30 C
Medan
Monday, May 6, 2024

“Kau Bohongi Mamak Nak, Katamu ke Berastagi, Bawakan Stawberry…

Foto: Adi/Metro Siantar/SMG
Farni (55) ibu yang menunggu anaknya, Yoga Alfiano (20), dipapah suaminya, Margono (54), saat berada di pelabuhan Tigaras.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Suara tangisan histeris seorang wanita tua, tiba-tiba mengejutkan orang orang yang masih terus ramai di Posko SAR Gabungan Pelabuhan Tigaras.

Dengan menghempaskan diri di dinding bangunan loket Kapal Fery, Farni (55) warga Pematangsiantar, menangis sejadinya setelah melihat nama Yoga Alfiano (20), tertulis di kertas pengumuman daftar orang yang dilaporkan turut menjadi korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Senin (18/6) lalu.

“Kemarin kau bilang, kau mau ke Berastagi, Nak. Kau bohongi Mamak. Kau bilang, mau kau bawa stroberry untuk mamak. Rupanya ke Samosir kau, Nak,” raung Farni mengenang saat-saat terakhir kalinya bertemu. Ia enangis sejadinya, seakan tidak peduli lagi dengan sekelilingnya.

Luapan kesedihan yang sangat mendalam yang ditunjukkan oleh Farni atas kehilangan putra bungsunya itu, membuat suaminya Margono (54) terus membujuk istrinya itu. Sang suami meminta sang istri gar dapat sabar dan tabah menghadapi musibah yang dialami mereka.

Kalimat membujuk istrinya terus dilontarkannya sembari memapah istrinya menuju pinggir pelabuhan Tigaras.

Walaupun sebenarnya rasa kesedihan tampak jelas di raut wajah Margono, namun ia tetap terus berupaya menenangkan istrinya yang terus menangis histeris. Saat sang istri ingin masuk ke perairan Danau Toba, dengan sigap Margono pun memeluk istrinya yang terus memaksa untuk malaksanakan keinginannya.

“Mau ke sana mamak. Mau cari anakku, di sana anakku,” kata-kata Farni keluar dari mulutnya di dalam sembari menangis dan menumpahkannya di dekapan pelukan suaminya sembari jari telunjuk tangannya menunjukkan ke arah tenggelamnya KM Sinar Bangun.

Kemudian Farni pun dipapah suaminya untuk menjauh dari pinggir Pelabuhan Tigaras.

Sembari menenangkan istrinya, kepada para awak media, Margono menceritakan anaknya itu berangkat ke Samosir dengan rombongan sebuah komunitas sepedamotor melalui darat, yakni jalur Tele, Senin (18/6) pagi.

“Ia berangkat bersama delapan temannya. Lalu, pada sore hari mereka pulang melalui jalur danau yakni Simanindo-Tigaras. Berangkat ke Tele pada Senin pagi bersama rekannya delapan orang. Itu yang dibilang kawannya yang selamat,” kata Margono mengenang kembali cerita didapatnya dari salah seorang teman anaknya yang selamat dalam kejadian tersebut. (adi)

Foto: Adi/Metro Siantar/SMG
Farni (55) ibu yang menunggu anaknya, Yoga Alfiano (20), dipapah suaminya, Margono (54), saat berada di pelabuhan Tigaras.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Suara tangisan histeris seorang wanita tua, tiba-tiba mengejutkan orang orang yang masih terus ramai di Posko SAR Gabungan Pelabuhan Tigaras.

Dengan menghempaskan diri di dinding bangunan loket Kapal Fery, Farni (55) warga Pematangsiantar, menangis sejadinya setelah melihat nama Yoga Alfiano (20), tertulis di kertas pengumuman daftar orang yang dilaporkan turut menjadi korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Senin (18/6) lalu.

“Kemarin kau bilang, kau mau ke Berastagi, Nak. Kau bohongi Mamak. Kau bilang, mau kau bawa stroberry untuk mamak. Rupanya ke Samosir kau, Nak,” raung Farni mengenang saat-saat terakhir kalinya bertemu. Ia enangis sejadinya, seakan tidak peduli lagi dengan sekelilingnya.

Luapan kesedihan yang sangat mendalam yang ditunjukkan oleh Farni atas kehilangan putra bungsunya itu, membuat suaminya Margono (54) terus membujuk istrinya itu. Sang suami meminta sang istri gar dapat sabar dan tabah menghadapi musibah yang dialami mereka.

Kalimat membujuk istrinya terus dilontarkannya sembari memapah istrinya menuju pinggir pelabuhan Tigaras.

Walaupun sebenarnya rasa kesedihan tampak jelas di raut wajah Margono, namun ia tetap terus berupaya menenangkan istrinya yang terus menangis histeris. Saat sang istri ingin masuk ke perairan Danau Toba, dengan sigap Margono pun memeluk istrinya yang terus memaksa untuk malaksanakan keinginannya.

“Mau ke sana mamak. Mau cari anakku, di sana anakku,” kata-kata Farni keluar dari mulutnya di dalam sembari menangis dan menumpahkannya di dekapan pelukan suaminya sembari jari telunjuk tangannya menunjukkan ke arah tenggelamnya KM Sinar Bangun.

Kemudian Farni pun dipapah suaminya untuk menjauh dari pinggir Pelabuhan Tigaras.

Sembari menenangkan istrinya, kepada para awak media, Margono menceritakan anaknya itu berangkat ke Samosir dengan rombongan sebuah komunitas sepedamotor melalui darat, yakni jalur Tele, Senin (18/6) pagi.

“Ia berangkat bersama delapan temannya. Lalu, pada sore hari mereka pulang melalui jalur danau yakni Simanindo-Tigaras. Berangkat ke Tele pada Senin pagi bersama rekannya delapan orang. Itu yang dibilang kawannya yang selamat,” kata Margono mengenang kembali cerita didapatnya dari salah seorang teman anaknya yang selamat dalam kejadian tersebut. (adi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/