SUMUTPOS.CO – “SEMUA terdiam, semua berkabung. Doa kami menyertaimu di setiap tetes air mata yang kami keluarkan. Semua tentang kita akan tetap menjadi kenangan. Semua tentang kita akan menempati memori tersendiri bagi kami.
Kami yang kau tinggalkan hanya bisa memanjatkan doa, untuk kebaikanmu di alam yang baru. Maaf apabila airmata ini masih terus berurai. Kami hanya masih belum mampu untuk menjalani hari tanpa candamu. Kami tau, kami harus bisa. Kau pasti paham bahwa kami mampu melalui semua ini. Selamat jalan Sobat… Kau adalah saudara, kau adalah sahabat.”
Demikian ungkapan puluhan mahasiswi semester enam program studi S1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Perguruan Sultan Agung, Rabu (4/7) sekira pukul 19.30 WIB di halaman YP Sultan Agung, Jalan Surabaya, Kecamatan Siantar Barat.
Ya, malam itu ratusan mahasiswa, para dosen dan keluarga korban kapal KM SInar Bangun yang tenggelam di Danau Toba berkumpul. Mereka menyalakan lilin sebagai ungkapan duka atas banyaknya nyawa melayang, terkhusus salah seorang korban adalah mahasiswa STIE Sultan Agung. Ia adalah Lusi Nurbayati br Sitanggang, warga Kelurahan Tambun Nabolon, Siantar Martoba.
Tak hanya itu, ratusan orang yang hadir di sana juga ikut membacakan beberapa ayat Alquran dan mendoakan Lusi dan abangnya yang ikut tenggelam dan korban KM Sinar Bangun lainnya.
Air mata tumpah saat teman-teman satu lokal korban mengungkapkan perasaan mereka yang kehilangan sosok Lusi yang dikenal baik di kampus. Baik dosen, mahasiswa dan keluarga korban yang hadir di sana menangis. Bahkan salah seorang kerabat Lusi tampak tersedu-sedu, sehingga harus ditenangkan oleh dosen dan mahasiswi lain.
SUMUTPOS.CO – “SEMUA terdiam, semua berkabung. Doa kami menyertaimu di setiap tetes air mata yang kami keluarkan. Semua tentang kita akan tetap menjadi kenangan. Semua tentang kita akan menempati memori tersendiri bagi kami.
Kami yang kau tinggalkan hanya bisa memanjatkan doa, untuk kebaikanmu di alam yang baru. Maaf apabila airmata ini masih terus berurai. Kami hanya masih belum mampu untuk menjalani hari tanpa candamu. Kami tau, kami harus bisa. Kau pasti paham bahwa kami mampu melalui semua ini. Selamat jalan Sobat… Kau adalah saudara, kau adalah sahabat.”
Demikian ungkapan puluhan mahasiswi semester enam program studi S1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Perguruan Sultan Agung, Rabu (4/7) sekira pukul 19.30 WIB di halaman YP Sultan Agung, Jalan Surabaya, Kecamatan Siantar Barat.
Ya, malam itu ratusan mahasiswa, para dosen dan keluarga korban kapal KM SInar Bangun yang tenggelam di Danau Toba berkumpul. Mereka menyalakan lilin sebagai ungkapan duka atas banyaknya nyawa melayang, terkhusus salah seorang korban adalah mahasiswa STIE Sultan Agung. Ia adalah Lusi Nurbayati br Sitanggang, warga Kelurahan Tambun Nabolon, Siantar Martoba.
Tak hanya itu, ratusan orang yang hadir di sana juga ikut membacakan beberapa ayat Alquran dan mendoakan Lusi dan abangnya yang ikut tenggelam dan korban KM Sinar Bangun lainnya.
Air mata tumpah saat teman-teman satu lokal korban mengungkapkan perasaan mereka yang kehilangan sosok Lusi yang dikenal baik di kampus. Baik dosen, mahasiswa dan keluarga korban yang hadir di sana menangis. Bahkan salah seorang kerabat Lusi tampak tersedu-sedu, sehingga harus ditenangkan oleh dosen dan mahasiswi lain.