28.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Tim Gabungan Beraksi Lagi

triadi/sumut pos PASAR INDUK: Ribuan pedagang memadati Pasar Induk di Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan, Selasa (31/3) dini hari.
triadi/sumut pos
PASAR INDUK: Ribuan pedagang memadati Pasar Induk di Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan, Selasa (31/3) dini hari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Selama dua hari Tim Gabungan Satpol PP, TNI, dan Polri, tidak melakukan penertiban terhadap pedagang di seputaran Jalan Sutomo. Hal ini membuat para pedagang leluasa berjualan kembali di kawasan Jalan Sutomo, Jalan Seram, Jalan Sei Kera, serta Jalan Bintang.

Padahal sebelumnya kawasan itu selama empat hari sudah steril dari pedagang sayur mayor dan PKL, menyusul dilakukannya penertiban sekaligus penutupan 19 titik akses masuk oleh tim gabungan. Bukan hanya itu, Jalan Veteran juga ikut mulai menggeliat. Para pedagang kembali beraktivitas, mereka menggelar lapak di sisi kiri maupun kanan jalan dengan diterangi lampu. Meski sampai pukul 02.00 WIB belum terlihat ada pembeli yang dating, namun dagangan mereka telah tersaji dengan rapi.

Menyikapi kondisi ini, Kepala Satpol PP Kota Medan M Sofyan mengaku akan kembali melakukan penertiban. Menurutnya, tim terpadu yang terdiri dari unsur Muspida Plus yang terdiri dari 700 petugas akan melakukan penyisiran terhadap lokasi pedagang yang masih berjualan pada Senin (6/4) dini hari.

“Memang dua hari kemarin kita mundur untuk menenangkan situasi di lapangan. Jadi intinya, yang akan kita lakukan nanti (tadi, Red) malam, adalah penegakan perda, sehingga tidak ada pedagang yang berjualan di badan Jalan. Tim mulai bergerak ketika pedagang memulai aktivitas,” kata Sofyan ketika dihubungi Sumut Pos, Minggu (5/4).

Ditemui di Jalan Sutomo, Direktur Pengembangan dan SDM PD Pasar Osman Manalu mengakui, tim gabungan sudah dua malam tidak berjaga di kawasan Jalan Sutomo, termasuk 19 titik yang menjadi akses masuk menuju seputaran Jalan Sutomo.

“Sudah dua malam ini tim gabungan tidak berjaga-jaga lagi di sini. Padahal kehadiran mereka sangat dibutuhkankan untuk membuat para pedagang tidak berjualan, terutama di sepanjang Jalan Sutomo. Berhubung tim gabungan tidak berjaga lagi, maka kamilah (petugas PD Pasar) yang akan berjaga sampai pagi,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Medan, Godfried Efendi Lubis mengatakan, tim gabungan yang dibentuk Pemko Medan harus mampu bersikap tegas terhadap para pedagang. Kejadian Pasar Sukaramai, kata dia, bisa terjadi di Pasar Induk. Dimana hal itu terjadi akibat ketidaktegasan Pemko Medan terhadap keberadaan pedagang kaki lima (PKL).

Menurutnya, lokasi Pasar Induk yang terlalu jauh dari pusat Kota akan menjadi bahan pertimbangan para pedagang untuk kembali berjualan di seputaran Jalan Sutomo.

“Kalau pedagang masih boleh berjualan, pedagang yang di Pasar Induk bukan tidak mungkin memilih kembali berjualan di Jalan Sutomo,” katanya.

Politisi Gerindra itu meminta agar tim terpadu jangan sampai kecolongan lagi dalam menghadapi pedagang, terutama dalam memblokade jalan yang menjadi akses masuk pedagang.

“Kalau pedagangnya tidak bisa dibendung, barang dagangannya yang dihambat masuk,” jelasnya.

Akses menuju Pasar Induk, lanjut Godfried, harus menjadi fokus Pemko Medan. Sebab, saat ini masih minim penerangan sehingga banyak pedagang yang masih takut melintasi kawasan tersebut.

Bukan hanya itu, dia juga meminta kepada Polresta Medan untuk membuat pos Polisi pembantu di dekat lokasi Pasar Induk. “Kalau ada polisi, pedagang akan lebih nyaman. Apalagi aktivitas pedagang itu mulai dini hari,” sebutnya.

Keberadaan bank cabang pembantu yang mampu beroperasi pada dini hari, diakui Godfried juga perlu menjadi pertimbangan Pemko Medan. “Pedagang tentu takut memegang uang, kalau ada bank tentu pedagang akan merasa aman dan tenang,” bebernya.

Sementara itu, Anggota DPRD Medan Fraksi PDIP , Hasyim mengatakan PD Pasar harus melakukan pendataan yang jelas terhadap seluruh pedagang di Jalan Sutomo.

“Kita nggak tahu bagaimana fasilitas di Pasar Induk, apakah cukup menampung pedagang. Maka kita sarankan data dulu yang jelas pedagang di seputaran Jalan Sutomo itu, baru direlokasi,” ujar Hasyim.

Berdasarkan pendataan tersebut, dapat diketahui apakah daya tampungnya perlu dilakukan penambahan atau tidak. “Karena kita melihat, daya tampung tak memadai, mereka ya pasti milih bertahankan di situ (Jalan Sutomo),” cetusnya.

Belum lagi, ungkap Hasyim, dari info yang didapat para pedagang yang tidak tertampung berpotensi bermigrasi ke pasar-pasar lain selain Pasar Induk Tuntungan. Fakta lainnya, sebutnya, ada sebagian pedagang memilih pindah kepasar di luar Kota Medan.

“Jadi, nanti mereka ini mau lari, ada yang ke Deliserdang, ini harusnya dipikirkan oleh Pemko,” tegasnya.

Dikatakannya, ini sangat tergantung dari kebijakan Pemko untuk menuntaskannya. Karena, realita sesungguhnya kehadiran Pasar Induk tersebut akan memberikan perbedaan harga yang signifikan, khususnya bagi komoditas pangan yang dihasilkan dari wilayah Tanah Karo.

Sebab, memang ada perbedaan jarak yang sangat signifikan antara Tuntungan dan Sutomo. Dan Tuntungan lebih dekat dengan sumber penghasil komoditas tersebut.

“Dan, kehadiran pasar induk merupakan suatu kebijakan yang saya yakin tingkat keseimbangan akan terbentuk antara persediaan dan permintaan nantinya. Jadi tak perlu kuatir hilang pelanggan atau pendapatan jika pasar harus pindah,” tegasnya.(dik/adz)

triadi/sumut pos PASAR INDUK: Ribuan pedagang memadati Pasar Induk di Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan, Selasa (31/3) dini hari.
triadi/sumut pos
PASAR INDUK: Ribuan pedagang memadati Pasar Induk di Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan, Selasa (31/3) dini hari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Selama dua hari Tim Gabungan Satpol PP, TNI, dan Polri, tidak melakukan penertiban terhadap pedagang di seputaran Jalan Sutomo. Hal ini membuat para pedagang leluasa berjualan kembali di kawasan Jalan Sutomo, Jalan Seram, Jalan Sei Kera, serta Jalan Bintang.

Padahal sebelumnya kawasan itu selama empat hari sudah steril dari pedagang sayur mayor dan PKL, menyusul dilakukannya penertiban sekaligus penutupan 19 titik akses masuk oleh tim gabungan. Bukan hanya itu, Jalan Veteran juga ikut mulai menggeliat. Para pedagang kembali beraktivitas, mereka menggelar lapak di sisi kiri maupun kanan jalan dengan diterangi lampu. Meski sampai pukul 02.00 WIB belum terlihat ada pembeli yang dating, namun dagangan mereka telah tersaji dengan rapi.

Menyikapi kondisi ini, Kepala Satpol PP Kota Medan M Sofyan mengaku akan kembali melakukan penertiban. Menurutnya, tim terpadu yang terdiri dari unsur Muspida Plus yang terdiri dari 700 petugas akan melakukan penyisiran terhadap lokasi pedagang yang masih berjualan pada Senin (6/4) dini hari.

“Memang dua hari kemarin kita mundur untuk menenangkan situasi di lapangan. Jadi intinya, yang akan kita lakukan nanti (tadi, Red) malam, adalah penegakan perda, sehingga tidak ada pedagang yang berjualan di badan Jalan. Tim mulai bergerak ketika pedagang memulai aktivitas,” kata Sofyan ketika dihubungi Sumut Pos, Minggu (5/4).

Ditemui di Jalan Sutomo, Direktur Pengembangan dan SDM PD Pasar Osman Manalu mengakui, tim gabungan sudah dua malam tidak berjaga di kawasan Jalan Sutomo, termasuk 19 titik yang menjadi akses masuk menuju seputaran Jalan Sutomo.

“Sudah dua malam ini tim gabungan tidak berjaga-jaga lagi di sini. Padahal kehadiran mereka sangat dibutuhkankan untuk membuat para pedagang tidak berjualan, terutama di sepanjang Jalan Sutomo. Berhubung tim gabungan tidak berjaga lagi, maka kamilah (petugas PD Pasar) yang akan berjaga sampai pagi,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Medan, Godfried Efendi Lubis mengatakan, tim gabungan yang dibentuk Pemko Medan harus mampu bersikap tegas terhadap para pedagang. Kejadian Pasar Sukaramai, kata dia, bisa terjadi di Pasar Induk. Dimana hal itu terjadi akibat ketidaktegasan Pemko Medan terhadap keberadaan pedagang kaki lima (PKL).

Menurutnya, lokasi Pasar Induk yang terlalu jauh dari pusat Kota akan menjadi bahan pertimbangan para pedagang untuk kembali berjualan di seputaran Jalan Sutomo.

“Kalau pedagang masih boleh berjualan, pedagang yang di Pasar Induk bukan tidak mungkin memilih kembali berjualan di Jalan Sutomo,” katanya.

Politisi Gerindra itu meminta agar tim terpadu jangan sampai kecolongan lagi dalam menghadapi pedagang, terutama dalam memblokade jalan yang menjadi akses masuk pedagang.

“Kalau pedagangnya tidak bisa dibendung, barang dagangannya yang dihambat masuk,” jelasnya.

Akses menuju Pasar Induk, lanjut Godfried, harus menjadi fokus Pemko Medan. Sebab, saat ini masih minim penerangan sehingga banyak pedagang yang masih takut melintasi kawasan tersebut.

Bukan hanya itu, dia juga meminta kepada Polresta Medan untuk membuat pos Polisi pembantu di dekat lokasi Pasar Induk. “Kalau ada polisi, pedagang akan lebih nyaman. Apalagi aktivitas pedagang itu mulai dini hari,” sebutnya.

Keberadaan bank cabang pembantu yang mampu beroperasi pada dini hari, diakui Godfried juga perlu menjadi pertimbangan Pemko Medan. “Pedagang tentu takut memegang uang, kalau ada bank tentu pedagang akan merasa aman dan tenang,” bebernya.

Sementara itu, Anggota DPRD Medan Fraksi PDIP , Hasyim mengatakan PD Pasar harus melakukan pendataan yang jelas terhadap seluruh pedagang di Jalan Sutomo.

“Kita nggak tahu bagaimana fasilitas di Pasar Induk, apakah cukup menampung pedagang. Maka kita sarankan data dulu yang jelas pedagang di seputaran Jalan Sutomo itu, baru direlokasi,” ujar Hasyim.

Berdasarkan pendataan tersebut, dapat diketahui apakah daya tampungnya perlu dilakukan penambahan atau tidak. “Karena kita melihat, daya tampung tak memadai, mereka ya pasti milih bertahankan di situ (Jalan Sutomo),” cetusnya.

Belum lagi, ungkap Hasyim, dari info yang didapat para pedagang yang tidak tertampung berpotensi bermigrasi ke pasar-pasar lain selain Pasar Induk Tuntungan. Fakta lainnya, sebutnya, ada sebagian pedagang memilih pindah kepasar di luar Kota Medan.

“Jadi, nanti mereka ini mau lari, ada yang ke Deliserdang, ini harusnya dipikirkan oleh Pemko,” tegasnya.

Dikatakannya, ini sangat tergantung dari kebijakan Pemko untuk menuntaskannya. Karena, realita sesungguhnya kehadiran Pasar Induk tersebut akan memberikan perbedaan harga yang signifikan, khususnya bagi komoditas pangan yang dihasilkan dari wilayah Tanah Karo.

Sebab, memang ada perbedaan jarak yang sangat signifikan antara Tuntungan dan Sutomo. Dan Tuntungan lebih dekat dengan sumber penghasil komoditas tersebut.

“Dan, kehadiran pasar induk merupakan suatu kebijakan yang saya yakin tingkat keseimbangan akan terbentuk antara persediaan dan permintaan nantinya. Jadi tak perlu kuatir hilang pelanggan atau pendapatan jika pasar harus pindah,” tegasnya.(dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/