandara Silangit Diperlebar

Pertemuan ini juga mengemuka usulan Dinas Perhubungan Sumut yang akan mengembangkan dua bandar udara di kawasan Danau Toba yakni Bandara Silangit dan Bandara Sibisa. Pada 2013 dimasukan anggaran perluasan landasasan Bandara Silangit dari 2.400 m2 menjadi 3.000 m2 sehingga pesawat Boing 747-400 dari Jakarta dan Singapura dapat langsung mendarat di Bandara Silangit sedangkan Bandara Sibisa dikembangkan sebagai Bandara perintis.

“Memang tadi ada permintaan agar Bandara Silangit diperbesar, sehingga pesawat besar bisa mendarat,” ujarnya.(ril/dmp)

Begitupun, paparnya ide itu akan disampaikan ke Pemerintah Pusat untuk bisa ditindak lanjuti, sehingga Danau Toba yang sesuai PP No. 26/2008 tentang Kawasan Strategis Nasional (KSN) masuk diantaranya. “Jadi ada kemungkinan besar bisa disahuti, inilah saatnya bersama menata Danau Toba,” sebutnya. (ril/dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/