MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekitar dua ribuan pedagang dari berbagai pasar yang bernaung di Pemko Medan akan turun ke jalan pada 9 dan 10 Juli mendatang. Mereka menuntut agar Dirut PD Pasar Rusdi Sinuraya dicopot karena dinilai gagal menjalankan tanggung jawab dan amanah dengan baik. Aksi ini berpotensi ricuh, mengingat pedagang turut dibantu Pospera dan mahasiswa (anak-anak pedagang) dalam aksi tersebut.
Ketua Komisi C DPRD Medan Boydo HK Panjaitan mengaku sudah mendengar informasi demonstrasi besar-besaran pedagang ini. Hanya saja ia menilai, kebijakan mana yang perlu disoroti pedagang sehingga meminta pencopotan Rusdi Sinuraya selaku Dirut PD Pasar.
“Saya pikir tuntutannya kurang tepat. Sebab masing-masing pedagang punya pandangan berbeda, atas kondisi permasalahan di pasar mereka. Contoh seperti pedagang Pasar Kampunglalang dan Pasar Aksara. Keduanya kan punya masalah yang berbeda,” katanya.
Menurutnya, kedua masalah tersebut tak terlepas dari peran Pemko Medan yang sampai sekarang lambat menangani itu. “Yang kita pahami kan mentoknya karena keterlambatan Pemko sendiri. Toh si dirut bekerja tidak mungkin gak laporan ke wali kota,” katanya.
Yang terpenting, kata politisi PDIP ini, muara dari aksi ribuan pedagang itu nanti, tidak seperti demonstrasi sebelumnya. “Kalau tempo hari itu memang tidak benar. Masak ada orang lain yang seenaknya mengatur mutasi karyawan di sana. Tetapi untuk kali ini, kami pertanyakan kebijakan mana yang disorot,” katanya.
Ia menambahkan pencopotan dirut PD Pasar tidak akan menyelesaikan masalah. “Alhasil energi kita habis di situ saja. Apa yang menjadi goal dari PD Pasar tidak akan sampai. Toh kalaupun dirutnya diganti, belum tentu juga mampu menyelesaikan persoalan pasar yang ada,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Daerah Kota Medan Rusdi Sinuraya, terlihat santai menanggapi gerakan massif karyawannya pada 9 dan 10 Juli mendatang. Rusdi menyebut hal tersebut bagian dari kritik membangun terhadap dirinya dan jajaran PD Pasar Kota Medan.
“Aksi demo itu saya pikir bagian dari koreksi positif. Dari penyampaian aspirasi yang akan mereka sampaikan, merupakan pekerjaan rumah saya dan jajaran. Silahkan saja dan itu (demo) sah-sah saja dilakukan,” katanya kepada Sumut Pos di Balaikota Medan, Rabu (5/7).
Menurutnya, pihaknya saat ini telah melakukan pembenahan. Ia contohkan seperti perbaikan sarana prasarana dan fasilitas di Pasar Petisah, yang baru-baru ini mereka tata ulang dengan rapi.”Kami akan tetap fokus bekerja selama masih diberi amanah dan tanggung jawab. Penyampaian aspirasi dan masukan dalam bentuk apapun, kami akan mendengar dan menampungnya,” katanya.
Pihaknya kini tengah fokus merealisasikan program pembenahan pasar tradisional seperti Pasar Petisah. Tak hanya itu, berbagai prasarana dan fasilitas pasar tradisional yang ada menjadi bagian prioritas untuk diwujudkan.
“Kami hanya ingin mengembalikan fungsi pasar sebagaimana mestinya. Memperbaiki kondisi dan lingkungannya secara maksimal. Seperti memindahkan pedagang kaki lima yang selalu hadir di pasar tradisional.