27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Kesbanglinmas Dituding Bersalah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bentrokan sesama anggota Laskar Merah Putih (LMP) di Desa Mulio Rejo, Sunggal membuat 3 pemuda menderita luka bacokan. Tindak kekerasan itu disebut-sebut karena sikap Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) tidak tegas menindak adanya kubu LMP tak terdaftar.

Setelah sebelumnya wartawan menemui Ponidi yang mengklaim sebagai Ketua LMP, kemarin (5/5) giliran Marlon Purba, dengan klaimnya pula.

Saat ditemui di markas Laskar Merah Putih Jl. Jermal XV, Marlon Purba mengatakan jika bentrokan tersebut terjadi saat ia bersama beberapa anggotanya hendak menemui Ponidi yang diketahui mendirikan LMP Sumut versinya sendiri. Maksud Marlon bersama anggotnya adalah guna menanyakan keabsahan LMP pimpinan Ponidi.

Namun saat menuju ke lokasi, tepatnya di sekitar Desa Mulio Rejo, Sunggal rombongan Marlon dilempari batu oleh sekelompok pemuda. Tak hanya itu, sekelompok pria bertombak pun turut melakukan penyerangan.

“Kami memang hendak menemui Ponidi guna menanyakan keabsahannya sebagai pimpinan Laskar Merah Putih. Karena yang terdaftar di Kesbanglinmas itu adalah Laskar Merah Putih yang saya pimpin,” ucap Marlon Purba.

Dikatakan Marlon, jika bentrokan antara pihaknya dengan kelompok Ponidi akan terus berlanjut apabila Kesbanglinmas tak menindak tegas LMP yang tak terdaftar secara resmi.

“Kami sudah jelas terdaftar di Kesbanglinmas Nomor 220-2396/BKB.P-PM dan itu sudah ada sejak 29 November 2010. Tapi kenapa bisa ada LMP tandingan. Ini berarti Kesbanglinmas tak tegas dan membiarkan itu. Sementara dalam undang-undang ormas, tidak bisa nama organisasi sama, lambang sama, atribut sama,” kata Marlon.

Dijelaskan Marlon, jika kericuhan dan bentrokan akan terus terjadi apabila Kesbanglinmas melakukan pembiaran. “Bentrokan atau pertumpahan darah akan terus terjadi kalau Kesbanglinmas tak bertindak tegas dalam hal ini. Karena kamilah yang sah terdaftar sementara kubu lain pimpinan di Ponidi itu tidak sah dan dari mana SK nya,” kata mantan anggota Polri ini.

Usai bentrok, pihak Marlon Purba mengamankan plang Laskar Merah Putih pimpinan Ponidi yang dianggap tidak sah. Dikatakannya, jika plang tersebut akan dijadikan sebagai alat bukti.

Sementara itu, Ponidi mengatakan jika Marlon Purba hanya meneruskan mandat ketua LMP Sumut lama Kliwon yang telah meninggal dunia. Ponidi mengatakan jika dia adalah pemimpin LMP Sumut yang sah.

“Marlon Purba hanya meneruskan mandat ketua lama Kliwon yang meninggal dunia. Saya ketua LMP Sumut yang sah, dan saya yang dipercaya. Dalam kasus ini, kami percayakan kepada polisi saja,” kata Ponidi. (wel/bd)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bentrokan sesama anggota Laskar Merah Putih (LMP) di Desa Mulio Rejo, Sunggal membuat 3 pemuda menderita luka bacokan. Tindak kekerasan itu disebut-sebut karena sikap Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) tidak tegas menindak adanya kubu LMP tak terdaftar.

Setelah sebelumnya wartawan menemui Ponidi yang mengklaim sebagai Ketua LMP, kemarin (5/5) giliran Marlon Purba, dengan klaimnya pula.

Saat ditemui di markas Laskar Merah Putih Jl. Jermal XV, Marlon Purba mengatakan jika bentrokan tersebut terjadi saat ia bersama beberapa anggotanya hendak menemui Ponidi yang diketahui mendirikan LMP Sumut versinya sendiri. Maksud Marlon bersama anggotnya adalah guna menanyakan keabsahan LMP pimpinan Ponidi.

Namun saat menuju ke lokasi, tepatnya di sekitar Desa Mulio Rejo, Sunggal rombongan Marlon dilempari batu oleh sekelompok pemuda. Tak hanya itu, sekelompok pria bertombak pun turut melakukan penyerangan.

“Kami memang hendak menemui Ponidi guna menanyakan keabsahannya sebagai pimpinan Laskar Merah Putih. Karena yang terdaftar di Kesbanglinmas itu adalah Laskar Merah Putih yang saya pimpin,” ucap Marlon Purba.

Dikatakan Marlon, jika bentrokan antara pihaknya dengan kelompok Ponidi akan terus berlanjut apabila Kesbanglinmas tak menindak tegas LMP yang tak terdaftar secara resmi.

“Kami sudah jelas terdaftar di Kesbanglinmas Nomor 220-2396/BKB.P-PM dan itu sudah ada sejak 29 November 2010. Tapi kenapa bisa ada LMP tandingan. Ini berarti Kesbanglinmas tak tegas dan membiarkan itu. Sementara dalam undang-undang ormas, tidak bisa nama organisasi sama, lambang sama, atribut sama,” kata Marlon.

Dijelaskan Marlon, jika kericuhan dan bentrokan akan terus terjadi apabila Kesbanglinmas melakukan pembiaran. “Bentrokan atau pertumpahan darah akan terus terjadi kalau Kesbanglinmas tak bertindak tegas dalam hal ini. Karena kamilah yang sah terdaftar sementara kubu lain pimpinan di Ponidi itu tidak sah dan dari mana SK nya,” kata mantan anggota Polri ini.

Usai bentrok, pihak Marlon Purba mengamankan plang Laskar Merah Putih pimpinan Ponidi yang dianggap tidak sah. Dikatakannya, jika plang tersebut akan dijadikan sebagai alat bukti.

Sementara itu, Ponidi mengatakan jika Marlon Purba hanya meneruskan mandat ketua LMP Sumut lama Kliwon yang telah meninggal dunia. Ponidi mengatakan jika dia adalah pemimpin LMP Sumut yang sah.

“Marlon Purba hanya meneruskan mandat ketua lama Kliwon yang meninggal dunia. Saya ketua LMP Sumut yang sah, dan saya yang dipercaya. Dalam kasus ini, kami percayakan kepada polisi saja,” kata Ponidi. (wel/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/